Saturday, February 16, 2008

Pengikut vs Pendengar

Semester dua akhirnya bisa terlewati dengan baik. Betapa leganya. Kini yang terpikirkan dalam benakku hanyalah berlibur. “Nanti mau liburan kemana ya? Ngapain aja ya nanti?”. Sungguh menyenangkan. Namun sayangnya kesenangan itu harus tertunda karena kami harus mengikuti semester pendek secara intensif selama tiga minggu berturut-turut. Setiap mata kuliah memakan waktu satu minggu.

Selama mengikuti intensif, kita semua harus rajin mencatat dan membaca buku tugas yang harus dibaca serta belajar untuk ujian. Itu semua harus dilakukan setiap hari karena waktu perkuliahan yang sangat singkat sehingga semua materi harus dipadatin. Dari pagi hingga sore kami harus mengikuti kuliah, sedangkan malamnya kami harus membaca buku wajib dan mempersiapkan diri untuk ujian. Tentu saja hal ini sangat melelahkan.

Namun ketika suatu saat saya mengikuti kuliah, saya terheran-heran melihat seorang teman yang sekelas dengan saya. Ia tidak mencatat pelajaran yang diterangkan oleh dosen, bahkan di mejanya tidak tampak buku wajib yang merupakan bahan kuliah serta tugas baca. Saya berpikir “Bagaimana mungkin ia bisa santai begitu?”. Sewaktu kami menikmati break time untuk menyegarkan pikiran, saya menghampiri dia dan menanyakan perihal tersebut kepadanya. Akhirnya saya mengerti, ternyata ia bukanlah murid dari mata kuliah tersebut. Ia bukan pengikut atau anggota kelas kami. Namanya juga tidak tercantum dalam buku absensi dosen kami. Dia hanyalah seorang pendengar yang kerjaanya hanya duduk diam dan mendengarkan. Ia tidak perlu mengerjakan tugas dan tidak perlu mengikuti ujian. Ia tidak mempunyai tanggung jawab apapun di kelas itu. Sudah tentu ia tidak akan mendapatkan nilai. Berbeda dengan kami yang merupakan pengikut mata kuliah tersebut, di mana kami harus konsentrasi penuh dalam setiap perkuliahan, mengerjakan seabrek-abrek tugas serta melatih diri untuk menghadapi ujian.

Demikian juga dengan anak Tuhan. Ketika seorang anak Tuhan percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Juruselamatnya, maka ia dapat disebut sebagai anak Tuhan. Bukan hanya sebagai anak, tapi juga dapat disebut sebagai murid dan pengikut Kristus. Pengikut-pengikut Kristus bukanlah sekedar pendengar. Ada tugas dan tanggung jawab yang harus mereka pikul. Dibutuhkan konsentrasi serta keseriusan dalam mengerjakan tugas pelayanan mereka. Sebagai pengikut Kristus tidak bisa tinggal diam atau pasif, sebab mereka bukanlah pendengar. Ada banyak yang harus mereka kerjakan selama mereka hidup di dunia ini sebagai anak-anak Tuhan.

Dalam Matius 16:24 memberitahukan syarat-syarat untuk mengikuti Yesus. Dikatakan “Barangsiapa yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari (Lukas) dan mengikut Aku”. Tidak pernah dikatakan “Barangsiapa yang mau mengikut Aku, ia tinggal duduk diam saja, Aku yang akan melakukan semua tugasmu”. Ada syarat untuk mengikut Dia. Seorang anak Tuhan yang merupakan pengikut Kristus harus menyangkal dirinya. Ini berarti pengikut Kristus harus meletakan segala keinginan pribadinya untuk kepentingan-Nya. Yesus sendiri telah menjadi teladan dengan menyangkal diri-Nya bahkan mengosongkan diri untuk keselamatan kita. Selain itu setiap anak Tuhan haruslah memikul salibnya setiap hari. Itu berarti mereka harus berkorban untuk melakukan tugas dan tanggungjawabnya yaitu menderita sebagai pengikut Kristus. Sama seperti Kristus telah menderita untuk kita, begitu juga pengikut-pengikut Kristus harus siap menderita untuk menjadi alat dalam mewartakan kabar baik. Bahkan pengikut Kristus haruslah siap mati dalam menjalankan tugasnya.

Memang serasa berat dalam melakukan tugas-tugas kita sebagai pengikut Kristus. Terkadang akan sangat sukar dan melelahkan. Namun setiap pengikut Kristus tidaklah bekerja sendiri, ada Kristus yang menopang kita dan senantiasa memberikan kekuatan. Ia berkata “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberikan kelegaan kepadamu”. Kelak setiap pekerjaan kita akan dinilai oleh-Nya.Oleh sebab itu saudara, jadilah pelaku Firman bukan hanya pendengar saja

Thursday, February 14, 2008

Ayo Belajar!

Mempelajari Alkitab itu bukanlah suatu hal yang mudah. Banyak kebingungan dan ketidak mengertian dalam memahaminya. Perlu berulang-ulang membaca dan menggalinya lewat bermacam-macam buku tafsiran Alkitab. Mempercayai langsung apa yang dikatakan pengkhotbah 100% juga cukup berbahaya. Kalau ia salah menafsir maka kita juga akan ikutan salah. Pokoknya susah dah!

Misalnya:
I Yoh. 2:15b mengatakan "Barangsiapa mengasihi dunia ini maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu". Ayat ini cukup membingungkan (bagi saya). Mengapa? Begini. Kita diminta untuk tidak mengasihi dunia ini. Tapi bagaimana mungkin? Kita aja hidup di dunia. Bahkan Allah sendiri begitu mengasihi dunia (Yoh 3:16 "karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini...."). Seharusnya kita sebagai anak-anak Allah harus mengikuti teladan Allah dengan mengasihi dunia ini. Nah bagaimana, bingung toh?

Namun ternyata maksud Yohanes dalam Injil Yohanes dan maksudnya dalam dalam surat 1 Yohanes berbeda. Dalam Yoh. 3:16 ia ingin menyampaikan bahwa Allah mengasihi manusia-manusia dan ciptaan-Nya di dunia ini. Manusia yang merupakan gambar dan rupa Allah benar-benar memiliki tempat yang istimewa di hati Allah. Oleh karena itu ayat itu melanjutkan "sehingga Ia memberikan anak-Nya yang tunggal (satu-satunya). Mengapa? Agar manusia ciptaan-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sangat besar Allah mengasihi dunia ini.

Tetapi meski Ia mengasihi dunia ini, IA sangat membenci perbuatan-perbuatan dunia yang sudah rusak karena dosa. Perbuatan dunia ini berarti perbuatan-perbuatan yang melawan Firman Allah. Oleh sebab itu I Yoh 2:15 mengatakan agar kita tidak mengasihi dunia ini. Jika seseorang mengasihi perbuatan dunia ini, maka ia tidak mungkin bisa mengasihi Bapa. Inilah letak perbedaannya. Hal itulah yang tidak dikehendaki oleh Allah. Tuhan Yesus datang bukan untuk menghapus manusia dari dunia ini, tetapi untuk menghapus dosa-dosa manusia.

Terus yang menjadi pertanyaan selanjutnya, apa sajakah perbuatan-perbuatan dunia itu? Ayat selanjutnya menjelaskannya. Perbuatan dunia itu antara lain: keinginan mata, keinginan daging dan keangkuhan hidup. Semua ini dicari-cari orang dan melekat dalam pribadi manusia tak terkecuali para hamba Tuhan. Terus mungkin kita bertanya, apa sih keinginan daging itu? pa bedanya dengan keinginan mata? keangkuhan hidup itu maksudte opo? Jujur saja saya juga belum terlalu tahu secara detail maksu dari Yohanes. Tetapi yang pasti di ayat 17 Yohanes mengakhiri perikop tersebut dengan baik. Ia berkata " semua itu akan lenyap dan akan mati dengan keinginannya, namun orang yang melakukan kehendak Allah tetap hidup untuk selama-lamanya".

Nah susah bukan. Jika kalian percaya saja dengan apa yang saya tulis, yang berasal dari pemikiran saya yang terbatas ini, maka kalian dalam posisi berbahaya. Sebab, jangan-jangan saya salah.
Oleh karena itu, untuk pastinya, bacalah Alkitab sendiri dengan rajin dan rutin, serta galilah sendiri supaya dapat mengerti isinya dengan baik. Okay.