Namun ketika kita berbicara tentang keberhasilan tidaklah selalu harus berkaitan dengan perihal materi, jabatan atau kekuasaan. Seringkali orang menganggap kesuksesan itu hanya sehubungan dengan properti dan materi. Tetapi sebagai anak-anak Tuhan yang menjadi ukuran keberhasilan kita sebenarnya ialah kehidupan kita yang seiring dengan agenda dan kehendak sang Bapa.
Ss, Dalam Alkitab banyak sekali orang-orang yang saya katakan berhasil dalam menjalani panggilannya. Ada Musa, yang berhasil membawa bangsa Israel keluar dari perbudakan. Ada raja Daud, seorang raja yang kaya, yang memang berhasil membangun sebuah kerajaan yang kokoh. Tetapi Ada juga Paulus yang berhasil menyebarkan injil walaupun ia harus menjadi martir. Ia tidak kaya dan ia tidak berhasil secara materi. Namun Paulus berhasil dalam menjalankan agenda dan kehendak Tuhan, walau sekali lagi, ia harus mati dengan mengenaskan. Bahkan Tuhan Yesus pun dapat dikatakan berhasil walau Ia harus digantung di kayi Salib.
Dalam kisah ini, Yusufpun dapat dikatakan berhasil. Bukan sekedar berhasil dalam karir saja, Namun ia pun dikatakan berhasil dan sukses karena ia mampu menjalankan apa yang menjadi kehendak Allah. Kita tahu karena Yusuf dibuang ke Mesir, ia dapat menyelamatkan seluruh keluarganya dari bencana kelaparan. Yusuf menjadi alat Tuhan untuk menyelamatkan masa depan bangsa Israel.
Bukan hanya itu, sebenarnya keberadaan Yusuf di negeri Mesir itu juga bertujuan untuk mengharumkan nama Tuhan di sana. Ketika membaca perikop ini, satu hal yang saya tanyakan. Di ayat 3-4 dikatakan “Setelah dilihat oleh tuannya, bahwa Yusuf disertai TUHAN dan bahwa TUHAN membuat berhasil segala sesuatu yang dikerjakannya, maka Yusuf mendapat kasih tuannya....” Satu hal yang menjadi pertanyaan saya ialah: Tuhan mana yang Potifar lihat yang menyertai Yusuf? Pada waktu itu Mesir menyembah banyak dewa, dan disini dikatakan “ketika dilihat oleh tuannya bahwa Yusuf disertai Tuhan”. Apakah Potifar mengenal Tuhan yang sama dengan Tuhannya Yusuf? Saya rasa tidak. Namun karena kebiasaan orang Mesir pada waktu itu menyembah banyak dewa, maka kemungkinan Tuhannya Yusuf pun diijinkan untuk masuk di sana. Dan disitulah Potifar mengagumi Tuhan yang di bawa Yusuf. Menariknya arti nama Potifar sendiri ialah ‘Dia yang di utus oleh dewa Ra’, dan kita tahu bahwa Potifar itu merupakan pengawal Firaun yang berdedikasi tingi, dan memiliki loyalitas kepada Dewa-dewa mereka. Namun Potifar itu juga yang melihat betapa luar biasanya Tuhan yang ada bersama dengan Yusuf. Karena itulah Potifar mengasihi Yusuf. Ss, Dengan mengasihi Yusuf, dan memberikan kepercayaan kepadanya, sebenarnya Potifar hendak menyatakan kekagumannya dengan kuasa Tuhan yang ada bersama Yusuf lebih dari dewa-dewanya. Tak heran di ayat 5 dikatakan bahwa seisi rumah Potifar pun diberkati Tuhan. Karena dalam kejadian 12:3 Tuhan pernah berjanji kepada Abraham dan keturunannya “Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Ss, pada saat itulah, Yusuf berhasil menjadi alat rencana Tuhan, untuk mengharumkan nama Tuhan. Inilah kehendak Tuhan dan inilah keberhasilan yang sesungguhnya. Keberhasilan yang sesuai dengan agenda Allah dan kehendakNya.
Suatu ketika ada seorang gadis jalanan yang masih kecil dengan berpenampilan kumuh dan berpakaian kotor, sedang memandangi sebuah gereja di hadapannya. Ia ingin sekali masuk, tapi ia tidak diijinkan karena gereja itu sudah penuh. Lalu menangis sedihlah ia di depan gereja itu. Tiba-tiba seorang pastur lewat di depan gerbang itu dan melihat anak kecil itu, lalu bertanya “nak, mengapa kamu menangis?” Gadis itu menjawab “Saya tidak dapat ke Sekolah Minggu”. Melihat penampilan gadis kecil itu yang acak acakan dan tidak terurus, sang pastur segera mengerti bahwa bukan karena gereja penu, namun orang-orang gereja itu menolak anak itu. Segera dituntunnya si gadis kecil itu masuk ke ruangan Sekolah Minggu di dalam gereja. Gadis itu sangat tergugah, dan semenjak itu ia mulai berkawan dengan pastur yang baik hati itu. Namun sangat disayangkan, perkawanan itu tidak lama. 2 tahun setelah kejadian itu, gadis kecil ini meninggal di rumahnya yang sangat kumuh. Orangtua gadis itu meminta pastur tersebut untuk melakukan prosesi pemakaman yang sederhana. Saat pemakaman selesai dan ruang tidur si gadis dirapihkan, Pastur itu menemukan sebuah dompet usang dan kumal. Didalamnya ditemukan uang sejumlah 57 cents dan secarik kertas yang isinya: "Uang ini untuk membantu pembangunan gereja kecil agar gereja tersebut bisa diperluas sehingga lebih banyak anak-anak bisa menghadiri ke Sekolah Minggu" Rupanya selama 2 tahun, si gadis kecil ini mengumpulkan dan menabungkan uang nya untuk maksud yang sangat mulia. Ketika sang pastur membaca catatan kecil ini, ia menangis. IA berpikir bahwa tindakan ini tidak boleh berhenti sampai disini. Kemudian ia memotivasi setiap jemaatnya untuk melanjutkan pekerjaan anak ini untuk membangun gereja. Kisah gadis ini pun sangat cepat tersebar. Maka dalam waktu singkat terkumpulah uang sebesar 250.000 dollar. Jumlah fantastis pada saat itu. Saat ini, di Philadelphia, ada Temple Baptist Church, dengan kapasitas duduk untuk 3300 orang. Dan sebuah bangunan special untuk Sekolah Minggu yang lengkap dengan beratus ratus pengajarnya, dan tidak ada lagi perkataan bahwa gereja penuh. Inilah benih pelayanan dari gadis kecil. Didalam salah satu ruangan bangunan ini,tampak terlihat foto si gadis kecil. Gadis itu mungkin tidak tahu akan apa yang terjadi setelah ia meninggal. Namun saya katakan, ia berhasil. Ia berhasil menjalankan waktu hidupnya yang sangat-sangat singkat dengan berjalan sesuai dengan agenda dan kehendak Tuhan.
Ss, bagaimana dengan kita? Sudah kah kita berjalan sesuai dengan agenda Tuhan? Ss, saya yakin bahwa 50% lebih setiap kita yang ada di tempat ini pernah melalui masa-masa kelam (seperti Yusuf). Ada yang menjadi korban kekerasan rumah tangga. Ada yang pernah dianiaya. Ada yang pernah terikat dengan kuasa-kuasa kegelapan. Ada juga yang terikat dengan narkoba-narkoba; dsb. Mungkin juga, kita tidak mengalami hal itu. Tahukah ss, jika ss dan saya berjejak di Seminari ini sekarang, itu karena ada kehendak Tuhan yang ingin ia kerjakan melalui saudara dan saya. Saya yakin, Kelak mungkin diantara kita ada yang menjadi gembala gereja; Ada yang menjadi dosen; Ada yang menjadi pengurus sinode dan yayasan; guru sekolah minggu; misionaris; musisi rohani; ada yang melayani bersama keluarga; ada juga yang melayani seorang diri sebagai seorang selibator. Sesuai Sesuai dengan kehendaknya atas masing-masing kita. Namun pertanyaannya? Apakah kita sedang berjalan sesuai dengan kehendak Tuhan saat ini? Ss, Biarlah setiap kita boleh terus berjalan seiring dengan agenda dan kehendak Tuhan. Jangan mengandalkan kekuatan dan kemampuan kita yang tidak dapat diandalkan itu. Tapi carilah kehendakNya setiap saat. Pulihkan kembali relasi kita yang sudah mulai kering denganNya. Biarlah Tuhan sang sumber keberhasilan itu, akan menuntun panggilan ss, dan kelak sama seperti Yusuf, di akhir hidup kita, kita dapat berkata “Memang Tuhan mereka-rekakan segala sesuatu untuk kebaikan, sesuai dengan maksud dan tujuannya”. Amin.
No comments:
Post a Comment