Friday, February 06, 2009

Melibatkan Tuhan dalam Keputusan Hidupmu 2 (Kej. 19:30-38)



Saudara, Tindakan incest dari dulu bukanlah tindakan yang wajar. Menurut budaya timur dekat kuno, hubungan incest itu merupakan suatu pelanggaran. PL juga menghukum segala bentuk dari perjinahan sesama saudara dengan kematian (im 20:12). Hukum Hamurabi juga menentang, dituliskan “if a man should carnally know his daughter, they shall banish that man from the city”. Bukankah tidak adil jika kita melihat peristiwa yang serupa yang dialami Ham dan Nuh. Ketika Nuh mabuk, lalu Ham melihat aurat ayahnya, dan karena perbuatannya itu ia harus mendapat kutukan. Seharusnya tindakan anak-anak Lot yang bejat ini juga harus dihukum.

Dan sebuah ironi juga kalau kita perhatikan, dimana Allah menghancur luluhkan kota Sodom karena bejatnya moral yang mereka miliki. Namun Allah tidak menghukum kedua anak Lot sama sekali karena kebejatan moral mereka.

Lantas, mengapa ia tidak mendapat hukuman? Jawabannya dapat kita lihat dalam Kej 19:16 “,,,,Sebab Tuhan hendak mengasihani Lot”. Kemurahan Tuhan lah yang mengijinkan Lot dapat bertahan hidup, bahkan sampai memiliki keturunan yang besar, yaitu Moab dan Amon. Keturunan Lotpun dilindungi Tuhan. Dalam Ulangan 2:9,19 Tuhan memerintahkan umat Israel untuk tidak memerangi mereka. Bahkan dari keturunanya itu akan datang seorang juruselamat. Allah memberi kemurahannya kepada Lot. KemurahanNya diberikan tanpa syarat kepada siapa saja yang Ia kehendaki, tanpa memandang kesalahan-kesalahan yang orang itu perbuat.

Saudara, waktu semester 4 lalu saya pernah mengalami pergumulan yang berat. Begitu beratnya sampai saya berpikir untuk keluar dari SAAT. Saya merasa diri hina dan tidak pantas ada disini. Apalagi waktu itu, sahabat saya ko Helmi juga bergumul untuk berhenti karena ada masalah keluarga. Saya sedih sekali. Saya berkata kepada Tuhan “Tuhan, ko Helmi orang yang baik, pandai, dan mencintai Tuhan. Seharusnya sayalah yang harus keluar, bukan dia”. Berminggu-2 saya bergumul untuk keluar dari tempat ini. Namun ditengah pergumulan saya, tiba-2 mama saya menelepon dan bertanya “dek, kamu dapet praktek di mana?” “Di pedalaman Kal-Tim ma” saya menjawab. “hah kok gak di gereja kota besar sih?” mama saya agak kecewa. Lalu saya menjawab “gak pa pa lah ma, justru ini kesempatan istimewa, tidak semua orang dapat kesempatan ini, gereja toh kapan-kapan juga bisa”. Tiba-tiba mama saya berkata “kamu memang dipilih Tuhan. Dek, kamu tau gak, waktu mengandung kamu, mama mau menggugurkan kamu. Mama lagi stress waktu itu, jadi mama suruh orang pijet kandungan mama, makan nanas muda, kerja keras, dan minum obat-obatan. Namun suster bilang kalau bayimu terlalu kuat, gak bisa di gugurkan. Tiba-tiba ada teman mama nyeletuk: kalau sampai bayi ini lahir, bayi ini pasti cacat.” Mama saya tertegur dan berdoa “Tuhan, ampuni kelakuan saya, jika Engkau mau titipkan bayi ini kepada saya, saya terima, tapi tolong jangan sampai bayi ini cacat”. Setiap malam mama saya berdoa dan Tuhan mengabulkan doa mama. Lalu mama saya berkata kepada saya “kamu memang dipilih Tuhan”. Hari itu saya menangis, karena jelas bahwa Tuhan masih mau memakai saya. Meski saya tidak layak, Tuhan masih memandang saya. Hari itu 1 hal yang kuketahui, jika saya ada di sini sekarang, itu semua hanya karena kemurahan Tuhan.

Saudara, jika saudara masih hidup saat ini, itu jelas karena kemurahan Tuhan. Bukankah kita seringkali seperti Lot. Mengambil keputusan berdasarkan hikmat dan kekuatan sendiri. Kita jarang melibatkan Tuhan yang kita rasa begitu abstrak dalam hidup kita, dan akhirnya kita salah dalam keputusan-keputusan itu. Seharusnya kita sudah tidak layak dihadapan Tuhan. Namun sebagaimana Tuhan memberikan kemurahan kepada Lot, demikian pula, jika kita masih diberi kesempatan untuk melayani Dia, itu adalah kemurahan yang terbesar bagi kita.

Saudara, jangan sia-siakan kemurahan Tuhan itu. Kembalilah memiliki hubungan yang intim denganNya. Libatkanlah Tuhan dalam setiap keputusan hidupmu. Bergeraklah bersamaNya. Ingat! Keputusan kita dapat menghancurkan hidup kita sendiri. Biarkan Ia dengan lapang mengarahkan sejarah kehidupanmu. Biarlah sejarah hidupmu boleh menjadi sejarah yang indah penuh makna, karena ada Bapa yang terlibat dalam setiap keputusanmu. Amin.

No comments: