Friday, May 21, 2010
Turn Your Eyes Upon Jesus (2 Taw 20) # 2
Tapi tentunya mencari Tuhan harus dengan sikap yang benar. Ada yang mencari Tuhan untuk menuntut Tuhan. Ada juga yang mencari Tuhan hanya untuk meinta-minta. Mari sekali lagi kita belajar dari Yosafat. Isi doa Yosafat mengajarkan kita akan sikap yang berkenan di hadapan Tuhan.
Isi Doa Yosafat
Pertama, dalam doanya Yosafat mengakui kedaulatan dan kemahakuasaan Tuhan. Di ayat 6 Yosafat mengatakan “Ya Tuhan, Allah nenek moyang kami, bukankah Engkau Allah di dalam sorga? Bukankah Engkau memerintah atas segenap kerajaan bangsa? Kuasa dan keperkasaan ada di dalam tangan-Mu, sehingga tidak ada orang yang dapat bertahan melawan Engkau.” Sebagai pendahuluan dari doanya, Yosafat lebih memilih untuk menyatakan kuasa Tuhan atas bangsa-bangsa di mana tidak ada satu bangsapun yang dapat mengalahkan kedaulatan Allah. Saya kira pendahuluan doa seperti ini sangat baik untuk kita terapkan saat ini. Ketika kita dalam masalah mari kita terlebih dahulu mengakui kedaulatan dan kuasa Tuhan. Sekarang ini kebanyakan orang berdoa bukannya mengakui akan kedaulatan dan kuasa Tuhan tetapi malah mempertanyakan kuasa-Nya. Tidak heran kita sering mendengar orang berkata “Tuhan mengapa begini, dimana Engkau, mana kuasa-Mu, dsb.” Tapi sebenarnya ketika kita mengakui kedaulatan
Tuhan, disitulah kita akan melihat bagaimana kemurahan-Nya tercurah untuk kita.
Kedua, mengingat kembali akan janji Tuhan (dapat dilihat di ayat 7-9). Yosafat mendasari permohonannya kepada janji Tuhan. Tuhan pernah berjanji bahwa jika umat Israel berseru di rumah Tuhan maka Tuhan akan menyelamatkan mereka. Yosafat pun teringat akan bagaimana Tuhan sudah menolong Israel selama ini. Atas dasar inilah Yosafat menaikan seru doanya. Ia meyakini akan janji Tuhan yang teguh yang tidak pernah berubah. Saudara, Tuhan pernah bernjanji untuk beserta dengan kita senantiasa. Setiap kali kita merasa takut, mari kita berdoa berdasarkan janji Tuhan akan penyertaan-Nya untuk kita.
Ketiga,Yosafat membawa permohonannya kepada Tuhan (10-12a). Setelah mengakui kedaulatan Tuhan dan mengingat akan janji Tuhan, barulah Yosafat membawa pergumulan yang sedang ia hadapi saat itu. Ia menyatakan permasalahan-permalasahan dan kekhawatiran-kekhawatiran yang ia rasakan, lalu ia memohon kepada pertolongan Tuhan semata. Saudara, saya kira pola doa seperti ini mirip dengan doa bapa kami. Doa bapa kami mengajarkan: “Bapa kami yang ada diSurga, dikuduskanlah namamu, datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga….Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami…dst.” Dalam doa Bapa kami ini kita melihat bagaimana Yesus sendiri mengajarkan untuk menyatakan pengagungan atas kedaulatan Allah terlebih dahulu sebelum menaikan permohonan pribadi. Kitapun sebenarnya harus belajar untuk menyatakan kedaulatan Allah sebelum kita menaikan permohonan-permohonan kita.
Keempat, menyatakan keterbatasan diri dan keberserahan penuh akan pertolongan Tuhan (12b). Di akhir doanya Yosafat mengatakan kalimat yang sangat indah “Karena kami tidak mempunyai kekuatan untuk menghadapi laskar yang besar ini, yang datang menyerang kami. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan, tetapi mata kami tertuju kepada-Mu.” Dalam doanya ini, Yosafat mengakhiri dengan menyatakan bahwa dirinya terbatas. Mereka sadar bahwa mereka tidak punya kekuatan untuk menghadapi musuh yang ada di depan mereka. Karena itu Yosafat mengatakan: “Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan.” Tapi Yosafat juga sadar bahwa ada Tuhan yang beserta dengan dia. Karena itu dengan penuh iman, ia berkata “tetapi Mata kamu tertuju kepada-Mu.” Mata Yosafat memandang kepada Tuhan dan menantikan pertolongan-Nya. Yosafat mengandalkan Tuhan semata. Saudara, Tuhan berkenan terhadap orang yang mau merendahkan diri dan mengandalkan Tuhan.
Di Alkitab banyak sekali kisah-kisah tentang orang-orang yang berdoa seperti ini. Dan Tuhan berkenan atas doa-doa seperti demikian. Raja Hizkia pernah menderita sakit dan hampir mati, lalu dia menangis dan mengandalkan Tuhan, Tuhan menyembuhkannya; Manasye, seorang raja yang sangat jahat, pernah di tawan oleh musuh dan kemudia ia menangis tersedu-sedu dihadapan Tuhan. Ia sadar akan keterbatasannya, dan ia bergantung penuh kepada Tuhan. Tuhan mau melayakkan dia dan melepaskan dia dari tawanan musuh; dsb. Mata Tuhan tertuju kepada orang yang rendah hati dan mengandalkan Dia.
Sebenarnya bukan metode doa yang dilihat, namun sikap dalam doa itu sendiri yang dipandangnya. Sikap doa yang dinyatakan Yosafat itu menunjukkan akan kerendahan hati Yosafat untuk mengakui kedaulatan Allah dan mengakui keterbatasannya. Dan dalam keterbatasan itulah yang terbatas berserah kepada yang tidak terbatas. Disitulah Tuhan melihat hati yang sungguh dan merendah, dan ia berkenan terhadap anak-anakNya yang bersikap demikian. Bukan hanya berkenan, Ia pun akan bertindak untuk mereka.
****
Jika kita memperhatikan kisah selanjutnya, kita akan menemukan bagaimana Tuhan bertindak menolong umat Israel. Setelah Yosafat berdoa, FT datang kepadanya bahwa Tuhanlah yang akan berperang untuk Israel, umat Israel disuruh diam saja. Keajaibanpun terjadi. Ketiga musuh ini tiba-tiba saling berperang dan membunuh satu dengan yang lain. Mungkin terjadi kesalahpahaman ditengah-tengah mereka. Tetapi FT mengatakan bahwa Tuhanlah yang berperkara melakukan perhadangan di tengah-tengah 3 bangsa itu. Sehingga ketika umat Israel datang, mereka tinggal menikmati harta-harta yang tertinggal di perkemahan mereka. Begitu banyaknya sampai-sampai dikatakan merekapun tidak dapat membawanya. Tuhan sudah bertindak untuk anak-anakNya yang mencari dan mengandalkan Dia dengan sepenuh hati. Tindakan Tuhan ini menunjukkan bahwa Tuhan berkenan terhadap orang-orang yang merendahkan hati dan mengarahkan matanya kepada Tuhan dalam segala permasalahannya.
Karena pemazmur pernah mengatakan: “Aku telah mencari TUHAN, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan aku dari segala kegentaranku.” “Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari TUHAN, tidak kekurangan sesuatupun yang baik.” “Bermegahlah di dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari TUHAN!.” Berbahagialah orang-orang yang mencari Tuhan dengan kerendahan hati. Karena Tuhan akan memberikan uluran tangannya kepada orang-orang yang demikian.
Saudara, carilah Tuhan senantiasa. Luangkan beberapa waktu untuk berdoa kepada-Nya. Datanglah kepadanya dengan kerendahan hati. Bawalah segala pergumulan saudara kehadapan Tuhan. Mata Tuhan tertuju kepada orang-orang yang rendah hati, yang mau mencari dan mengandalkan Tuhan senantiasa. Dalam setiap pergumulan, mari kita arahkan pandangan kita kepada Tuhan. Dan lihat bagaimana Tuhan akan bertindak mendengar setiap seruan kita. Tidak peduli apa latar belakangmu, seberapa bobroknya hidupmu dahulu, yang penting saat ini, mari kita datang mencari Tuhan dengan segenap hati. Kemurahan-Nya diberikan kepada mereka yang rendah hati. Carilah Dia dalam waktu teduh dan waktu doamu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment