Thursday, April 05, 2007

YESUS CINTA PADAKU

Di pagi hari langit mendung sedang memayungi bumi, terdengarlah suara sepasang langkah kaki di dalam ruangan ibadah sebuah gereja. Tidak ada seorangpun yang berada dalam ruangan tersebut sehingga derap langkah kaki itu terdengar begitu jelas dan menggema. Suara langkah kaki itu milik seorang pemuda yang terlihat sedang merenungkan sesuatu. Dia berjalan pelan dengan kepala tertunduk dan dengan langkah luntai. Matanya menunjukkan tiada pengharapan. Wajahnya mengisyaratkan kesepian yang ada di dalam hatinya. Ia berjalan menuju bangku-bangku yang tersusun rapi di dalam ruangan ibadah yang megah itu. Dan duduklah ia di tempat duduk yang paling belakang. Dia menghempaskan tubuhnya ke sandaran kursi, kepalanya tetap tertunduk dan pandangan matanya begitu kosong.

Kemudian mulailah ia meratapi kehidupannya. Segera terlintas dalam ingatannya bagaimana ia ditolak oleh keluarganya sendiri. Ia selalu dianggap bodoh oleh keluarganya. Sejak kecil ia selalu menyaksikan pertengkaran yang hebat dirumah yang didiaminya. Tamparan, pukulan, penganiayaan dan cacian menghiasi hari-harinya. Ketakutan, kekhawatiran, kesedihan, kejengkelan dan amarah semuanya bercampur menjadi satu dalam hati dan pikirannya. Terlintas juga dalam ingatannya bagaimana ia ditolak oleh teman-teman sebayanya. Tidak seorangpun yang mau bersahabat dengannya. Dia selalu menjadi bahan olokan dan tertawaan bahkan seringkali dirinya menjadi boneka mainan teman-temannya. Sehingga ia terjebak dalam kehidupan gelap anak-anak muda agar ia dapat diterima dan dihargai oleh kawan-kawannya. Ia mulai merokok, minum-minuman keras, mengkonsumsi ratusan vcd porno, dugem, ngomong kasar, berkelahi dan banyak lagi. Semua ini dilakukannya agar keberadaannya diakui. Lalu terlintas juga dalam benaknya bagaimana ia selalu ditolak oleh orang-orang yang sangat dia kasihi. Tidak tau kenapa, semua orang yang dikasihinya pergi darinya dan meninggalkannya. Kisah cintanya penuh dengan penolakan. Hasrat yang begitu besar untuk mencintai seseorang hanya dapat dipendam dalam hatinya selama berhari-hari bahkan bertahun-tahun. Masa depannya tampak begitu kelam untuk dijalani.

Tanpa terasa orang banyak mulai berdatangan memasuki ruang ibadah tersebut. Satu-persatu mereka memenuhi tempat duduk yang masih kosong. Pianis pun mulai memainkan nada-nada yang lembut untuk mempersiapkan hati jemaat-jemaatnya sebelum beribadah. Setelah 10 menit sang pianis memainkan alunan musiknya, naiklah pemimpin ibadah keatas mimbar. Pemimpin tersebut memulai ibadah dengan mengajak setiap jemaat yang datang untuk bersaat teduh sejenak dan kemudian dilanjutkan dengan pujian yang diambil dari kidung puji-pujian Kristen nomor 175. Pujian itu berbunyi demikian :

Yesus cinta padaku. Alkitab mengajarku
Meskiku kecil lemah. Tapi aku milikNya
Ref
Yesus Tuhanku. Yesus cintaku
Yesus cintaku. Ia cinta padaku

Seluruh jemaat menyanyikan pujian ini dengan riang, hujan pun mulai turun dengan derasnya. Semua jemaat bersukacita menyanyikan lagu sederhana yang biasanya dinyanyikan oleh anak-anak sekolah minggu itu.

Namun apa yang terjadi dengan pemuda yang baru meratapi nasibnya tersebut ? Pemuda tersebut terdiam, bibirnya gemetar, kepalanya semakin menunduk dan dadanya mulai terasa sesak. Dan tak tertahankan lagi, pemuda tersebut akhirnya menangis deras. Air matanya menyatu dengan derasnya aliran air hujan yang jatuh ke atas bumi. Buku pujian yang di pegangnya semakin mengabur karena dibasahi oleh isakan air matanya. Kedua tangannya menutupi wajahnya untuk menampung tumpahan air matanya. Dia terus menangis dan menangis tanpa memperdulikan orang-orang disekitarnya yang akan memperhatikannya. Lagu yang membawa sukacita kepada orang lain itu ternyata hanya membawa air mata baginya.

Apa yang ditangisi pemuda tersebut ? Pemuda itu tidak sedang menangisi penderitaan yang dialaminya. Dia juga tidak sedang menangisi akan buruknya nasib yang menimpa kehidupannya. Pemuda itu menangis karena ia tidak dapat memungkiri bahwa Yesus cinta kepadanya. Meski berkali-kali dia berteriak kepada Tuhan “mengapa Engkau membiarkan semua ini terjadi dalam kehidupanku !” dan tidak jarang juga dia berkata “Yesus tidak pernah sayang kepadaku”, namun sesungguhnya hati kecilnya tak dapat menyangkali bahwa Yesus selalu cinta kepadanya. Yesus tetap cinta padanya meskipun permasalahan yang dialaminya begitu berat. Yesus tetap cinta padanya walaupun semua orang menolak dia. Bahkan, Yesus tetap mencintainya meskipun dia berkali-kali berbuat dosa dan menyakiti hati Tuhan. Ya! pemuda itu menangis karena kasih Tuhan yang terlampau besar kepada dia. Iman percayanya kepada kasih Tuhan melebihi rasio yang didapat dari pengalaman-pengalaman kehidupannya.

Mazmur 34:19 menuliskan “ Tuhan itu dekat dengan orang-orang yang patah hati, dan ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya”. Tanah yang gersang jauh lebih membutuhkan curahan air daripada tanah yang subur. Begitu pula orang-orang yang patah hati dan remuk jiwanya akan mendapatkan curahan kasih Tuhan yang mengalir deras. Kasih Tuhan itu kekal sampai kelangit dan setia-Nya sampai ke awan-awan.

Ketika Tuhan Yesus menunjukkan kasih-Nya melalui pengorbanannya dikayu salib, itu bukanlah kasih kepada orang-orang tertentu dan pada zaman tertentu. Kasih itu ditujukan kepada semua orang di segala tempat dan di segala abad yang mau percaya kepada-Nya. Ketika kita percaya kepada-Nya maka Allah akan mencurahkan kasih-Nya yang luar biasa itu kedalam hati kita oleh Roh kudus yang dikaruniakan kepada kita. Kasih-Nya membawa kita menjadi sahabat-sahabat-Nya bahkan menjadikan kita anak-anak yang dikasihi-Nya.

Apakah kita sedang meratapi kehidupan kita saat ini ? apakah masalah-masalah yang kita alami terlalu berat bagi kita sehingga kita meragukan kasih Tuhan ? Mungkin penderitaan yang kita alami lebih menggenaskan dari pada yang dialami pemuda tersebut. Tetapi bagaimanapun, kapanpun dan apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, kita tidak akan pernah dapat memungkiri bahwa Yesus cinta kepada kita.

1 comment:

Anonymous said...

Tes comment