Friday, March 13, 2009

Be A Reformer (2) 2 Raja 22-23



3. Mengajak orang lain melihat kebenaran

Ciri berikutnya adalah bahwa seorang reformator itu tidak membiarkan sebuah kebenaran itu hanya bercokol di dalam dirinya. Seorang reformator itu harus menyalurkan kebenaran itu kepada orang lain.

Setelah raja Yosia meminta petunjuk kepada Tuhan, dan Tuhan telah menyampaikan petunjuk-Nya, maka raja Yosia langsung mengajak semua orang untuk melihat kebenaran itu. 2 Raja 23:1-3 menuliskan “Sesudah itu raja menyuruh orang mengumpulkan semua tua-tua Yehuda dan Yerusalem. Kemudian pergilah raja ke rumah TUHAN dan bersama-sama dia semua orang Yehuda dan semua penduduk Yerusalem, para imam, para nabi dan seluruh orang awam, dari yang kecil sampai yang besar. Dengan didengar mereka ia membacakan segala perkataan dari kitab perjanjian yang ditemukan di rumah TUHAN itu. Sesudah itu berdirilah raja dekat tiang dan diadakannyalah perjanjian di hadapan TUHAN untuk hidup dengan mengikuti TUHAN, dan tetap menuruti perintah-perintah-Nya, peraturan-peraturan-Nya dan ketetapan-ketetapan-Nya dengan segenap hati dan dengan segenap jiwa dan untuk menepati perkataan perjanjian yang tertulis dalam kitab itu. Dan seluruh rakyat turut mendukung perjanjian itu.” Menarik sekali jika kita perhatikan Yosua mengumpulkan semua kalangan orang. Bukan hanya orang-orang yang ahli dalam Taurat. Bukan juga para petinggi-petinggi istana, namun semua orang awam dan masyarakat sipil juga dikumpulkan dari yang besar sampai yang kecil. Dan ia membuat perjanjian dengan seluruh kalangan orang itu untuk mengikuti jalan yang benar.

Begitu juga dengan Martin Luther. Ketika ia mengetahui kebenaran yang telah ia gali dari FT dan yang dinyatakan Tuhan. Ia segera mengajarkannnya kepada murid-muridnya. Selain itu ia langsung mengkhotbahkannya, dan menuliskan surat-surat kepada rekan-rekannya untuk bertobat, dan kembali ke jalan yang benar.

Ss, dunia ini hanya ada dua jalan. Jalan yang benar dan jalan yang salah. Jika seseorang tidak mengikuti kebenaran, ia pasti sedang menikmati kesalahan. Demikian pula sebaliknya. Tidak ada daerah abu-abu untuk sebuah kebenaran. Lantas, ketika kita mengetahui ada orang disekitar kita yang salah jalan, yang sesat, dan terhilang; apakah kita akan diam saja?

Ss tentu masih ingat peristiwa barusan ini tentang seorang bocah bernama Ponari yang dianggap gaib karena memiliki batu yang dapat menyembuhkan segala penyakit. Hanya dalam waktu sekejap, semua orang menghampiri dia untuk minta disembuhkan. Apakah Ponari atau keluarganya mengumumkannya? Masang iklan? Tidak bukan. Namun masyarakat sekitar pada berdatangan, karena ada ajakan-ajakan dari mulut ke mulut tentang sebuah berita yang “menggembirakan” mereka.

Ss, jika untuk sesuatu yang kita tidak dapat ketahui kebenarannya saja, orang mau berjuang mengajak rekan-rekan dan sanak saudara; masakah kita tidak mengajak orang-orang untuk mengetahui akan kebenaran. Ketika kita melihat ketidakberesan terjadi, masakah kita hanya berdiam diri? Ss, setiap reformator harus dapat mengajak orang lain untuk bersama-sama mengubah kesalahan yang ada. Ciri berikutnya adalah:

4. Ada tindakan yang berani walaupun beresiko kehilangan nyawa.

Ss, setelah menemukan kebenaran, meminta petunjuk kepada Tuhan, lalu mengajak orang lain untuk melihat kebenaran tersebut, Yosia melakukan banyak tindakan-tindakan yang konkrit. Dia tidak menjadi seorang NATO (Not Action Talk Only), namun ia melakukan tindakan reformasi besar-besaran. Kalau kita perhatikan pasal 23 ini, kita akan melihat banyak tindakannya. Pertama ia membakar perkakas yang digunakan untuk menyembah berhala (ay.4); ia memberhentikan para imam dewa asing (ay.5); membakar tiang berhala (ay 6); merobohkan tempat pelacuran bakti (7); menajiskan dan merobohkan bukit-bukit pengorbanan dewa asing (8); menajiskan tempat yang biasanya dipakai orang untuk mengorbankan anaknya kepada dewa-dewa (10); membuang kuda-kuda yang dipersembahkan untuk dewa matahari; dsb. Yosia melakukan reformasi total. Dalam tindakan reformasi itu tentu ada resiko yang akan ia tanggung. Ketika ia merubah kebiasaan yang dilakukan umat Israel itu tentu tidak mudah. Pasti banyak konfrontasi. Terutama dari imam-imam yang menyembah berhala itu.

Pertentangan yang lebih mencekam dirasakan oleh Martin Luther. Jika Yosia tidak ada tantangan yang begitu mengerikan, karena mungkin ia adalah seorang Raja yang berkuasa mutlak, sehingga tidak ada yang berani menentangnya. Namun Luther hanyalah seorang biarawan kecil. Keyakinannya akan kebenaran menyebabkan ia berani untuk bertindak demi kebenaran itu.

Ketika seluruh warga kota berduyun-duyun datang untuk memeriahkan bangunan gereja istana di Witenberg, pagi-pagi benar sebelum semua orang berkumpul, ia memakukan 95 dalil yang melawan surat penghapusan dosa, dan melawan keilahian Paus. Hanya dalam waktu sekejap berita itu tersebar keseluruh Jerman bahkan sampai kePausan di Roma. Tentu saja hal ini membuat keadaan menjadi mencekam. Luther segera menjadi incaran untuk dibunuh, karena berani melawan pemerintahan Paus. Beberapa orang mulai mengincar Luther, dan dengan segala cara berusaha untuk menangkap dan membunuhnya. Namun tidak berhasil. Luther begitu waspada dan berhati-hati. Dan Luther terus mengajar dan memberi pengaruh kepada banyak orang. Sehingga kebenaran kembali ditegakkan dan akhirnya berdirilah agama Kristen Protestan yang bergerak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Ada juga yang hendak mengucilkan dia, namun itu tidak dapat terjadi, karena Allah melindungi dia. Ia berani menyatakan kebenaran walaupun nyawanya terancam, karena ia tahu bahwa ada Allah yang menjaganya. Itulah ciri seorang reformator, yaitu seorang yang berani bertindak dalam menyatakan kebenaran.

Ss, ketika kita melihat ketidak benaran terjadi di sekitar kita, bahkan mungkin di gereja kita; adakah kita berani mengambil tindakan walaupun kita tau ada resiko yang harus diterima karena itu? Mungkin kita dikucilkan, mungkin kita dijauhkan, atau mungkin kita diancam. Tapi tahukah, bahwa ketika kita sedang membela suatu kebenaran, Allah sumber kebenaran itu akan membela kita, dan berperang bagi kita. Sehingga siapakah yang dapat melawan jika Allah dipihak kita?

Ss, jadilah seorang reformator. Seorang reformator yang sedih ketika melihat ketidak benaran. Yang senantiasa meminta petunjuk Tuhan untuk apa yang harus dilakukan; Yang mau membagikan kebenaran itu pada semua orang dan yang berani menyatakan kebenaran itu walaupun harus kehilangan nyawa. Tuhan pernah berkata “barang siapa yang kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.

No comments: