Melapuk jiwaku dalam kerentanan
Menunggu waktu sebuah hantaman
Mencerai beraikan segala isi jiwaku
Menyebar dan tak akan berpulang
Melemah diri dalam waktu-waktuku
Menanti siraman si jahat
Memberangus dan melenyapkan smua diriku
Menghilang, terus menghilang entah kemana
Kepada siapakah....ya, kepada siapa
Kutaruh lapukku? Kuletakkan rentanku?
Kujangkarkan seluruh hidupku
Agar aku berada dalam asramaku
Hanya kepada Gunung Batu
Yang kokoh tak tergoyah
Hanya kepada pimpinan
Yang berkuasa tak terbanding
Hanya Engkaulah Tuhan, hanya Engkau
Friday, October 26, 2007
Friday, October 19, 2007
Biarlah Aku
Biarlah aku,
menjadi awan mendung
menaungi jutaan mahluk
memberikan sukacita
walau berhujung
kepada hujan air mata
deras dimalam sepi
Biarlah aku,
menjadi pohon cemara
yang menjulang tinggi
dan berdiri tegar
menyejukkan sekitarku
dan meneduhkan duniaku
walau ku harus
dihajar angin kencang
menahan sengat mentari
dalam kesendirian
Biarlah aku,
Menjadi jalan raya
yang memberikan kenyamanan
dan kelancaran lalu lalang
untuk kepentingan sejuta umat
walau aku
harus diinjak-injak
dibuat lusuh sekujurku
tanpa kepedulian
Biarlah aku,
terus menjadi terang dunia
dan menjadi garam jagat raya
walaupun aku
harus memikul derita
untuk Tuhanku Yesus.
menjadi awan mendung
menaungi jutaan mahluk
memberikan sukacita
walau berhujung
kepada hujan air mata
deras dimalam sepi
Biarlah aku,
menjadi pohon cemara
yang menjulang tinggi
dan berdiri tegar
menyejukkan sekitarku
dan meneduhkan duniaku
walau ku harus
dihajar angin kencang
menahan sengat mentari
dalam kesendirian
Biarlah aku,
Menjadi jalan raya
yang memberikan kenyamanan
dan kelancaran lalu lalang
untuk kepentingan sejuta umat
walau aku
harus diinjak-injak
dibuat lusuh sekujurku
tanpa kepedulian
Biarlah aku,
terus menjadi terang dunia
dan menjadi garam jagat raya
walaupun aku
harus memikul derita
untuk Tuhanku Yesus.
Senantiasa Menggendong
Sewaktu kami masih kecil
Engkau menggendong kami
Sebab kami masih tidak dapat berjalan
Sewaktu kami sudah remaja dan beranjak dewasa
Engkau masih menggendong kami
Padahal kami sudah bisa berjalan
Dan ketika kami sudah besar
Dimana kami dapat menggendong anak kami
Dan mengajarkan mereka untuk berjalan
Engkau...Ya...Engkau masih menggendong kami
Menaruh kami dipundakmu
Seakan kami ini anak kecil
Tetapi kami tidak malu, untuk terus digendong
Karena Engkau sendirilah...Ya Tuhan
Engkau sendirilah yang menggendong kami
Sehingga kami semakin hari semakin kuat
Dan keselamatan menghampiri kami
Engkau menggendong kami
Sebab kami masih tidak dapat berjalan
Sewaktu kami sudah remaja dan beranjak dewasa
Engkau masih menggendong kami
Padahal kami sudah bisa berjalan
Dan ketika kami sudah besar
Dimana kami dapat menggendong anak kami
Dan mengajarkan mereka untuk berjalan
Engkau...Ya...Engkau masih menggendong kami
Menaruh kami dipundakmu
Seakan kami ini anak kecil
Tetapi kami tidak malu, untuk terus digendong
Karena Engkau sendirilah...Ya Tuhan
Engkau sendirilah yang menggendong kami
Sehingga kami semakin hari semakin kuat
Dan keselamatan menghampiri kami
Saturday, October 06, 2007
Sukacita Dalam Doa
Masa yang paling mengairahkan
Adalah saat doa-doaku Kau jawab
Membuatku menyadari
Bahwa perhatian-Mu ajaib
Kasih-Mu terasa
Hidupku yang kotor ini
Telingaku yang tuli ini
Dan mulutku yang sembrono
Berkenan Kau dengarkan
Sedang ketika doa-doaku tidak terjawab
Tepatnya belum terjawab
Derita bergelora
Air mata tertumpah
Membuat sukmaku semakin hebat
Hebat untuk berharap
Kepada Engkau sumber pengharapan
Dan ternyata dalam harap
Kutemukan tambang emas
Yaitu emas sukacita
Yang memperkaya hatiku
Tidak tau dari mana datangnya
Mungkin saja dari iman lahirnya
Ya! Pastilah dari iman
Engkau memberikannya kepadaku
Jadi berbahagia mana,
Orang yang dijawab atau tidak doanya?
Bersukacita mana,
Doa yang didengar atau tidak?
Berbahagialah kedua-duanya
Sebab doa itu tertuju kepada Dia
Sumber sukacita
Asal tujuanya kepada Dia
Tambang emas sukacita akan berlimpah
Adalah saat doa-doaku Kau jawab
Membuatku menyadari
Bahwa perhatian-Mu ajaib
Kasih-Mu terasa
Hidupku yang kotor ini
Telingaku yang tuli ini
Dan mulutku yang sembrono
Berkenan Kau dengarkan
Sedang ketika doa-doaku tidak terjawab
Tepatnya belum terjawab
Derita bergelora
Air mata tertumpah
Membuat sukmaku semakin hebat
Hebat untuk berharap
Kepada Engkau sumber pengharapan
Dan ternyata dalam harap
Kutemukan tambang emas
Yaitu emas sukacita
Yang memperkaya hatiku
Tidak tau dari mana datangnya
Mungkin saja dari iman lahirnya
Ya! Pastilah dari iman
Engkau memberikannya kepadaku
Jadi berbahagia mana,
Orang yang dijawab atau tidak doanya?
Bersukacita mana,
Doa yang didengar atau tidak?
Berbahagialah kedua-duanya
Sebab doa itu tertuju kepada Dia
Sumber sukacita
Asal tujuanya kepada Dia
Tambang emas sukacita akan berlimpah
Kebesaran Kasih
Bila kupandangi alam semesta ini
Hamparan langit menyelimuti bumi
Bintang bulan menghias selimut tebal
Matahari megah menghidupkan
Gunung-gunung kokoh tak tergoyahkan
Lautan lembut penuh kuasa
Hutan rindang menyejukkan
Betapa...betapa ajaib semuanya itu
Siapakah penciptanya?
Engkau..ya hanya Engkau
Pencipta yang jauh lebih besar dari semua itu
Oleh karena itu aku memuji
Akan keagungan dan kebesaran-Mu
Terlebih dari itu,
Kebesaran kasih-Mu ya Tuhan
Menyelimuti kami
Mewarnai kehidupan
Jauh lebih besar
Jauh lebih ajaib dari alam semesta
Tak tergoyahkan
Lembut, penuh kuasa dan menyejukkan
Membuatku terlebih rindu
Untuk memuji
Akan keagungan dan kebesaran-Mu
Hamparan langit menyelimuti bumi
Bintang bulan menghias selimut tebal
Matahari megah menghidupkan
Gunung-gunung kokoh tak tergoyahkan
Lautan lembut penuh kuasa
Hutan rindang menyejukkan
Betapa...betapa ajaib semuanya itu
Siapakah penciptanya?
Engkau..ya hanya Engkau
Pencipta yang jauh lebih besar dari semua itu
Oleh karena itu aku memuji
Akan keagungan dan kebesaran-Mu
Terlebih dari itu,
Kebesaran kasih-Mu ya Tuhan
Menyelimuti kami
Mewarnai kehidupan
Jauh lebih besar
Jauh lebih ajaib dari alam semesta
Tak tergoyahkan
Lembut, penuh kuasa dan menyejukkan
Membuatku terlebih rindu
Untuk memuji
Akan keagungan dan kebesaran-Mu
Subscribe to:
Posts (Atom)