Bacaan: Ayub 34:21-37
Perikop
kita hari ini kembali membahas percakapan Elihu kepada Ayub. Sebenarnya tokoh Elihu ini merupakan sosok
tokoh yang misterius. Kita tahu selama
ini bahwa semenjak Ayub menderita, ada
tiga temannya yang mendampinginya yaitu Elifas, Bildad dan Zofar. Separuh lebih kitab ini berisikan percakapan
atau lebih tepatnya perdebatan mereka bertiga mengenai teologi
penderitaan. Dan rata-rata yang kita
kenal hanya keempat tokoh ini: Ayub,
bildad, zofar, dan elifas.
Namun
memasuki pasal 32, tiba-tiba tokoh baru muncul bernama Elihu. Siapa Elihu?
Mengapa ia tiba-tiba muncul dalam percakapan? Hal ini menunjukkan bahwa pada waktu itu
bukan hanya 3 orang yang berbelasungkawa kepada Ayub, tapi ada orang lain yang
ada disana termasuk Elihu. Mungkin
Bildad, Zofar, Elifas merupakan 3 orang yang terkenal berhikmat yang dituakan
waktu itu. Namun siapakah Elihu? Dan pertanyaan yang lebih penting untuk
dipertanyakan: Berada di pihak siapakah Elihu?
Di pihak Ayubkah atau di pihak ketiga teman Ayub yang sedang menghakimi
Ayub? Apakah Elihu sama seperti ketiga
teman Ayub yang tidak mengerti perasaan Ayub?
Tidak! Ia tidak sepenuhnya sama
seperti mereka. Mengapa saya katakan
demikian? Sebab kalau kita melihat di
akhir cerita ini, kita akan menemukan bahwa hanya ketiga teman Ayub yang hendak
di hukum oleh Allah. Tuhan murka kepada
ketiga teman Ayub karena mengucapkan kata-kata yang tidak benar, namun Ia sama
sekali tidak murka dengan Elihu. (lih
pasal terakhir). Ayubpun tidak dapat membantah apa yang
dikatakan Elihu. Berebda ketika tiga
temannya yang berpendapat, Ayub selalu membantah. Jadi saya kira Elihu tidak dapat disamakan
sama ketiga teman Ayub. Dalam ungkapan
Elihu masih terdapat kebenaran-kebenaran sehingga Tuhan tidak turut murka dan
menghukum Elihu.
Nah,
dalam perikop yang kita baca saya kira ada satu kebenaran yang perlu kita
pikirkan. Diawali dengan pernyataan di
ayat 21 dan 22 dimana dikatakan “Karena mata-Nya mengawasi jalan manusia, dan
Ia melihat segala langkahnya; tidak ada kegelapan ataupun kelam kabut, dimana
orang-orang yang melakukan kejahatan dapat bersembunyi.” Elihu ingin memberitahukan kepada kita bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang maha tahu. Ia memperhatikan semua jalan manusia. Ia melihat setiap langkah manusia. Tidak ada satupun yang tersembunyi
dihadapannya.
Bukan
hanya pada kebenaran Tuhan yang maha tahu, kemudian Elihu ingin menyatakan
bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak
tinggal diam. Ia tau akan semua kejahatan manusia, Ia tau akan
semua penderitaan manusia, Ia tau setiap langkah-langkah yang manusia perbuat
baik itu langkah yang baik maupun langkah yang jahat. Dan Tuhan demikian tidak akan tinggal diam
melihat kefasikan manusia. Itu bisa kita
baca dari ayat 23-30. Ia bertindak
terhadap setiap kefasikan manusia. Ia
tidak diam terhadap segala kejahatan manusia.
Dan itu berarti Iapun tidak tinggal diam terhadap orang-orang yang
teraniaya.
Ya…
Tuhan kita tidak tinggal diam. Ia adalah
Tuhan yang bertindak. Ketika merenungkan
hal ini saya mendapatkan dua aplikasi penting yang harus kita pegang sebagai
akibat: Tuhan yang tidak tinggal diam. Pertama, jangan takut jika ada orang
yang berbuat jahat sama kita. Jangan
takut jika orang yang menganiaya kita, jangan takut jika ada orang yang seakan-akan
selalu mencari masalah untuk menjatuhkan kita.
Jangan takut. Mengapa jangan
takut? Sebab Tuhan kita adalah Tuhan
yang bertindak. Ia tidak akan tinggal diam
terhadap orang yang berbuat jahat kepada anak-anak-Nya. Ia seperti seorang Ayah yang tidak rela jika
anak yang dikasihinya diganggu orang lain.
Ia akan membela anak-anaknya menhadapi ketidak benaran. Dan sama seperti Paulus pernah berkata: Jika Allah dipihak kita, siapakah yang harus
kami takutkan? …. YA jangan takut
terhadap orang-orang jahat yang ada disekitar kita.
Selain
itu, aplikasi yang bisa kita terapkan ialah mari kita intropeksi diri
kita. Adakah selama ini kita suka
berbuat dosa terhadap Tuhan? Setiap dosa
kita merupakan suatu bentuk kejahatan.
Mungkin dosa itu bersifat sangat pribadi, hanya kita dan Tuhan yang
tau. Mungkin karena dosa kita, hal itu
telah melukai orang lain entah itu keluarga kita, teman, atau mungkin menyakiti
orang yang memang kita benci. Apapun
juga dosa yang telah kita perbuat, mari kita sadari, dan mari kita mohon ampun
dihadapan Tuhan. Ingat, Tuhan kita
adalah Tuhan yang tidak tinggal diam melihat kejahatan kita. Tuhan kita adalah Tuhan yang bertindak. Kalau aplikasi yang pertama Ia seperti
seorang ayah yang akan membela anaknya ketika anaknya dijahati orang, yang kali ini ia sperti seorang ayah yang
harus menghukum anaknya yang telah melakukan dosa. Saya pernah melihat seorang bapak yang marah sekali sama
anaknya yang masih kelas 3 sd. Anak itu
disuruh berdiri satu kaki, lalu dipukul pantatnya sebagai hukumannya. Apa penyebabnya? Hal itu disebabkan karena anaknya waktu itu
memukul teman-temannya waktu bermain.
Papanya marah karena papanya tidak pernah mengajarkan demikian kepada
anaknya. Sebab itu anaknya harus dihukum. Demikian juga dengan Tuhan kita. Ia akan bertindak dengan segala dosa-dosa
kita. Sebab itu jika kita masih
bersikeras melakukan dosa yang sama mari kita segera mohon ampun dan
bertobat. Sebab Tuhan tidak tinggal diam
melihat anak-anak-Nya terus melakukan dosa.
Ingat
Firman hari ini. Tuhan tidak pernah
tinggal diam. Ia tidak tinggal diam
dengan segala kesusahan kita. Sebab itu
bersabarlah dalam setiap kesusahan kita.
DanTuhan tidak tinggal Diam melihat kejahatan kita, karena itu
bertobatlah sebelum kita mendapatkan teguran-teguran dari-Nya.