Wednesday, July 30, 2008

AJAKAN SANG JURUSELAMAT (Mat. 11:25-29)

Hidup ini menuntut pengetahuan yang tinggi. Semakin tinggi pengetahuan seseorang maka ia akan semakin dihargai dan dihormati. Seseorang yang berpengetahuan rendah harus siap-siap ditelan rimba pengetahuan itu sendiri. Ya hukum rimba sudah tejadi dalam dunia ilmu pengetahuan.

Berbicara mengenai pengetahuan, dunia kita ini dipenuhi oleh empat jenis orang: (1) Orang yang merasa diri tahu dan memang ia tahu. Tipe ini adalah tipe orang yang objektif dalam pemahaman akan dirinya. Dia merasa mengetahui sesuatu hal, dan memang ia tahu. (2) Orang yang merasa diri tidak tahu dan memang ia tidak tahu. Orang jenis ini saya katakan adalah orang yang tahu diri. Dua tipe di atas ini menurut saya adalah tipe orang-orang yang bisa mengenali dirinya. Tetapi ada 2 tipe lagi yang menurut saya adalah tipe yang kurang baik. (3) Orang yang merasa diri tidak tahu, padahal ia tahu. Ini adalah jenis orang yang minder dan rendah diri. Sebenarnya mungkin ia mengetahui banyak, tetapi karena kurangnya keyakinan dan rasa percaya diri, maka ia menganggap dirinya bodoh dan tidak mengetahui sesuatu itu. Dan jenis orang yang paling parah (menurut saya) adalah: (4) orang yang merasa diri tahu, padahal dia tidak tahu. (sok tahu) Ia menganggap dirinya pandai, padahal ia bodoh. Ia congkak akan pengetahuannya namun di dalam ketidaktahuannya.

Sayang sekali, dunia kita ini dipenuhi orang-orang jenis yang ke-4 ini. Bukan saja orang-orang non-kristen, orang Kristen pun bertaburan orang-orang jenis ini. Bukan hanya orang awam, lebih dalam lagi; para pendeta dan hamba-hamba Tuhanpun banyak yang STh (sok tahu).

Dalam perikop Matius 11:25-29, Tuhan yang Mahatahu itu memberitahukan kepada kita hal-hal yang harus kita ketahui sebagai anak-anak Tuhan. Ada dua hal yang harus kita ketahui, yang dikemas dalam ajakan-Nya kepada orang banyak. Ajakan itu merupakan ajakan dari Juruselamat yang bersifat implisit dan eksplisit.

Ajakan Menjadi Orang Kecil

25 Pada waktu itu berkatalah Yesus: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil.

26 Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.

“. . . .Semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai. . . .”. Apa yang di sebunyikan? Jika kita melihat perikop sebelumnya, Tuhan Yesus sedang berbicara tentang penghukuman kepada orang-orang yang tidak percaya kepada-Nya dan menolak Dia. Mereka tidak akan mendapat keselamatan dan tidak akan masuk kedalam kerajaan Allah.

Kerajaan Allah ini disembunyikan “bagi orang bijak dan orang pandai”. Siapakah yang dimaksud dengan orang bijak dan orang pandai ini? Orang bijak dan orang pandai seringkali mengacu kepada orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Mereka adalah orang-orang yang di anggap bijak dan pandai oleh masyarakat. Mereka banyak mengambil keputusan-keputusan dan kebijakan. Mereka dikagumi dan dijunjung tinggi serta merupakan kalangan papan atas di masyarakat Yahudi. Bukan hanya masyarakat, mereka sendiri pun menganggap diri mereka pandai dan bijak. Mereka merasa diri mereka sudah mengetahui akan kebenaran tentang keselamatan, dengan mengandalkan kekuatan diri sendiri dalam ketaatan menjalankan hukum. Mereka pikir, dengan usaha mereka melakukan hukum Taurat maka mereka dapat memperoleh kerajaan Allah itu. Hal itu membuat mereka congkak, angkuh, merasa diri paling benar bahkan mengangkat diri mereka setara dengan Mesias. Tidak heran jika mereka jadinya suka menghakimi dan menghukum, tetapi tiada kasih dan kepedulian sama sekali. Mereka ini adalah tipe jenis orang ke-4; yang merasa diri tahu padahal tidak tahu sama sekali. Mereka adalah jenis orang-orang yang sok tahu dan congkak.

Namun kenyataannya, kepada mereka inilah kerajaan Allah disembunyikan. Hal itu disembunyikan oleh kecongkakan mereka sendiri. Pengandalan akan diri sendiri menutup rapat hati mereka untuk mengetahui kebenaran yang sejati. Perasaan tahu mereka membuat mereka tidak tahu apa-apa. Perasaan mereka sudah tumpul. Mereka tidak menyadari keterbatasannya dan kebutuhan mereka akan Juru selamat. Mereka lebih memilih untuk mengandalkan usaha mereka melakukan hukum Taurat. Orang-orang tipe seperti ini adalah orang-orang yang dibenci oleh Tuhan Yesus.

Sebaliknya, hal kerajaan Allah tersebut dinyatakan kepada orang-orang kecil. Siapakah orang-orang kecil ini? Orang kecil adalah orang-orang berdosa yang menyadari akan ketidaklayakannya dan ketidak mampuannya untuk mencapai kerajaan Allah. Orang kecil ini adalah orang yang mengandalkan kekuatan Allah sepenuhnya. Orang kecil itu seperti perempuan kafir yang rela dianggap anjing demi keselamatan anaknya. Orang kecil itu seperti orang-orang yang cacat secara fisik, di jauhi masyarakat, namun ia tetap berjuang menemui Tuhan sambil berteriak “Tuhan tolong!”. Orang kecil itu seperti panglima yang menyadari bahwa dirinyanya hanyalah bawahan. Orang kecil itu seperti orang-orang yang mengalami kelaparan dan haus demi mengikuti Yesus. Orang kecil itu seperti orang sakit yang berkata “Aku Percaya”. Orang kecil ini adalah orang-orang yang membutuhkan belas kasihan Tuhan. Orang kecil ini adalah orang-orang yang menyadari bahwa dirinya hanyalah setitik debu yang rentan serentan kapas di dunia ini, dan membutuhkan pencipta debu dan kapas tersebut. Kepada orang-orang kecil inilah Tuhan berkata “Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.”

Ajakan untuk menjadi orang kecil ini adalah ajakan yang bersifat implisit. Tuhan Yesus mengajak kita untuk menjadi orang kecil, karena kerajaan Allah akan dinyatakan kepada orang-orang kecil ini.


Ajakan Untuk Datang Kepada-Nya

28 Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.

29 Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.

30 Sebab kuk yang Kupasang itu enak dan beban-Kupun ringan."


Namun, Tuhan Yesus tidak hanya mengajak kita untuk menjadi orang kecil yang menyadari akan kerentanan hidup dan keterbatasan diri; sebab jika hanya sampai di sana, kita hanya akan merasa kecil, lemah, tak berdaya serta tidak berpengharapan. Tetapi Tuhan Yesus juga mengajak orang-orang kecil ini untuk datang kepada-Nya. Ajakan ini bersifat eksplisit. Tuhan mengundang semua “orang kecil” yang letih lesu dan berbeban berat untuk datang kepada-Nya agar Ia memberikan kelegaan kepada kita semua. Hanya yang Maha kuasa dan Maha kasih lah yang dapat memberikan kepada kita kelegaan yang sejati. Kelegaan itulah yang akan menyegarkan, menenangkan, menghibur dan menguatkan kita. Sama seperti penggambaran yang ada dalam Mazmur 23 yang mengatakan “TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku”

Namun bukan berarti kita akan lepas dari segala kekusutan dan kegalauan hidup ini. Bukan juga beban kita hilang musnah, lenyap ditelan bumi. Namun Tuhan akan mengganti “kuk” kita dengan “kuk” yang baru. Di mana dikatakan bahwa kuk / beban yang dipasang-Nya itu enak dan ringan. Ketika Tuhan memberi beban kepada kita, tidaklah sekali-kali Ia membiarkan kita jatuh tergeletak. Tetapi Ia akan menopang segala beban kehidupan kita bersama-sama dengan-Nya. Tangan-Nya tidaklah kurang panjang untuk menolong kita. Tuhan akan memberikan ketenangan di tengah penderitaan, kedamaian di tengah kekacauan dan harapan ditengah keputusasaan hidup. Sembari memikul kuk, sembari juga belajar kepada-Nya yang lemah lembut dan rendah hati, bak seorang anak belajar dari ibunya, maka kita akan mendapatkan kelegaan.

Kawan, Tuhan mengajak kita untuk datang kepada-Nya. Janganlah kita mengandalkan kekuatan diri sendiri. Kita ini hanya orang-orang kecil yang membutuhkan Tuhan. Datanglah kepada-Nya segera, ia akan memberikan kepadamu kelegaan yang sejati. Sebuah kelegaan yang mungkin tak pernah terpintas di benakmu, namun kelegaan itu akan begitu nyaman dalam hatimu. GBu


No comments: