Friday, March 05, 2010
TALENTA & PELAYANAN (Matius 25:14-30) #2
4. Harga 1 talenta itu sangat besar
Ss, kita harus tau bahwa 1 talenta itu bernilai sangat besar. Karena itu jangan kita meremehkan talenta yang ada pada diri kita walaupun cuma 1, melainkan bersyukurlah. Talenta pada zaman dulu merupakan satuan nilai mata uang yang sangat besar. Kalau kita membaca di bagian belakang Alkitab kita, ada informasi yang menuliskan bahwa 1 talenta sama dengan 6000 dinar. Terus jika kita melihat harga 1 dinar, kita akan menemukan bahwa 1 dinar itu merupakan 1 upah pekerja dalam 1 hari. Jadi 1 talenta bernilai upah pekerja 6000 hari bukan? Nah 6000 hari itu jika saya bagi hari kerja (yang mungkin setahun 310 hari kerja jika dipotong hari libur dan hari sabat) maka kita menemukan bahwa 1 talenta itu sama dengan upah kerja 19 tahun. Itu merupakan jumlah yang sangat besar. Gaji seperempat umur hidup kita. Dengan 1 talenta, kita bisa berbuat banyak. Karena itu bersyukurlah untuk talenta yang kita punya dan jangan pernah meremehkan talenta yang kita miliki.
Ss, satu kemampuan yang kita miliki dapat membuahkan pekerjaan besar. Ss, mengingat hal ini saya kembali teringat kepada seorang rekan saya. Ia bukan seorang yang pandai bicara; ia tidak bisa bermain musik; bahkan ia bukan orang yang menyenangkan untuk diajak berteman; tapi ia dipercayakan untuk mengendarai mobil sementara teman-teman yang lainnya pada ngekos dan berjalan kaki. Dengan apa yang dipercayakan padanya itu, ia betul-betul memanfaatkan talentanya. Setiap hari sebelum persekutuan ia selalu menjemput satu-persatu para pemuda pemudi yang kesusahan untuk pergi persekutuan. Walaupun di mobil itu ia diam saja, namun pelayanannya sudah sangat memberkati setiap orang. Akhirnya perannya itu sangat berdampak bagi persekutuan itu.
Ada juga teman saya yang begitu pemalu; ia bukan orang kaya; ia juga bukan orang yang pandai untuk berbicara; namun ia dipercayakan ketekunan dan ketelatenan. Hampir setiap pagi ia memberi sms kepada rekan-rekanya sms kekuatan dan menanyakan pokok doa yang mau di doakan. Ketekunannya dan ketelatenannya sangat membuahkan hasil. Banyak orang yang dikuatkan ketika menghadapi pergumulan.
Ss, saya yakin setiap kita di sini juga dipercayakan begitu talenta masing-masing. Dan ketahuilah, setiap talenta itu mampu melakukan pekerjaan-pekerjaan yang luar biasa. Mungkin ada yang dikaruniakan karakter yang lemah lembut, pakailah itu untuk menjadi pendengar yang baik. Mungkin ada yang dikaruniakan kepandaian; pakailah itu untuk memikirkan program-program gereja. Mungkin ada yang dikaruniakan ketekunan; pakailah itu juga untuk pekerjaan-pekerjaan Tuhan. Ss, ingat satu talenta bernilai besar. Dengan satu talenta kita bisa berbuat sangat besar.
Sekarang point yang paling penting adalah “Apa yang Tuhan kehendaki dari talenta kita?”
5. Tuhan mengkehendaki kita mengembangkan talenta kita, bukan memendamnya / mendiamkannya.
Ss, sesudah kita memahami sampai sejauh ini, point yang terpenting untuk kita ketahui ialah, Tuhan menginginkan kita mengembangkan talenta kita, dan bukan memendamnya.
Dalam cerita 3 hamba tadi dikisahkan sewaktu sang tuan pergi setelah memberikan talenta kepada masing-masing hamba-Nya, hamba yang memiliki 5 dan 2 talenta bekerja keras dan berupaya untuk melipatgandakan talenta yang mereka miliki. Alhasil mereka berhasil dan akhirnya mendapatkan 10 dan 4 talenta. Namun hamba yang ketiga itu berbeda, ia menimbun talenta itu. Ia berdiam diri dan tidak mau mengembangkannya. Alhasil tentu saja hasil yang diperoleh tetap sama yaitu 1 talenta.
