Tuesday, August 04, 2009

Take Me Out Indonesia



Akhir-akhir ini sebuah tayangan besutan Indosiar cukup menarik perhatian banyak orang. Tayangan yang diberi nama “Take Me Out Indonesia” tersebut berhasil menyedot mata para penonton. Acara yang dipandu oleh Choki itu memang unik. Dalam acara tersebut ditampilkan 30 gadis yang cantik dan berpenampilan menarik, dengan latar belakang yang berbeda-beda. Ada yang pengusaha, guru, dosen, penari, juga ibu rumah tangga. Ada yang kepala 3 usianya, ada juga yang berkepala 2. Ada yang sudah punya anak, alias menjadi janda muda, dan ada juga yang pernah berselingkuh. Yang pasti mereka semua memiliki beragam tipe dan karakter yang beragam. Namun walaupun demikian, ada satu kesamaan yang mengumpulkan mereka dalam acara tersebut, di mana mereka sama-sama hendak mencari seorang pria untuk menjadi kekasih hatinya. Ke-30 wanita tersebut kemudian akan disodorkan beberapa pria (disodorkannya satu persatu). Jika pria tersebut menarik untuk dipacarin maka mereka bisa membiarkan lampu biru tetap menyala. Namun jika pria tersebut tampak tidak menarik, para wanita tersebut akan menekan tombol, dan lampu yang semula berwarna biru akan menjadi merah. Itu berarti pintu ditutup untuk pria tersebut.



Mengamati acara tersebut memang agak menggelitik tawa para pemirsa. Ada laki-laki yang ditolak wanita karena berdandan ala Michael Jackson. Ada juga yang menggunakan pakaian agama lengkap, namun ketika disuruh menampilkan kelebihan yang dimiliki, langsung berubah penampilannya menjadi kembarannya mbah Surip, penyanyi “tak gendong gendong”. Pernah juga ada seorang pengusaha depot yang cukup sukses. Ketika diperlihatkan profilnya, orang tersebut tampak menarik dengan kemapanannya. Para wanitapun tidak cepat-cepat menekan tombolnya, yang berarti masih memberikan kesempatan untuk menjadi pacarnya. Namun ketika diminta menampilkan kelebihannya, pria tersebut berpenampilan sperti nyonya-nyonya, memakai kebaya, sambil menari di atas kendi. Ternyata pekerjaan sampingannya adalah seorang penari dengan dandanan wanita. Langsung serempak para wanita tersebut menekan tombol merah, dan menutup hatinya. Banyak pria-pria yang unik yang mengikuti acara tersebut. Namun demikian, tidak sedikit pria yang mendapatkan teman hidupnya lewat acara tersebut.



Satu hal yang saya dapatkan melalui acara itu ialah: ketika seseorang sedang menilai orang lain, itu tidak akan lepas dari apa yang ditampilkan oleh orang yang dinilainya. Kebanyakan tombol merah itu ditekan karena alasan-alasan penampilan. Ada yang tidak suka karena pendeklah, kurang tajir, muka kayak preman, terlalu kurus, terlalu gemuk, dsb. Hampir semua penolakan yang dilakukan hanya didasarkan atas penampilan luarnya saja. Apakah bisa seperti itu? Tentu tidak. Memang setelah itu, take me out akan memberikan waktu beberapa minggu lagi bagi sepasang kekasih baru untuk berkenalan lebih lagi, dan jika cocok, maka mereka akan berpacaran. Namun waktu pengenalan yang hanya beberapa minggu pun saya rasa tidak cukup untuk menjajahi seseorang untuk menjadi pacar. Yah, emang bisa aja sih, jika beruntung, mereka akan melanjutkan sampai jenjang pernikahan.



Akan tetapi rasanya, setiap kita memang tidak dapat terlepas dari penampilan luar ketika sedang menilai seseorang. Kita mengatakan melihat hati, namun kita tidak dapat mengetahui isi hati seseorang. Isi hati sendiri saja seringkali kita susah menilainya. Seseorang bisa menilai hatipun itu juga melalui apa yang ditampilkan diluarnya. Karena itu Matius 15:18 mengatakan bahwa apa yang keluar dari mulut berasal dari hati. Apa yang tampak luar berasal dari dalam. Tentu saja dengan tingkat pertemuan yang intensif bersama dengan seseorang; dari keseluruhan yang ditampilkan dirumah, ditempat kerja, atau dimanapun juga, barulah kita dapat menilai “dalamnya” orang tersebut. Itupun masih ada kemungkinan salah. Tapi tingkat pengenalannya pasti lebih dalam jika kita lebih itensif bersama orang tersebut.



Karena itu saudara, kitapun harus memperhatikan apa yang kita tunjukkan atau tampilkan di luar. Jangan suka berkata “ah, gua gak peduli dengan penampilan gua, yang pentingkan dalamnya....”. Siapa yang tau dalammu jika kita tidak menunjukkan luarnya. Seorang hamba Tuhan pun akan mendapatkan penilaian dari luarnya terlebih dahulu. Jika dari luar saja jemaat merasa tidak srek dan tidak cocok, maka selanjutnya mungkin mereka tidak mau mencari hamba Tuhan tersebut untuk berbagi masalah, sampai ia menemukan ada sesuatu yang baik dari diri hamba Tuhan itu. Penampilan menyuarakan siapa kita sebenarnya. Memang kita tidak boleh menjudge seseorang by the cover-nya saja. Saya sangat setuju. Namun kitapun harus memperhatikan bagaimana penampilan luar kita, apa yang kita katakan, sikap yang kita tunjukkan, karena manusia tidak bisa lepas menilai seseorang dari apa yang ditampilkan. Intinya jangan sampai apa yang kita tampilkan menyandung orang lain untuk kita layani. Terlebih jangan sampai menghambat orang untuk datang kepada Tuhan. Penampilan bukanlah segala-galanya. Penampilan berbeda dengan isi hati. Tapi penampilan merupakan gema dari hati kita. Jadi, jangan remehkan penampilan luar kita


No comments: