Sunday, April 11, 2010
Kehendakku, Bukan Kehendak-Mu # 2
Yohanes 6:66-67
Mulai waktu itu banyak murid-murid-Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia.
Maka kata Yesus kepada ke dua belas murid-Nya: “Apakah kamu tidak mau pergi juga?”
Melanjutkan dari pemikiran yang pertama (bisa lihat Kehendakku bukan Kehendak-Mu #1), setelah banyak orang memaksa Yesus untuk menjadi raja dan Yesus menyingkir dari mereka; sekarang keadaan berbalik. Murid-murid yang mengambil bagian dalam pemaksaan itu kini memutuskan untuk menyingkir dari Yesus. Pertanyaan yang sama kuberikan dengan apa yang pernah kutanyakan dalam bagian yang pertama: “Mengapa mereka menyingkir?” Bukankah ada “Raja” mereka di sana? Lantas mengapa mereka menyingkir, menjauhkan diri dari raja mereka?
Setelah kejadian menyingkirnya Yesus dari orang banyak (6:15), cerita selanjutnya mengisahkan akan kepergian Yesus dan beberapa murid yang menyeberang danau (6:16-21). Namun orang banyak tetap bersikukuh untuk mencari dan mengikuti Yesus (6:22-24), mungkin disertai dengan motif pribadi mereka. Ketika orang banyak itu menemukan Yesus, Yesus malah menegur keras mereka dengan berkata “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal. . . ., (ay.26)” kemudian Yesus memperkenalkan diri-Nya sebagai roti hidup itu. Roti yang berbeda dengan manna yang turun di zaman keluaran. Bukan roti secara fisik yang sekedar mengenyakan isi perut. Tapi roti yang memuaskan jiwa. Sepanjang pasal 6 sampai ayatnya yang ke 59 Yesus menjelaskan konsep-konsep ilahi yang dibawa-Nya mengenai roti hidup.
Karena konsep-konsep itu tidak sesuai dengan kehendak dan harapan orang banyak, maka mereka menyingkir. Ya, inilah alasannya. Ketidakinginan mereka menerima apa yang ditawarkan Yesus membuat mereka menyingkir menjauhi Yesus yang awalnya hendak mereka jadikan raja. Jika dulu Yesus menyingkir karena ada pemaksaan idealisme, sekarang mereka yang menyingkir ketika idealisme itu tidak sesuai yang mereka harapkan. Saya tidak tau kemana mereka menyingkir. Mungkin mereka kembali kepada lembaga agama mereka, atau mungkin juga mereka membuat sebuah sistem agama tersendiri yang sudah tersetting dalam pikiran mereka.
Saya kira seperti itulah keadaan kekristenan pada saat ini. Jika tulisan yang pertama saya memandang banyak orang Kristen hendak menjadikan Yesus sebagai raja untuk memenuhi kebutuhan pribadi mereka; pada tulisan ini saya melihat banyak orang Kristen yang sebenarnya sudah menyingkir dari Kristus dan ajaran-ajaran yang benar (basic on the bible) dan membuat suatu pandangan agama sendiri yang berkenaan dengan kepuasan diri yang dipenuhi dengan nafsu kedagingan. Contohnya, kita lihat saja teologi sukses. Siapa sukses dia diberkati. Siapa kaya dia penuh Roh Kudus. Orang yang paling berdosa adalah orang yang miskin dan tidak punya kedudukan. Heloooo…. Ajaran dari mana itu? Apakah Alkitab mengajarkan perihal tersebut? Bagaimana dengan ajaran Yesus tentang menyangkal diri dan memikul salib? Adakah teladan dari para rasul yang membuktikan kuasa Roh Kudus tercermin dari kekayaan? Tidak ada bukan? Bukan hanya tidak ada, sebaliknya mereka semua malah rela menjadi miskin untuk mendapatkan kekayaan rohani. Banyak lagi ajaran-ajaran lain yang sudah keluar dari jalur kebenaran FT, yang sebenarnya terbentuk dari kegagalan mereka untuk menangkap apa yang dikehendakki Tuhan.
Sekarang yang menjadi pertanyaan bagi kita? Apakah kita masuk dalam keadaan orang Kristen seperti ini? Apakah Yesus menyingkir karena kita sedang memaksa Dia untuk memenuhi semua kebutuhan kita? Atau kita yang sedang menyingkir dari apa yang diajarkan Tuhan untuk membangun sistem dan ajaran agama yang memuaskan hasrat kedagingan kita?
Be carefull bro. Gbu
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment