Sunday, March 29, 2009

Jangan Jatuhkan Mereka (Yosua 7) 2

Namun sadarkah Saudara, bahwa kejatuhan kita dalam dosa itu mampu menjatuhkan orang lain juga? Itu yang umat Israel alami. Hanya karena dosa satu orang Akhan, umat Israel harus menanggung kekalahan yang memalukan dari negeri Ai. Bahkan 36 orang harus tewas dalam pertempuran itu. Saudara, kalau kita lihat di ayat 1 di sana dituliskan bahwa “Tetapi orang Israel berubah setia dengan mengambil barang-barang yang dikhususkan itu, karena Akhan bin Karmi bin Zabdi bin Zerah, dari suku Yehuda, mengambil sesuatu dari barang-barang yang dikhususkan itu. Lalu bangkitlah murka TUHAN terhadap orang Israel.” Pada zaman itu dosa satu orang merupakan dosa satu bangsa. Satu orang berbuat dosa maka dikatakan bahwa umat Israel berubah setia. Bagaimana mungkin? Dari sini dapat saya simpulkan bahwa kejatuhan seseorang ke dalam dosa, bukan hanya berdampak bagi dirinya sendiri, namun juga berakibat bagi orang disekitarnya. Dengan kata lain, kejatuhan kita dapat membawa orang lain ikut terjatuh.

Sebenarnya dosa ini dapat diilustrasikan dengan kesalahan yang telah diperbuat oleh Lehman Brother. Lehman Brother merupakan bank ke 4 terbesar di USA. Banyak saham dan obligasi yang dipercayakan kepada bank tersebut. Namun karena kesalahan perhitungan, ditambah dengan ditutup-tutupinya kesalahan itu, akhirnya bank yang sangat berpengaruh itu mengalami kebankrutan. Bangkrutnya Lehman Brother sangatlah memukul finansial di USA. Terlebih bahkan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Kakak perempuan saya yang berada di Australi pun terkena imbasnya. Ribuan pegawai dan pekerja di PHK, dan jumlahnya jauh lebih besar dari pada waktu ada pembagian sembako. Hal itu membuat dia harus di cutikan untuk beberapa bulan, bahkan suaminya pun sekarang kehilangan pekerjaan. Perekonomian dunia menjadi hancur hanya karena kesalahan sebuah bank dari jutaan bank yang ada didunia ini.

Begitu juga dengan sebuah dosa dalam sebuah komunitas. Saudara, sadarilah bahwa satu dosa kita dapat berdampak besar bagi orang lain. Satu dosa kita dapat menjatuhkan orang lain. Tahukah Saudara, bahwa hanya dengan perkataan kita, kita dapat membuat orang lain tidak lagi mau kegereja. Kebiasaan gosip yang buruk dapat membuat orang lain kecewa. Satu kebohongan saja dapat menyeret orang untuk membenci Tuhan. Sikap cuek, dingin, dan sembrono pun dapat membuat orang lain tersandung dan tidak menemukan kasih Tuhan. Itukan yang membuat Paulus menegur Petrus (Gal. 2:12-14). Ketika Petrus makan bersama-sama dengan orang yang tidak bersunat, lalu ia melihat ada rombongan dari golongan Yakobus lewat, ia langsung mengundurkan diri karena takut jika dilihat bahwa ia sedang duduk makan bersama-sama dengan orang kafir. Paulus menegur keras tindakan Petrus tersebut, walaupun Petrus jauh lebih senior daripada Paulus. Paulus menegur, karena ia melihat bahwa tindakan Petrus itu menyeret orang Yahudi untuk menjadi munafik, bahkan Barnabas, orang yang giat melayani pun juga terseret oleh kemunafikan mereka. Saudara, jangan pernah berpikir bahwa dosa kita tidak akan merugikan siapa-siapa. Dosa pribadimu dapat menjatuhkan orang lain juga.

Suatu ketika ada seorang pemuda dari India yang sedang menempuh pendidikannya di daerah Afrika yang berbasis Kristen. Sedang pemuda itu masih beragama hindu. Disanalah pemuda tersebut mengenal apa yang namanya Kristen. Suatu ketika ia mengikuti sebuah KKR yang diikuti oleh banyak pelajar; dan ternyata KKR tersebut berhasil membuatnya tertarik dengan Yesus Kristus. Pemuda itu mulai membaca Alkitab, dan ia sangat tertarik dengan tokoh yang bernama Tuhan Yesus itu. Baginya Tuhan Yesus adalah sosok yang rendah hati dan penuh kasih. Untuk mengenal lebih dalam tentang Tuhannya orang kristen, maka ia mulai membaca buku-2 yang mendalami tentang Tuhan. Khotbah dibukit merupakan bagian Alkitab yang sangat disenanginya.

Namun sayangnya, sewaktu ketika ia memutuskan untuk pergi kegereja, ia malah mengalami kekecewaan. Mengapa? Pada waktu itu digereja ada orang-orang yang bertindak rasial, yang suka mendiskriminasi. Mereka suka menyakiti dan menindas orang-orang yang rasnya dianggap lebih rendah. Mereka juga menindas orang-orang yang berbeda kulit dengan mereka. Dan ketika pemuda itu hendak masuk kegereja, ia ditolak oleh orang-orang Kristen itu sendiri. Akhirnya ia mengalami kepahitan dengan orang Kristen.

Padahal pemuda itu sangat kagum dengan Tuhan Yesus, tetapi ia tidak dapat percaya kepada Tuhan karena orang-orang Kristen itu sendiri telah menjadi batu sandungan. Akhirnya pemuda itu tetap berada dalam agama hindu. Ia hanya dapat mengagumi Tuhan Yesus, tetapi tidak percaya. Tahukah Saudara, pemuda itu bernama Mahatma Gandhi, seorang pemimpin India yang begitu dihormati. Ia adalah seseorang yang giat menyuarakan anti-diskriminasi. Ia pernah menjadi perdana menteri di India. Di akhir hidupnya ia pernah berkata: “Sayang Tuhan Yesus itu adalah Tuhannya orang Kristen. Kalau bukan, saya pasti sudah mengikuti Dia”. Sayang sekali, andaikan Mahatma Gandhi menjadi Kristen, pasti orang India banyak juga yang menjadi Kristen saat ini. Saudara, sebuah sikap dan tindakan tanpa kasih dari orang Kristen
seringkali juga dapat menghalang-halangi orang untuk percaya kepada Tuhan.

Saudara, adakah kasih yang kita nyatakan disekitar kita, baik dikeluarga kita, digereja kita dan di lingkungan kita? Adakah hidup kita sudah menjadi contoh yang baik? Ataukah kita malah menjadi batu sandungan dengan dosa-dosa kita.

Saudara, sebenarnya seringkali kita melupakan satu hal. Kita lupa bahwa Allah yang menciptakan kita itu adalah Allah yang Maha tahu. Itu juga yang telah dilupakan oleh Akhan. Ia lupa bahwa Allah yang telah menuntun bangsanya keluar dari tanah Mesir itu adalah Allah yang mahatahu. Ia pikir dengan menyimpan barang curiannya dalam Tanah, maka ia akan aman-aman saja, tidak akan ada yang tahu, bahkan Allah pun tidak akan tahu. Namun sayangnya Allah yang ia miliki adalah Allah yang mahatahu. Tuhanlah yang akhirnya membongkar semua dosa-dosa Akhan.

Mata Tuhan mampu melihat segala sesuatu. Dia mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Bahkan apa yang ada dalam hati kita pun Tuhan tahu. Dan Ia tidak akan membiarkan dosa kita bercokol begitu saja dalam diri kita. Ia akan menghukum segala dosa-dosa kita. Itulah yang di alami oleh Akhan, di mana akhirnya ia dan seisi keluarganya harus dirajam dan dibakar akibat dosa-dosanya yang melanggar kekudusan Tuhan. Saudara, Tuhan pun tidak akan membiarkan dosa-dosa kita begitu saja. Ia Allah yang adil akan menghukum segala dosa-dosa yang ada dalam diri kita, karena Ia sangat benci segala jenis dosa.

Oleh karena itu Saudara, serius lah berjuang mengatasi dosa-dosa kita. Selain Tuhan begitu membenci dosa-dosa kita; dosa-dosa yang kita perbuat dapat menjatuhkan orang lain juga. Sudah cukup banyak orang-orang yang kecewa dengan orang Kristen seperti Mahatma Gandhi dan juga keluarga saya. Saudara, janganlah kita menambahkan “Gandhi-gandhi” yang lain yang kecewa dengan ke Kristenan. Jangan jatuhkan mereka dengan dosa-dosa kita. Jangan biarkan orang lain tidak dapat mencicipi keindahan kasih Tuhan dengan sikap ego kita. Jangan padamkan hasrat orang lain untuk menyembah Tuhan karena terhalang dengan hasrat dunia kita. Saudara, jangan jatuhkan mereka, dengan kejatuhan kita. Jangan jatuhkan mereka, karena Tuhan sendiri tidak menginginkan mereka terjatuh.

Jangan Jatuhkan Mereka (Yosua 7) 1

Saudara, saat ini banyak sekali perusahaan yang mengadopsi prinsip kekristenan dalam menjalankan usahanya. Sebagaimana orang Kristen melayani jemaat, mereka juga terapkan dalam melayani pelanggan. Bagaimana sebuah gereja mengisi kebutuhan jemaat, mereka juga terapkan dengan mengisi kebutuhan konsumen. Ini yang pernah saya lihat ketika mengunjungi sebuah bank. Di bagian customer service itu dituliskan “Jika pegawai kami tidak tersenyum, harap menegurnya atau melaporkan ke nomor sekian....”. Tulisan itu sungguh menarik perhatian saya. Dan untungnya pegawai itu tersenyum terus. Jika ngak pasti sudah saya laporin ke atasan . Namun ketika saya pikir lagi “apakah ia tidak capek senyum seharian?” Pasti mereka capek. Mungkin saja (bahkan menurut saya hampir pasti) mereka melakukan hal itu karena terpaksa dan karena tuntutan tugas. Namun mereka rela dan harus melakukan itu dengan satu prinsip: yaitu agar pelanggan terpuaskan, agar tamu mereka senang. Karena itulah ada prinsip bahwa kustomer atau pembeli itu adalah raja.

Ironinya, jika orang-orang dunia mengambil prinsip kekristenan, orang kristen malah terbalik. Banyak orang Kristen yang malahan meninggalkan prinsip kekristenan mereka dan mengadopsi prinsip-prinsip dunia ini. Mereka melayani dengan nafsu dunia, mereka suka mencari kepuasan hawa nafsu pribadi, dan mereka lebih senang untuk mencari kekuasaan dan kedudukan. Intinya mereka lebih suka berkanjang dalam dosa-dosa mereka. Bukankah ini yang sering terjadi di beberapa gereja? Entah hamba Tuhan, majelis, aktivis, banyak yang sikut-menyikut untuk mendapatkan harta dan kedudukan. Dosa terbesar malah terjadi di sebuah gereja. Yang lebih menyedihkan lagi adalah bahwa dosa-dosa itu menyebabkan gereja menjadi batu sandungan bagi orang lain. Keluarga saya ada yang dulunya sangat aktif di gereja dan pernah hampir menjadi seorang majelis, namun saat ini ia tidak pernah mau memijakkan sepatunya di gereja lagi. Kenapa? Alasan utama ialah, karena ia sangat kecewa dengan orang-orang gereja itu sendiri. Saudara, Bukankah banyak orang yang kecewa dengan gereja saat ini? Mereka menemukan bahwa ternyata pelayanan orang dunia jauh lebih memuaskan dari pada pelayanan orang gereja.

Saudara, mungkin kekecewaan mereka terjadi bukan karena sekelompok orang, melainkan karena dosa satu orang. Oleh karena itu, kita sebagai anak-anak Tuhan harus serius dalam menggumulkan dosa-dosa kita walaupun dosa itu kecil. Mengapa?


Karena sebuah dosa kita dapat menjatuhkan orang lain.

Saudara, itu yang dialami oleh bangsa Israel. Pada mulanya Yosua diberikan kepercayaan oleh Tuhan untuk memimpin perebutan tanah Kanaan. Yosua sempat takut dan gentar. Ia tidak yakin dengan kemampuannya sendiri. Sehingga dalam Yosua 1:9 , Tuhan memberikan kekuatan kepada Yosua dengan mengatakan “Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu, Aku akan menyertai Engkau kemanapun Engkau pergi” Tuhan menjanjikan kemenangan-demi kemenangan yang akan di raih umat Israel. Ia menjanjikan bahwa tanah kanaan itu akan menjadi miliknya. Janji itu terbukti ketika pertama kali mereka menjejakkan kaki mereka di tanah Kanaan, mereka mendapatkan kemenangan yang ajaib, yaitu dengan dirobohkannya tembok Yerikho.

Namun dalam perikop yang kita baca, disana dituliskan bahwa Israel kalah dengan pasukan suku Ai. Ironisnya, dituliskan bahwa pasukan Ai itu sangat sedikit jumlahnya. Ada penafsir yang mengatakan bahwa penduduk Ai itu jauh lebih sedikit jumlahnya daripada penduduk Yerikho, karena itu dalam prediksi mereka cukup dengan 3000 tentara maka orang-orang Ai akan kalah. Namun ironinya 3.000 umat Israel harus lari kocar-kacir menghadapi pasukan Ai yang sedikit itu. Mereka gagal mengalahkan suku Ai yang sedikit itu.

Hal ini membuat Yosua menjadi sangat sedih sehingga di ayat 6-9 dikatakan bahwa Yosua mengoyakan pakaiannya dan menaruh debu di atas kepalanya yang menunjukkan kepedihannya yang luar biasa. Memang pada waktu itu, mengoyakan pakaian dan menaruh debu itu merupakan lambang kedukaan yang sangat dalam. Yosua seakan berkata kepada Tuhan: “Tuhan mengapa Engkau membawa kami ketempat ini. Lebih baik kami tidak masuk ketanah ini. Bukankah Engkau berjanji akan memberikan tanah ini kepada kami, tapi mengapa Tuhan? Mengapa kekalahan yang menimpa kami? Mana janji-Mu? Bukankah dengan ini musuh-musuh kami akan mentertawakan nama-Mu?” Lalu Yosuapun mulai putus asa.

Segera saja jawaban itu tiba. Di ayat 10 dst Tuhan memberikan alasan utama kekalahan Israel. Ternyata ditemukan bahwa ada seseorang Israel yang berbuat dosa. Namanya Akhan. Mulanya ia melihat barang-barang yang dikhususkan untuk pekerjaan Tuhan itu indah-indah. Banyak yang terbuat dari emas dan perak. Lalu ia tergiur, dan kemudian mencurinya serta di simpan dalam tanah. Tentu saja itu dosa besar, karena melanggar kekudusan Tuhan.

Coba kita perhatikan karakteristik dosa yang ada. Dosa itu biasanya dimulai dari keinginan dan ego. Kita menginginkan sesuatu untuk memenuhi nafsu dan keserakahan kita. Lalu kemudian kita menghalalkan segala cara untuk memenuhi keinginan nya, lalu ia jatuh dalam melanggar hukum dan ketetapan yang ada. Dan yang terakhir dosa itu biasanya ditutup-tutupi. Itukan yang Akhan lakukan. Ia melihat barang-barang yang dikhususkan itu sepertinya menarik, lalu mungkin ia berpikir, kalau dijual mungkin bisa jadi borjuis neh. Kemudian ia menghalalkan segala cara untuk mendapatkannya. Setelah ia berhasil mendapatkan barang itu, ia berusaha menyembunyikan dosanya dengan memendam barang itu dalam tanah.

Itu juga kan yang dilakukan para koruptor? Mereka haus akan kekuasaan dan lapar akan kekayaan. Lalu mereka menghalalkan segala cara untuk meraup semua itu. Dan kemudian disembunyikan dengan tipuan-tipuan yang sangat licik. Mana ada koruptor yang terang-terangan melakukan korupsi.

Saudara, bukankah itu juga yang sering kita lakukan ketika berbuat dosa. Kita seringkali tergiur oleh kenikmatan dunia entah harta maupun kekuasaan. Lalu dengan segala cara kita berusaha mendapatkan apa yang kita mau. Walaupun itu adalah cara yang sangat berdosa. Setelah mendapatkannya, kita berusaha menutupi dosa-dosa kita. Jangan pikir hanya orang-orang awam yang dapat terjatuh. Bukankah banyak hamba Tuhan yang juga melakukan hal tersebut.

Monday, March 23, 2009

Kala Engkau Datang

Matahari akan memejamkan sinarnya
Gentar melihat Engkau
Laut akan bertabrakan kian kemari
Seperti kegelisahan musuh-musuh Gideon
Angin akan berhenti berhembus
Terpana melihat kedasyatan-Mu
Orang-orang fasik akan melihat hartanya bak kotoran
Ambisi orang muda seakan tidak pernah terekam
Orang congkakn mengalami ketakutan
"Anak-anak Tuhan" palsu menjadi malu
Namun....
Hamba-hamba Nya yang setia akan menangis
Sambil bertelut ia berkata:
"Akhirnya...
Akhirnya Bapaku datang"
"Akhirnya....Penebusku menjemputku"

Friday, March 13, 2009

Be A Reformer (2) 2 Raja 22-23



3. Mengajak orang lain melihat kebenaran

Ciri berikutnya adalah bahwa seorang reformator itu tidak membiarkan sebuah kebenaran itu hanya bercokol di dalam dirinya. Seorang reformator itu harus menyalurkan kebenaran itu kepada orang lain.

Setelah raja Yosia meminta petunjuk kepada Tuhan, dan Tuhan telah menyampaikan petunjuk-Nya, maka raja Yosia langsung mengajak semua orang untuk melihat kebenaran itu. 2 Raja 23:1-3 menuliskan “Sesudah itu raja menyuruh orang mengumpulkan semua tua-tua Yehuda dan Yerusalem. Kemudian pergilah raja ke rumah TUHAN dan bersama-sama dia semua orang Yehuda dan semua penduduk Yerusalem, para imam, para nabi dan seluruh orang awam, dari yang kecil sampai yang besar. Dengan didengar mereka ia membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN itu. Sesudah itu berdirilah raja dekat tiang dan diadakannyalah perjanjian di hadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya, peraturan-peraturan-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan untuk menepati perkataan perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu.” Menarik sekali jika kita perhatikan Yosua mengumpulkan semua kalangan orang. Bukan hanya orang-orang yang ahli dalam Taurat. Bukan juga para petinggi-petinggi istana, namun semua orang awam dan masyarakat sipil juga dikumpulkan dari yang besar sampai yang kecil. Dan ia membuat perjanjian dengan seluruh kalangan orang itu untuk mengikuti jalan yang benar.

Begitu juga dengan Martin Luther. Ketika ia mengetahui kebenaran yang telah ia gali dari FT dan yang dinyatakan Tuhan. Ia segera mengajarkannnya kepada murid-muridnya. Selain itu ia langsung mengkhotbahkannya, dan menuliskan surat-surat kepada rekan-rekannya untuk bertobat, dan kembali ke jalan yang benar.

Ss, dunia ini hanya ada dua jalan. Jalan yang benar dan jalan yang salah. Jika seseorang tidak mengikuti kebenaran, ia pasti sedang menikmati kesalahan. Demikian pula sebaliknya. Tidak ada daerah abu-abu untuk sebuah kebenaran. Lantas, ketika kita mengetahui ada orang disekitar kita yang salah jalan, yang sesat, dan terhilang; apakah kita akan diam saja?

Ss tentu masih ingat peristiwa barusan ini tentang seorang bocah bernama Ponari yang dianggap gaib karena memiliki batu yang dapat menyembuhkan segala penyakit. Hanya dalam waktu sekejap, semua orang menghampiri dia untuk minta disembuhkan. Apakah Ponari atau keluarganya mengumumkannya? Masang iklan? Tidak bukan. Namun masyarakat sekitar pada berdatangan, karena ada ajakan-ajakan dari mulut ke mulut tentang sebuah berita yang “menggembirakan” mereka.

Ss, jika untuk sesuatu yang kita tidak dapat ketahui kebenarannya saja, orang mau berjuang mengajak rekan-rekan dan sanak saudara; masakah kita tidak mengajak orang-orang untuk mengetahui akan kebenaran. Ketika kita melihat ketidakberesan terjadi, masakah kita hanya berdiam diri? Ss, setiap reformator harus dapat mengajak orang lain untuk bersama-sama mengubah kesalahan yang ada. Ciri berikutnya adalah:

4. Ada tindakan yang berani walaupun beresiko kehilangan nyawa.

Ss, setelah menemukan kebenaran, meminta petunjuk kepada Tuhan, lalu mengajak orang lain untuk melihat kebenaran tersebut, Yosia melakukan banyak tindakan-tindakan yang konkrit. Dia tidak menjadi seorang NATO (Not Action Talk Only), namun ia melakukan tindakan reformasi besar-besaran. Kalau kita perhatikan pasal 23 ini, kita akan melihat banyak tindakannya. Pertama ia membakar perkakas yang digunakan untuk menyembah berhala (ay.4); ia memberhentikan para imam dewa asing (ay.5); membakar tiang berhala (ay 6); merobohkan tempat pelacuran bakti (7); menajiskan dan merobohkan bukit-bukit pengorbanan dewa asing (8); menajiskan tempat yang biasanya dipakai orang untuk mengorbankan anaknya kepada dewa-dewa (10); membuang kuda-kuda yang dipersembahkan untuk dewa matahari; dsb. Yosia melakukan reformasi total. Dalam tindakan reformasi itu tentu ada resiko yang akan ia tanggung. Ketika ia merubah kebiasaan yang dilakukan umat Israel itu tentu tidak mudah. Pasti banyak konfrontasi. Terutama dari imam-imam yang menyembah berhala itu.

Pertentangan yang lebih mencekam dirasakan oleh Martin Luther. Jika Yosia tidak ada tantangan yang begitu mengerikan, karena mungkin ia adalah seorang Raja yang berkuasa mutlak, sehingga tidak ada yang berani menentangnya. Namun Luther hanyalah seorang biarawan kecil. Keyakinannya akan kebenaran menyebabkan ia berani untuk bertindak demi kebenaran itu.

Ketika seluruh warga kota berduyun-duyun datang untuk memeriahkan bangunan gereja istana di Witenberg, pagi-pagi benar sebelum semua orang berkumpul, ia memakukan 95 dalil yang melawan surat penghapusan dosa, dan melawan keilahian Paus. Hanya dalam waktu sekejap berita itu tersebar keseluruh Jerman bahkan sampai kePausan di Roma. Tentu saja hal ini membuat keadaan menjadi mencekam. Luther segera menjadi incaran untuk dibunuh, karena berani melawan pemerintahan Paus. Beberapa orang mulai mengincar Luther, dan dengan segala cara berusaha untuk menangkap dan membunuhnya. Namun tidak berhasil. Luther begitu waspada dan berhati-hati. Dan Luther terus mengajar dan memberi pengaruh kepada banyak orang. Sehingga kebenaran kembali ditegakkan dan akhirnya berdirilah agama Kristen Protestan yang bergerak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Ada juga yang hendak mengucilkan dia, namun itu tidak dapat terjadi, karena Allah melindungi dia. Ia berani menyatakan kebenaran walaupun nyawanya terancam, karena ia tahu bahwa ada Allah yang menjaganya. Itulah ciri seorang reformator, yaitu seorang yang berani bertindak dalam menyatakan kebenaran.

Ss, ketika kita melihat ketidak benaran terjadi di sekitar kita, bahkan mungkin di gereja kita; adakah kita berani mengambil tindakan walaupun kita tau ada resiko yang harus diterima karena itu? Mungkin kita dikucilkan, mungkin kita dijauhkan, atau mungkin kita diancam. Tapi tahukah, bahwa ketika kita sedang membela suatu kebenaran, Allah sumber kebenaran itu akan membela kita, dan berperang bagi kita. Sehingga siapakah yang dapat melawan jika Allah dipihak kita?

Ss, jadilah seorang reformator. Seorang reformator yang sedih ketika melihat ketidak benaran. Yang senantiasa meminta petunjuk Tuhan untuk apa yang harus dilakukan; Yang mau membagikan kebenaran itu pada semua orang dan yang berani menyatakan kebenaran itu walaupun harus kehilangan nyawa. Tuhan pernah berkata “barang siapa yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

Be A Reformer (1) 2 Raja 22-23


Khotbah Pemuda



Ss, Martin Luther merupakan tokoh reformator pertama yang begitu terkenal. Ia seorang teolog Jerman yang sangat berhasil mereformasi keKristenan yang begitu berpengaruh hingga saat ini.

Sebenarnya apa sih reformasi itu? Dari epistemologinya, reformasi berasal dari kata “re + forming” yang berarti kembali kebentuk semula atau bisa juga dianggap sebagai kembali kemaksud semula. Berarti seorang reformator adalah seorang yang bertugas untuk mengembalikan suatu bentuk ke bentuknya yang semula.

Mungkin jika diilustrasikan itu seperti ketika kita sedang mengecat tembok. Kita berpikir bahwa dulu rumah kita tidak seperti ini warnanya. Dulunya putih bersih. Tapi sekarang rumah ini sudah kotor. Catnya sudah ngelupas, dan ada rembesan-rembesan air di tembok. Lalu untuk mengembalikan ke warna semula kita harus kembali mengecat tembok itu biar menjadi putih kembali. Itulah yang dinamakan reformasi.
Sebenarnya apa sih tujuan seorang reformator? Dari istilah katanya saja kita sudah dapat mengetahui bahwa reformator itu memiliki tujuan untuk mengembalikan sesuatu ke awalnya. Jika ini diterapkan pada reformasi Kristen yang terjadi pada tahun 1517, maka tujuan dari seorang reformator adalah untuk mengembalikan gereja kepada bentuk aslinya yang diinginkan oleh Tuhan Yesus (sebagai dasar gereja), yang benar sesuai dengan Firman Tuhan. Oleh karena itulah motto terkenal dari kaum reform itu berbunyi “back to the bible”.

Ss, sebenarnya setiap umat Kristen itu harus menjadi seorang reformator untuk menyatakan kebenaran di tengah dunia yang bengkok ini. Ketika Yesus mengajak kita untuk menjadi terang dunia, sebenarnya Tuhan menginginkan kita untuk mereformasi sekeliling kita. Oleh sebab itu saat ini penting bagi kita untuk melihat bagaimana sih ciri-ciri reformator itu? Saya akan memaparkan ciri-ciri tersebut dengan memaparkan dua tokoh penting reformasi. Yang pertama adalah seorang tokoh Alkitab yang bernama Yosia. Dan yang kedua adalah Martin Luther, pendiri gerakan reformasi itu sendiri. Ada empat ciri yang sama, yang dapat kita temukan dari kedua tokoh ini.


1. Ia sedih melihat ketidak benaran

Ss, hati manusia semakin hari semakin dingin. Kasih semakin lama semakin jarang. Juga kepedulian pun semakin hari semakin mengabur. Sehingga ketika ada orang ketidakberesan terjadi kita lebih memilih untuk tidak peduli. Namun tidak demikian dengan seorang reformator. Ia akan merasa sedih ketika melihat ketidakbenaran.
Ss, Yosia merupakan seorang raja yang benar di mata Tuhan. Ia menjadi raja ketika ia berumur 8 tahun. Namun demikian rakyat yang dipimpinnya hidup dalam kesesatan. Mereka menyebah allah lain, melakukan pelacuran bakti, mengorbankan anaknya sendiri kepada dewa-dewa terntentu dan masih banyak lagi kejahatan yang mereka lakukan. Ini semua terjadi karena dua raja sebelumnya, Manasye dan Amon, adalah raja-raja yang sangat jahat. Mereka yang mempengarui rakyatnya. Jika di total maka kedua raja ini sudah memerintah selama 57 tahun. Itu bukan waktu yang singkat. Andaikan kita bergaul dengan teman-teman yang rusak selama tiga tahun saja, saya yakin bahwa kita akan terpengaruh bukan? Apalagi jika 50 tahunan. Oleh sebab itulah rakyat Yehuda pun menjadi sesat dan jahat di mata Tuhan.

Namun kemudian seorang panitera dari Yosia yang bernama safan ini menghampiri Yosia dan mengatakan bahwa ketika mereka sedang membangun gereja mereka menemukan kitab Taurat yang selama ini telah hilang. Banyak penafsir menduga bahwa isi kitab itu berasal dari Ulangan 28 yang membicarakan tentang kutukan ketika mereka berbuat dosa. Yosiapun akhirnya tersadar akan kesalahan yang dilakukan umatnya. Apa reaksi Yosia? 2 Raja 22:11 menuliskan “Segera sesudah raja mendengar perkataan kitab Taurat itu, dikoyakkanlah pakaiannya”. Ss, mengoyakan pakaian itu merupakan reaksi orang yang berkabung pada waktu itu. Biasanya itu dilakukan ketika ada keluarga yang meninggal (cont: Daud). Ini menunjukkan bahwa Yosia begitu sedih ketika ia melihat adanya ketidak-benaran dalam umat Israel.

Itu juga yang Martin Luther alami. Pada zaman Martin Luther, banyak kesesatan terjadi. Ada yang menjual surat pengampunan dosa dengan biaya yang sangat mahal. Pada waktu itu banyak orang yang haus untuk diselamatkan. Namun mereka tidak dapat diselamatkan jika mereka tidak punya banyak duit. Selain itu Paus selalu menganggap bahwa hanya merekalah orang yang benar. Semua pendapat orang lain salah. Sehingga ia bisa menafsirkan Alkitab sesuka hati, dan menjadikan diri sendiri sebagai Allah. Bahkan terlebih jahat, Paus tersebut seringkali membunuh orang-orang yang membela Alkitab dengan benar. Belum lagi pengajaran tentang api penyucian dsb. Hal itu membuat hati Luther menjadi sedih dan terbeban untuk membenahinya.

Ss, bukankah pada saat ini banyak gereja, banyak hamba Tuhan, banyak majelis dan banyak anak-anak Tuhan yang sudah jauh menyimpang dari kebenaran Firman Tuhan? Ada gereja yang hanya menekankan duit melulu. Ada hamba Tuhan yang mendewakan dirinya. Ada majelis yang merasa berkuasa karena mereka memiliki banyak uang, sehingga majelis itu merendahkan dan menjatuhkan hamba Tuhan. Banyak juga anak-anak Tuhan yang memiliki maksud lain ketika mereka beribadah. Kebenaran digantikan dengan ketidakbenaran. Firman Tuhan digantikan dengan nafsu pribadi. Adakah hati kita sedih? Adakah kita berkabung ketika kebenaran itu semakin mengabur? Ataukah kita hanya berdiam diri? Ss, seorang reformator harus memiliki hati seperti Kristus, yang sedih ketika melihat ketidak benaran terjadi.

2. Meminta petunjuk Tuhan
Seorang reformator merupakan orang yang dipilih dan dipanggil Tuhan. Oleh sebab itu seorang reformator harus meminta petunjuk dari Tuhan.

Ketika Yosia mengalami kesedihan karena menyadari bahwa selama ini umat Israel sudah berjalan dalam kesesatan, ia tidak membiarkan dirinya terus menerus bersedih. Dalam ayat yang ke-13 dikatakan bahwa raja meminta petunjuk daripada Tuhan. Ia pergi ke seorang nabiah pada waktu itu yang biasanya digunakan Tuhan dalam menyampaikan pesan Tuhan. Mengapa Yosia meminta petunjuk dari Tuhan? Karena ia sadar bahwa kebenaran itu hanya didapat dari pengenalan akan Tuhan.

Sebenarnya meminta petunjuk Tuhan itu merupakan sikap kerendahan hati, di mana kita mau menundukkan cara, rasio dan kemampuan kita, dan membiarkan Tuhan bekerja bagi kita. Dan Tuhan menyukai akan kerrendahan hati. Sehingga ketika Yosia seharusnya juga mendapatkan hukuman, ia malah mendapat pengampunan karena kerendahan hatinya. Apakah petunjuk Tuhan? Baca ayt 15-20.

Itu juga yang Martin luther lakukan. Ketika ia melihat ketidak beresan terjadi ia segera mencari kehendak Tuhan. Ia semakin giat dalam meneliti Alkitab, dan dia semakin giat berdoa. Dia pernah mengatakan “karena semakin hari semakin banyak keputusan yang harus ku perbuat, maka aku memutuskan untuk berdoa 3 jam sehari”. Pernah ia tertekan, karena ia tidak memiliki waktu untuk berdoa. Kesibukannya sangat padat. Setiap hari ia harus berkhotbah, mengajar, menulis surat, khotbah di meja makan, mengurus keuangan, dsb. Namun semakin banyak kegiatannya, semakin ia memilih untuk berdoa. Ia menyadari jelas akan panggilan Tuhan. Karena Tuhan yang memanggil, maka ia terus-menerus meminta petunjuk dari Tuhan yang telah memanggilnya.
Ss, sama sepeti kalau kita mengerjakan sebuah skripsi, dan kita butuh dosen yang membimbing kita bukan? Sebab tanpa pembimbing kita bisa salah arah. Demikian pula ketika kita hendak menyatakan kebenaran, kita butuh meminta petunjuk dari Tuhan.

Ss, seorang reformator itu harus terus meminta petunjuk dari Tuhan. Bagaimana caranya meminta petunjuk dari Tuhan? Jawabannya sederhana: sama seperti Martin Luther, teruslah mempelajari Firman Tuhan dengan kerendahan hati dan teruslah berdoa. Tanpa FT dan tanpa doa, tidak mungkin kita dapat mengetahui kehendak Tuhan dengan baik. Firman Tuhan dan Doa adalah kunci awal sebelum kita mereformasi sesuatu. Adakah kita sudah menggali FT dengan baik? Adakah kita sudah berdoa dengan tekun? Adakah kita suka meminta petunjuk dari Tuhan untuk menjawab persoalan-2 yang ada? Atau kita lebih suka menunjukkan keakuan kita?