Singkat cerita, sang tuan datang, dan ia pun mulai menagih talenta yang sudah dipercayakan itu kepada hamba-hamba-Nya. Ketika hamba pertama datang menghadap, ia senang sekali karena hamba-Nya itu mau mengembangkan talentanya. Kerena itu tuan itu memuji dia dan berkata “Baik sekali perbuatanmu itu hai hambaku yang baik dan setia, engaku telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jwaba dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. (ayt 21)” Coba kita perhatikan pujian ini. Tuhan tidak memuji “hai hambaku yang pandai” atau “hai hambaku yang kaya” atau “hai hambaku yang punya banyak talenta” tidak ss. Ia memuji karena hamba itu baik dan setia dalam perkara kecil.
Perhatikan, walau ia mempunyai 5 talenta, bagi Tuhan itu adalah perkara kecil. Yang ia inginkan hanya satu, yaitu setia dan bertanggung jawab atas talenta yang diberikan.
Setelah hamba yang pertama, berikutnya hamba yang kedua menghadap, ia pun memberikan 4 talenta kepada tuannya. Tuannya sangat senang, dan iapun memuji tindakan hamba yang diberi 2 talenta itu sama dengan pujian yang diberikan kepada hamba yang diberi 5 talenta (ayt 23). Coba kita perhatikan, pujian yang diberikan tuannya sama persis. Ini menunjukkan tuannya tidak membeda-bedakan kedua hamba ini. Tuhan tidak memuji yang memiliki 5 talenta lebih dari hamba yang memiliki 2 talenta. Tuhan tidak melihat hasilnya, tetapi Tuhan memuji sikap mereka yang setia dan bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.
Berbeda dengan dua hamba yang pertama, hamba yang terakhir datang dan ia pun diminta pertanggungan jawab. Tapi hamba yang terakhir ini hanya mengembalikan satu talenta. Selama ini dia hanya berdiam diri, menimbun talentanya dalam tanah, dan tidak mengembangkan. Kemudian dengan berbagai alasan ia datang memberikan 1 talenta itu kepada tuannya. Ss, apa yang menjadi respon tuannya? Tuannya begitu marah atas apa yang dilakukan hamba terakhir ini. Di ayat 26 sang tuan mengatakan “Hai kamu hamba yang jahat dan malas!”. Menyimpan sebuah talenta merupakn salah satu bentuk kejahatan bagi Tuhan. Dan tuan itu menyuruh para penjaga untuk mencampakkan hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap.
Ss, Tuhan jelas menginginkan setiap anak-anaknya untuk mengembangkan talenta kita. Ketika kita sedang menyimpan talenta kita, sebenarnya itu merupakan suatu bentuk ketidaksetiaan dan ketidakbertanggungjawaban atas apa yang telah Tuhan berikan kepada kita. Ss, setiap kita pun kelak akan menghadapi pengadilan dari Tuhan. Dan Ia akan meminta pertanggungan jawab dari kita tentang talenta yang sudah dipercayakan kepada kita.
Bagaimana mengembangkannya tentu saja bisa lewat keterlibatan kita dalam pelayanan. Jika kita tidak memakai apa yang telah dipercayakan Tuhan untuk mengerjakan pelayanan, itu sama saja dengan kita memendam talenta kita.
Ss, sekali lagi, diam terkadang adalah emas. Namun dalam hal talenta, jika kita berdiam diri maka itu merupakan suatu kejahatan dan suatu bentuk ketidaktanggung jawaban. Karena itu kembangkanlah talentamu. Ambillah bagian dalam pelayanan. Setialah dalam perkara kecil. Sehingga kelak dalam pengadilan nanti, kita akan mendengar pujian dari Tuhan yang mengatakan “Baik sekali hai hambaku yang baik dan setia, masuklah ke dalam kebahagiaan tuanmu.” Amin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment