Monday, July 14, 2008

Babi Ganti Anjing

Seorang pria separuh baya dari desa Pejalin (KalTim) telah memberikan kesan tersendiri bagi kami (tim misi) selama pelayanan di desa tersebut.
Badannnya kurus, kulitnya legam karena terik matahari dan pembungkus tubuhnya itu juga sudah mulai berkerut. Tetapi tutur katanya sopan, dan senyumannyapun ramah.
Bapak ini tidak kami kenal sebelumnya. dan iapun tidak mengenali kami. Namun ketika mendengar rombongan tim datang, ia sangat senang. Perasaan senang itulah yang mendorongnya untuk menyatakan kasihnya kepada kami. Dengan tubuhnya yang cukup lemah, ia membawa beberapa ekor anjing kesayangannya dan pergi berburu babi seorang diri (anjing memang sangat membantu untuk melacak babi). Dengan berjerih lelah dan bersusah payah dibawah terik matahari, ia tinggalkan semua aktivitasnya hanya untuk memuaskan perut kami dengan santapan istimewa (babi). Dan akhirnya ia berhasil menangkap seekor babi yang sangat besar. Segera ia memotong bagian-bagian babi itu dan memberikannya kepada kami.

Kami pun masih belum mengetahui siapakah orang yang memberikan babi tersebut. tanpa pikir panjang, kami segera memasaknya dan menyantapnya. Ketika kami asyik menyantap, tiba-tiba ada seorang ibu (pemilik rumah) berkata "kasihan ya bapak Fuad". "Hah, siapa itu?" jawab kami. Lanjut ibu itu "Lho, kalian gak tau ya, dia kan yang kasih kita babi itu". "ohh, gitu, emanga kenapa?" sahutku. Lalu ibu itu menjawab: "Supaya kita bisa makan enak, dia harus mengorbankan anjing kesayangannya yang sudah bertahun-tahun menemaninya berburu. Anjing itu kuat dan selalu menang melawan babi. Tapi kemarin babi itu menanduk anjing tersebut hingga mati. Pak Fuad sangat sedih. Dia langsung menguburkan anjing itu ditengah-tengah hutan, lalu dia kejar babi itu sampai dapat."
"WoW", luar biasa, kami jadi bertanya-tanya: Siapa gerangan bapak Fuad ini. Mengapa dia begitu baik kepada kami yang belum dikenalnya. Untuk menyatakan kasihnya kepada kami, ia rela berjerih lelah dan sudah mengorbankan anjing kesayangannya. Hati kami sangat terharu. Keesokkan harinya kami pergi mencari pak fuad dan mengucapkan terima kasih atas kebaikan hatinya.

Satu ayat yang terlintas pada peristiwa itu ialah "Anak-anak Ku, marilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran" (I Yoh 3:18). Bapak Fuad adalah orang yang cinta Tuhan. Saya yakin karena dia sudah terlebih dahulu mengenal akan Allah yang adalah kasih dan sudah menerima kasih Allah itu, maka ia mampu menyatakan kasih kepada kami, bahkan rela untuk berkorban bagi orang-orang yang tidak dikenalnya. Itulah realita iman yang harus dimilikki oleh anak-anak Tuhan. Seseorang yang mengatakan dirinya mengenal Allah, sudah semetinya ia mengasihi saudara-saudara seiman, karena hakekat Allah adalah KASIH.
I Yoh 4:20 berkata "jikalau seorang berkata : Aku mengasihi Allah; tetapi ia membenci saudara seimannya, maka ia adalah seorang pendusta, karena siapa yang tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnnya, tidak mungkin mengasihi Allah yang tidak dilihatnya."
Kasih akan Allah dan kasih akan sesama itu tidak dapat dipisah-pisahkan. Itu sudah menjadi 1 paket dari kebenaran Kristen. Jika kita sungguh-sungguh mengasihi Allah, maka sudah semestinya kita sungguh mengasihi sesama kita dengan siap berkorban bagi mereka. Sebaliknay jika kita tidak mengasihi sesama, maka pasti kita belum mengasihi Allah.

Question: Sudahkah kita mengenal Allah ??? (think about it)

No comments: