Friday, February 03, 2012
BERAKAR KUAT DALAM FIRMAN TUHAN #1
Sepanjang sejarah kekristenan yang sudah berdiri kurang lebih selama dua puluh abad ini, ada banyak sekali kritik-kritik tajam dari para ahli, pakar-pakar Alkitab, dan ilmuwan-ilmuwan yang dilontarkan kepada umat Kristen. Kritik itu bukan cuma berbicara soal masalah-masalah praktis, seperti sikap hidup orang Kristen, cara berpakaian, cara berdandan boleh rokok apa tidak, cara berbisnis dsb, ..... tidak! tetapi lebih kepada kritik terhadap akar atau dasar dari Kekristenan. Apa itu? Yaitu Firman Tuhan, atau kebenaran Alkitab.
Misalkan tentang Davinci Code, yang cukup menghebohkan beberapa tahun yang lalu. Disana dikatakan bahwa Tuhan Yesus yang kita sembah itu ternyata memiliki seorang istri yang tidak lain adalah Maria Magdalena, dan hubungan mereka menghasilkan keturunan. Dengan segala argumennya yang didasarkan juga dengan dukungan dari beberapa kisah Alkitab, Dan Brown, sang penulis ingin mehancur lantahkan dasar iman Kristen. Karena jika Yesus ditemukan menikah dan punya anak, maka kebangkitan dan kenaikannya ke Surga akan diragukan.
Ada juga perkumpulan yang menamakan diri Yesus Seminar. Perkumpulan apa itu? Perkumpulan ini terdiri dari 50 sarjana yang menguasai sejarah, tulisan-tulisan kuno, dan tentu saja mereka sangat mendalami Alkitab. Tugas mereka adalah meneliti baik-baik setiap teks Alkitab, secara khusus kitab injil, dan menyertakan dengan budaya pada waktu itu. Dan alhasil, mereka mengatakan bahwa hampir semua kisah Yesus dalam Alkitab hanyalah karangan murid-murid. Tidak ada yang benar-benar merupakan perkataan Yesus. Dan dari kesimpulan mereka, mereka menganggap bahwa Yesus hanya manusia biasa, dan bukan Tuhan. Ketika berbicara tentang kelahiran Yesus dari Roh Kudus, mereka berkata bahwa budaya jaman dulu sering mendewakan manusia biasa dengan mengatakan bahwa ia lahir dari dewa. Misalkan Hercules. Mungkin pernah ada tokoh yang begitu kuat dan perkasa, lantas didewakan dan dikatakan ia lahir dari seorang dewa. Bagi mereka Yesus pun demikian. Mereka bisa memberikan banyak bukti untuk menunjukkan bahwa Yesus hanya manusia biasa.
Hal-hal di atas hanyalah 2 dari ratusan bahkan ribuan kritik orang-orang yang ingin menjatuhkan kekristenan. Belum lagi kalau kita bicara tentang penemuan makam ‘kristus’yang begitu menghebohkan, penemuan injil Yudas, Injil Thomas (kitab-kitab lain diluar Alkitab kita yang mengajarkan doktrin yang bertentangan dengan Alkitab), dan sebagainya. Ada banyak sekali orang-orang yang ingin menjatuhkan kekristenan dengan menyerang Alkitab yang adalah Firman Tuhan.
Mengapa mereka hendak menghancurkan kredibilitas atau kebenaran dari Firman Tuhan? Karena para anti Kristus ini yakin, jika mereka dapat menemukan kesalahan dari Alkitab, dan jika Firman yang adalah akar dari kekristenan ini ditebang maka runtuhlah semua batang tubuh, dan kekristenan tidak akan lagi berbuah.
Memang kalau kita memperhatikan cara kerja iblis, akan tampak jelas dimana iblis suka sekali menyesatkan umat Kristen dengan menyerang atau mengacaukan pemahaman orang Kristen akan Firman Tuhan. Tentu kita ingat bagaimana kejadian pertama kali Hawa jatuh ke dalam dosa. Dengan liciknya ular berkata: “Tentu Allah berfirman: Buah pohon-pohonan dalam taman ini jangan kamu makan buahnya bukan? Sesekali kamu tidak akan mati.” Iblis memakai dasar Firman Tuhan tetapi ia mengubah Firman itu menjadi mirip Firman Tuhan. Lebih hebat lagi saat iblis menggoda Yesus. Lagi-lagi iblis mencobai Yesus dengan memakai Firman Tuhan. di pencobaan yang kedua ia berkata “(hai Yesus) Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu ke bawah, sebab ada tertulis: mengenai Engkau Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.” Jika kepada hawa iblis memakai Firman Tuhan dan Firman itu diubah sedikit menjadi mirip Firman Tuhan; kepada Yesus iblis mengutip Firman Tuhan secara tepat, hanya saja penggunaannya salah. Itulah cara kerja iblis. Ia ingin menghancurkan dasar kekristenan, dengan harapan jika pemahaman umat Kristen akan Firman Tuhan kacau, maka tumbang jugalah kekristenan.
Tetapi berabad-abad lamanya orang hendak menghancurkan kekristenan, berabad-abad pula kekristenan bertahan bahkan semakin kokoh. Banyak orang yang mencoba meruntuhkan kebenaran Firman Tuhan dengan segala cara, tetapi mereka tidak dapat. Dan Kita harus bangga bahwa kekristenan selama ini sangat terbuka untuk dikritisi. Kebanyakan agama tidak membuka diri untuk dikritisi. Mereka takut kalau-kalau ditemukan kesalahan dalam kitab suci mereka atau ajaran mereka. Tetapi kekristenan berbeda. Alkitab boleh dibaca sama siapa saja, semua orang boleh bertanya dan mengkritisinya. Karena itu banyak para pengkritik yang mencoba menjatuhkan kekristenan lewat kritik-kritikannya. Namun sekali lagi, kekristenan terlalu kuat dan terlalu benar, sehingga tidak ditemukan kesalahan yang berarti sampai saat ini.
Namun tidak dapat dipungkiri meskipun kritik-kritik itu tidak menjatuhkan kekristenan, banyak orang Kristen yang kemudian kehilangan kepercayaannya. Mereka menjadi ragu akan iman Kristen dan memilih untuk mundur. Saya mengenal ada seorang pelayanan Tuhan di Indonesia ini, yang dulunya begitu mengasihi Tuhan, suka mendalami Firman Tuhan, bahkan dia salah satu penyampai Firman Tuhan. Namun karena terus menghadapi kritikan-kritikan akan Firman Tuhan akhirnya iapun menjadi goyah dan memilih mundur dari imannya. Bukan hanya mundur, terlebih ia menjadi salah satu orang yang turut andil dalam menyerang kekristenan. Mengapa itu bisa terjadi? Saya kira jawabnya satu, karena dia tidak berakar dalam Firman Tuhan. Karena itulah ia tumbang dalam perjalanan imannya.
Saudara, jika seorang yang begitu giat melayani saja bisa goyah imannya, apalagi setiap kita yang jarang-jarang membuka Firman Tuhan; yang kegereja cukup seminggu sekali; itupun di gereja banyak bbm-an / sms-an pada saat Firman Tuhan diberitakan. Jika kita tidak berakar dalam Firman Tuhan maka juga akan memungkinkan bahwa suatu saat iman kita menjadi tumbang.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment