1 Samuel 14:6b "...., sebab
bagi TUHAN tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun dengan
sedikit orang."
Manusia sering menilai sesuatu berdasarkan jumlah
atau kuantitas. Kekuatan seseorang atau
sebuah kelompok seringkali dilihat dari sebarapa jauh jumlah orang yang ada di
dalamnya. Misalkan dalam permainan bola
(kebetulan saya suka bermain bola).
Seandainya satu pemain kena kartu merah dan jumlah pemain menjadi tidak
imbang: 10 vs 11 orang, pasti semua orang akan berpikiran bahwa yang 11 orang
itu pasti menang karena jumlahnya lebih banyak.
Padahal Cuma beda 1. Permainan
tarik tambang, seandainya jumlah anggota tidak sama, pasti pada protes, karena
jumlah yang lebih banyak dari jumlah mereka.
Dalam perusahaan juga begitu, perusahaan yang memiliki tingkat produksi
yang tinggi dan mendapatkan penghasilan yang lebih besar, kita akan mengatakan
bahwa perusahaan itu perusahaan yang kuat.
Dan kita tidak dapat memungkiri, di dalam gereja pun
demikian. Sebuah gereja akan dinilai
hebat jika gereja itu memilki banyak jemaat, memiliki banyak SDM juga memiliki
banyak pendoa-pendoa. Sebab itu seringkali gereja mengeluh karena merasa
SDM (Sumber daya manusia ) yang ada di gereja sedikit. “Bagaimana mau melakukan sesuatu yang besar
jika SDM kita itu itu saja?” Keluh
beberapa orang pemimpin. Dan keluhan ini
masuk akal. Jika pekerja sedikit, sudah
pasti yang dikerjakan juga sedikit. Itu juga yang jujur seringkali saya
pikirkan. Namun ketika saat teduh
bagian ini, saya mendapatkan sebuah pelajaran
berharga melalui iman Yonatan.
***
Konteks Alkitab dalam 1 samuel 14 ini adalah paada
waktu itu umat Israel menghadapi peperangan yang sangat besar dengan bangsa
Filistin. Orang Filistin cukup
menguasai daerah Kanaan pada waktu itu.
Secara jumlah orang Israel jelas kalah banyak. Itu sebabnya di pasal 13, Saul gemetar ketika
mereka hendak berperang, dan ia melanggar perintah Tuhan sampai ia menggantikan
pekerjaan imam dengan mempersembahkan korban bakaran. Ini pelanggaran yang luar biasa berat. Seorang raja yang banyak membunuh tidak
boleh mengambil peran imam yang mengorbankan korban bakaran. Sebaliknya para imam juga tidak
diperkenankan untuk menyandang pedang untuk berperang. Tetapi kenapa Saul melakukannya? Karena Saul menyadari bahwa mereka kalah
jumlah. Kekuatan tentara orang Filistin
jauh lebih banyak dibanding tentara Israel.
Sebab itu Saul ketakutan dan mengambil langkah sendiri sesuka hati.
Memasuki pasal 14 dikisahkan sebelum mereka
berperang, Yonatan mengajak bujangnya untuk pergi keperbatasan untuk
mengamat-ngamati pasukan Filistin. Sampai
perbatasan, mereka berjumpa dengan kurang lebih 20 pasukan Filistin yang
menjaga perbatasan. Secara jumlah
jelas Yonatan kalah banyak dengan pasukan itu.
Tetapi yang menarik, dengan iman Yonatan berkata di ayat 6 kepada bujangnya: “Mari kita menyeberang ke dekat pasukan
pengawal orang-orang tidak bersunat ini.
Mungkin Tuhan akan bertindak untuk kita, sebab bagi Tuhan tidak sukar untuk menolong baik dengan banyak orang
maupun dengan sedikit orang.” Saya
kira iman Yonatan ini bukan iman yang nekad.
Tapi iman yang bergerak karena ada bukti-bukti sejarah. Misal:
Kisah Gideon yang hanya dengan 300 orang bisa mengalahkan musuh yang
seperti belalang banyaknya. Dan
banyak contoh lainnya yang membuat Yonatan mengambil kesimpulan bahwa bagi
Tuhan tidak sukar menolong baik dengan banyak
orang maupun dengan sedikit orang.
Ketika membaca bagian ini, saya terus menerus
mengulang-ngulangi pernyataan Yonatan ini:
“bagi Tuhan tidak sukar untuk menolong, baik dengan banyak orang maupun
dengan sedikit orang.” Ya… Seharusnya kita haru memiliki iman yang
demikian. Iman yang mengandalkan kuasa
Tuhan senantiasa, dan bukan mengandalkan kekuatan kapasitas yang ada dalam
gereja kita. Dan ketika kita
mengandalkan Tuhan, meskipun sdm kita sedikit, meskipun orang-orang yang mau
melayani tidak banyak, tapi kita bisa melakukan perkara yang besar untuk kita
kerjakan. Walau
sedikit, namun jika Tuhan yang bekerja, perkara besar akan terjadi. Yang diperlukan disini bukan kapasitan atau
kuantity yang besar, tetapi lebih diperlukan iman yang besar.
Bukankah
Tuhan pernah berkata “Seandainya iman kita sebesar biji sesawi saja, kita dapat
berkata pada gunung untuk pindah dari tempatnya”? Iman yang kecil, memiliki kuasa yang
besar. Bukankah juga kita ingat kisah
bagaimana Tuhan memberi makan 5000 orang hanya melalui seorang anak kecil yang
membawa makanan dengan jumlah yang kecil yaitu 5 roti dan 2 ikan, namun dengan
Yesus, perkara kecil itu dapat dipakai untuk mengenyangkan dan memberkati
banyak orang. Hal kecil dapat berdampak
besar jika hal kecil itu dibawa kepada Tuhan.
Kita
mengenal suku Batak. Saat ini
orang-orang Batak mayoritas beragama Kristen.
Tahukah saudara siapa nama misionaris yang banyak mempertobatkan orang
Batak pada mulanya? Ia bernama
Nommensen. Ia seorang penginjil biasa
yang diutus melalui zending belanda untuk menginjil disana. Seorang diri mau mempertobatkan sekian
banyak orang batak, rasanya susah. Tapi
kemudian peristiwa aneh terjadi. Suatu
saat Nommensen bertaruh dengan dukun-dukun orang batak. Mereka menguji siapa yang ilmunya lebih
tinggi dengan mengupayakan untuk menjatuhkan burung. Dukun-dukun itu mencoba ternyata tidak
bisa. Kemudian Nommensen datang membawa
senapan nya, dia mengeker dan menembak, eh kena. Dan semua orang batak menjadi takut, dan
kemudian banyak orang Batak yang mau jadi Kristen. Setelah itu semakin banyak orang batak yang
menyerahkan diri untuk dibaptis.
Nommensenpun dikenal sebagai rasul orang batak karena telah membaptis
kurang lebih 180.000 jiwa. Melalui
seorang Nommensen dengan peristiwa sederhana, Tuhan mampu menjadikan itu
sebagai perkara yang luar biasa.
Sebab
itu mari kita menjalankan tugas kita dengan iman. Biarlah perenungan FT pada hari ini dapat
membakar semangat kita untuk terus bekerja dan gigih berjuang walaupun
keadaannya mungkin susah, mungkin kurang yang mendukung, mungkin fasilitas
seakan tidak memadai kita unutk
melaksanakan sebuah proyek, tapi biarlah kita terus bersemangat mengingat bahwa
bagi Tuhan tidak ada yang mustahil. Ia
dapat menolong kita baik dengan banyak orang maupun dengan sedikit orang.