Thursday, April 05, 2007

Copy paste

Gelar sarjana merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi orang-orang yang menyandangnya. Namun sesungguhnya gelar itu tidaklah menunjukkan bahwa mereka menguasai apa yang telah mereka pelajari. Hal itu disebabkan karena sistem di beberapa universitas memiliki tingkat disiplin yang rendah. Misalnya, ada pengawas yang membiarkan mahasiswanya melakukan aksi contek-mencontek ketika ujian akhir semester dilangsungkan. Lebih ironis lagi, tidak hanya membiarkannya, malahan ada pengawas yang memberikan contekan kepada mahasiswa agar murid didiknya mendapatkan kelulusan. Sehingga nilai-nilai yang mereka peroleh sangatlah menakjubkan. Namun sayangnya nilai-nilai tersebut tidaklah murni.

Dalam pengerjaan tugas atau paper yang memberikan sumbangsih untuk penilaian akhir seringkali juga terjadi kecurangan. Salah satu pelayanan Microsoft office yang diberikan untuk menggembirakan para penggunanya ialah perintah ‘ctrl C’ & ‘ctrl V’ atau biasa disebut copy paste. Hanya dengan menekan keempat tombol tersebut, maka kita bisa menggandakan suatu tulisan, dokumen, folder dan banyak data-data lain menjadi dua data yang kembar siam. Persis! tidak ada bedanya. Perintah ini memang sangat membantu dalam banyak hal. Namun, perintah ini juga mendukung para pemalas untuk menjadi lebih malas lagi. Separuh lebih mahasiswa di berbagai universitas menjadi pemalas dengan melakukan kecurangan-kecurangan ini. Sangat sedikit dari mereka yang sungguh-sungguh mengerjakan kewajiban-kewajiban tugas mereka dengan kemampuan mereka sendiri. Paper sebanyak empat sampai lima halaman dapat dikerjakan 30 menit sebelum pengumpulan tugas. Pinjam saja data milik teman yang sudah mengerjakan tugas, tekan copy lalu paste, beres deh. Tinggal melakukan sedikit finishing seperti mengganti nama, nomor induk, mengubah susunan kalimat, kata penghubung dan mengubah sedikit kata-katanya, jadilah sebuah tugas yang baru dengan owner yang baru.

Andaikata layanan copy paste ini berlaku juga dalam pembentukan karakter kita sebagai umat Kristiani agar menjadi serupa dengan Kristus, pastilah menyenangkan. Hanya dengan menekan tombol control C dan control V, lalu mengganti nama Yesus dengan nama kita, maka jadilah kita manusia baru dengan karakter yang serupa dengan-Nya. Yang dulunya pemarah menjadi panjang sabar. Yang egois menjadi murah hati. Yang pemurung menjadi penuh dengan sukacita. Yang keras menjadi lembut. Yang lemah menjadi kuat. Yang sombong menjadi rendah hati. Yang juahat menjadi buaik seperti Dia. Wah ajaib, bukan ? Hidup ini akan dipenuhi dengan keindahan. Kedamaian dan sejahtera merebak keseluruh bumi. Dunia ini seakan berubah menjadi Surga.

Tapi sayangnya tidak ada perintah copy paste dalam kehidupan manusia. Tuhan sendiri tidak menginginkan perubahan yang instant seperti itu. Ia tidak menginginkan kita menjadi anak-anak gampang. Perintah copy paste hanya akan menjadikan kita anak-anak yang pemalas. Penulis surat Ibrani 12:7-11 mengatakan bahwa setiap anak-anak membutuhkan ganjaran. Jikalau tidak ada ganjaran maka anak tersebut hanyalah anak-anak gampang. Memang tiap-tiap ganjaran yang diberikan-Nya tidak mendatangkan sukacita, melainkan dukacita. Tetapi itu semua terjadi untuk kebaikan kita, yaitu agar anak-anak Tuhan menghasilkan buah kebenaran (ay. 11). Dalam Yakobus 1:2-4 juga dituliskan mengenai pembentukan anak-anak Tuhan. Untuk menghasilkan buah yang matang dibutuhkan ketekunan. Ketekunan didapat dari pencobaan-pencobaan yang merupakan ujian dari iman kita. Dan ujian-ujian tersebut akan membentuk setiap anak-anak Tuhan menjadi sempurna dan utuh serta tidak kekurangan suatu apapun.

Itulah kehidupan! Bak mengerjakan sebuah tesis, dalam pembentukan karakter yang serupa dengan-Nya kitapun harus menorehkan tulisan ini satu persatu dalam setiap halaman kehidupan kita. Dari sebuah kata, lama-lama menjadi sebuah kalimat, lalu menjadi sebuah paragraf, terus berkembang menjadi sebuah sub-bab dan akhirnya menjadi satu bab kehidupan. Lalu kita harus menyelesaikan target bab-bab berikutnya serta terus menyempurnakan setiap bab itu dengan hati-hati sampai di penghujung kata.

Memang tidaklah mudah ketika harus mengerjakan pembentukan karakter ini. Tekanan-tekanan seringkali mengusutkan pikiran dan membuat jiwa ini nelangsa. Terkadang terjadi ketika bab akhir sudah hampir selesai, kita menemukan adanya kesalahan pada bab-bab awal. Sehingga kita harus merombak ulang tulisan itu secara menyeluruh dari awal. Memang sukar dan berat rasanya untuk merombak ulang. Tetapi mau tidak mau kita harus melakukannya. Mungkin beratus-ratus halaman yang telah kita kerjakan harus dibuang untuk menggantinya dengan tulisan yang baru. Belum lagi adanya kesalahan di dalam kata-kata, titik koma dan pengejaan. Mungkin juga ada banyak pemikiran dan konsep-konsep yang salah yang tidak kita sadari dan tidak layak untuk dicantumkan dalam tesis kehidupan. Terkadang hambatan itu juga berasal dari luar seperti diganggu oleh teman, kerusakan computer, mati lampu, ada masalah keluarga dan sebagainya. Tekanan-tekanan ini membuat kita serasa tak sanggup untuk memenuhi deadline yang diberikan yaitu pada akhir kehidupan. Kita membutuhkan dosen pembimbing yang dapat mengarahkan dan menuntun kita.

Namun ada kabar baik buat kita semua ! Kita mempunyai Tuhan yang bersedia menjadi Dosen Pembimbing. Dosen pembimbing yang setia menemani kita dan selalu mengoreksi setiap pekerjaan dengan kasih. Dia tidak hanya mengoreksi kesalahan, namun Dia juga memberikan jalan keluarnya. Ketika kita merasa diri kita tidak sanggup, Dia yang akan memberikan semangat dan kekuatan. Dengan anugrahNya Dia akan menyempurnakan segala usaha yang telah kita lakukan. Sehingga kelak kita akan melihat hasil tesis buatan tangan-Nya yang begitu kaya, bewarna, indah, ajaib dan luar biasa yaitu… kehidupan kita.


Hendra Fongaja, 16 February 2007

No comments: