Saturday, January 12, 2008

Sapu

Suatu ketika terdengar isakan tangis berkumandang pelan mendayu. Semua yang ada dalam ruangan itu bertanya-tanya, "tangisan siapa itu?" Ternyata ditemui sebuah sapu yang sedang mengusap air matanya.

Sapu itu mengerutkan dahinya, matanya semakin tertutup dan tertutup. Dan titik-titik air merembes keluar dari mata yang tertutup itu. Ia bersedih karena merasa dirinya tidaklah berguna. Ia selalu ditaruh ditempat yang terpojok dan tergelap dalam ruangan. Tidak ada orang yang mau menyentuhnya. Setiap kali orang tersentuh, mereka akan menghina dan menyindirnya dengan mencuci bersih-bersih tangan mereka. Ia merasa dimanfaatkan, tidak dihargai namun tidak pernah di lepaskan. Tertunduk lesu ia menerima takdir tercipta sebagai sebuah sapu. Sekali sapu tetap sapu, sekali kotor tetap kotor itu kata orang.

Maka datanglah Sang Empunya sapu menghampiri. Ia berbincang-bincang dengan sapu milik-Nya. Bercakap-cakap panjang, penuh nuansa aur mata. Dengan lembut jamahan-jamahan tangan-Nya terlihat sedang mengusap air matanya. Akhirnya sebuah pelukan mengakhiri percakapan mereka.

Keesokan harinya si sapu tampak begitu riang seakan beban yang ia rasakan kemarin sudah tidak ada. Semua yang ada diruangan itu bingung, mengapa ada perubahan mendadak pada si sapu. Merekapun menanyakan perihal tersebut pada si sapu. Maka si sapuu menjawab:
"Biarlah saya tetap menjadi sapu sebagai mana adanya saya. Biarlah saya dipandang kotor oleh orang lain. Biarlah saya menjadi orang yang tidak terpandang dan tidak dianggap. Biarlah saya diletakkan ditempat yang paling pojok tak terlihat. Yang penting saya berguna bagi Tuan saya. Yang penting saya dipakai oleh-Nya untuk membersihkan kotoran-kotoran dan debu-debu yang bertaburan dimana-mana. Saya suka menjadi sapu kotor yang membersihkan kekotoran ruangan saya"

Doa: Tuhan pakailah hidupku yang kotor ini untuk menjadi alat Tuhan dalam membersihkan kekotoran-kekotoran dunia ini. Amin

No comments: