Tuesday, December 30, 2008

Tahun Baru


Menyambut tahun baru
Limpah asa baru
Melupakan lembar biru
Kalbu berisi haru


Semangat jiwa berseru
Melibas obak yang berderu
Menahan sakit peluru
Manantang langit bergemuruh

Mari berseru
Kepada Sang Pembaharu
Penganugerah hidup baru
Penguasa hati Luruh

Hadirlah dalam seluruh
Hati yang luruh
Menjadi Guru
Hidup yang baru


Selamat Tahun baru
Bersama
Pembaharu
Sang Guru

Friday, December 19, 2008

God is "Blind"


Suatu ketika, ditengah kesibukan rutinitas di asrama, pernah raga ini mencapai puncak ketegangan yang sangat tinggi. Akhirnya saya memutuskan untuk memanjakannya dengan menghampiri panti pijet tuna netra yang terdekat.

Setibanya di sana, saya menjumpai banyak sekali para tuna netra yang berlalulalang sambil meraba-raba dari pintu ke pintu. Sampai seorang laki-laki skitar 40 umur daging mendapat tugas untuk melayani saya. Awalnya tentu saya mengajak berkenalan terlebih dahulu. Singkat cerita kami berbicara cukup panjang, saling menanyakan kehidupan masing-masing.


Tiba-tiba terbesit ide nakal untuk bertanya kepada bapak tersebut. Anggap saja namanya bapak A. Saya bertanya "pak apakah bapak punya istri?". "iya, dan satu anak" katanya. "Sudah berapa lama menikah pak?". Lalu ia menjawab "sudah 10 tahun lebih". Lantas sayabertanya lagi "pak, istri bapak cantik ngak?". Dengan tegas ia menjawab "YA CUantik dong, cantik banget". "Ah, bapak tau dari mana pak? apakah bapak meraba-raba bisa tau kalau istri bapak cantik?" godaku dengan nada sedikit nakal. Jawaban yang mengejutkan saya terucap dari mulutnya "Karena dia istri saya makanya dia cantik pak" katanya dengan senyumnya yang tampak begitu bahagia.

Tiba-tiba tercenung dari peristiwa ini tentang bagaimana karya Allah yang secara luar biasa telah memberi status baru bagi manusia. Kita tahu ketika manusia percaya kepada Tuhan (yang merupakan karya ROh Kudus), manusia dibenarkan statusnya dari orang berdosa menjadi orang yang dikuduskan. Bagaimana mungkin?
Karena Tuhan yang pantokrator (Maha kuasa) itu sudah mati dan menyerahkan dirinya bagi orang berdosa. Filipi 2:6-8 mengatakan "....yang walaupun dalam rupa Allah tidak menganggap kesetaraan dengan Allah sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan mati di kayu salib". Hal itu dilakukan-Nya dengan tujuan "....supaya setiap orang percaya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh. 3:16)". Kematian-Nya mengantar manusia-manusia hina ini kedalam proses pengudusan.
Jika dipikir-pikir, bagaimana mungkin Allah melakukan hal itu? bukankah dalam Habakuk 1:13 dikatakan "mata-Mu terlalu suci untuk melihat kejahatan dan Engkau tidak dapat memandang kelaliman" ? Namun Ia yang tidak dapat melihat kejahatan itu malah datang kedunia yang keji bahkan mati untuk kelaliman itu sendiri.

Dalam hal inilah Allah tampak seperti orang buta. Tak pernah terbayangkan jika sang Raja Agung itu mau bersentuhan dengan mahluk nista dan hina. Ia sebenarnya tidak buta. Mata-Nya paling sempurna dan dapat mengetahui segala sesuatu. Namun Ia seakan menutup mata-Nya ketika menghampiri manusia dengan segala kekotoran dan kejijikannya, dan mengangkat manusia-manusia itu menjadi anak-anakNya. Kasihlah yang mendorong-Nya untuk menjadi buta akan kebusukan manusia.

Seperti Bapak A tadi yang menganggap istrinya sangat cantik bukan karena istrinya memang cantik. Namun karena itu istrinya (status) makanya ia dapat mengatakan bahwa istrinya sangat cantik. Demikian juga dengan anak-anak Tuhan. Kita dapat menjadi anak-anak Tuhan bukan karena kita ini sudah kudus atau layak untuk menjadi anak-anak Tuhan. Namun karena DIA mau mengangkat kita menjadi anak-anakNya lah, maka kita menjadi kudus dan layak bahkan diperkenankan untuk berhadapan dengan-Nya. "Kebutaan-Nya" membuat kita dapat melihat. Agar kita yang buta ini dapat melihat Allah yang "buta" karena kasih.

Refleksi:
Menjelang moment natal ini. Mari kita menyadari akan eksistensi kita yang dahulu adalah buta. Jika kita bisa melihat kebenaran saat ini, bersyukurlah ! Terang itu sudah datang! Janganlah kita membutakan mata kita kembali dengan menikmati dosa dan menjauh dari Tuhan. Ingat kita adalah anak-anak Tuhan, di mana sang Bapa sudah melayakkan kita untuk menjadi anak-Nya. Hayatilah kedatangan-Nya dengan jiwa gemetar. Ingatlah tindakan-Nya yang menutup mata-Nya sendiri untuk kita.
God is "Blind", so that people can see the Truth. Amen