Wednesday, September 30, 2009

Kerajaan Allah dalam Injil #3



KESIMPULAN


Topik mengenai Kerajaan Allah merupakan topik yang penting. Hampir semua pakar teologi berpendapat bahwa Kerajaan Allah merupakan inti pemberitaan Yesus yang utama. Memahami intisari pelajaran mengenai Kerajaan Allah ini bukanlah sebuah topik yang mudah. Oleh karena itulah Tuhan Yesus harus mengajarkan kepada murid-murid-Nya dengan berbagai macam perumpamaan agar murid-murid-Nya dapat mengerti topik penting ini (Luk. 14:15-16:9).

Berdasarkan pandangan pakar teologi dan dari makna kata basilei,a, Kerajaan Allah itu merupakan kedaulatan pemerintahan Allah yang penuh kuasa, di mana Allah yang adalah raja di atas segala raja, menghendaki untuk menyelamatkan manusia yang berdosa dari kuasa iblis melalui Anak-Nya Yesus Kristus, serta membawa manusia tersebut kedalam kehidupan yang kekal. Keselamatan itu diperoleh melalui pemberitaan Injil yang ditugaskan kepada gereja-gereja, yang harus dinyatakan dalam kasih.

Kerajaan itu sudah hadir pada saat ini, dan itu sudah dimulai sejak kedatangan Yesus Kristus kedalam dunia ini. Kedatangan Yesus membawa Kerajaan Allah untuk membawa manusia berdosa untuk dapat diselamatkan. Namun manusia dapat menikmati keselamatan itu secara utuh hanya di dalam kerangka eskatologi. Sebab pada saat ini manusia harus terus-menerus berjuang terhadap dosa-dosa yang masih menguasai di dunia ini. Karena itu Kerajaan Allah tidak dapat terlepas dari aspek kekinian dan aspek keakanan.


IMPLIKASI

Eskatologi


Konsep Kerajaan Allah seharusnya memberikan penghiburan karena Kerajaan Allah sudah ada ditengah-tengah kita. Selain itu konsep keakanan seharusnya membuat pengharapan kita kepada Tuhan semakin kuat, karena kerajaan Allah sudah datang mengalahkan kerajaan kegelapan dan akan tercapai seluruhnya pada saat kedatangan-Nya yang kedua kali.

Eklesiologi


Gereja memiliki kaitan yang erat dengan Kerajaan Allah. Namun demikian Gereja bukanlah Kerajaan Allah. Gereja merupakan kumpulan orang yang terpanggil dari dunia untuk masuk kedalam Kerajaan Allah. Kerajaan Allah itu yang menciptakan Gereja.

Gereja didirikan atas dasar Firman Tuhan. Murid-murid Tuhan diberikan “kunci-kunci Kerajaan Sorga” (Mat. 16:13-20), yaitu kuasa atau otoritas untuk memberitakan Firman Tuhan, pemberitaan ini nantinya akan menentukan orang-orang yang akan masuk kerajaan atau tidak.[1]

Dalam skripsinya, Daniel Fu menuliskan: [2]

Pada dasarnya Kerajaan Allah adalah pemerintahan Allah atau pemerintahan kerajaan Allah yang dinamis, yakni lingkungan (sphere) di mana pemerintahan Allah dialami. Sedangkan gereja adalah kumpulan orang yang terpanggil untuk mendengar dan menerima Injil. Mereka terpanggil keluar dari dunia untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah. Dengan demikian Gereja adalah umat dalam pemerintahan Allah, umat yang hidup di bawah pemerintahan ini.

Implikasinya, dalam kehidupan jemaat, dan sebagai umat Kerajaan mereka harus melakukan apa yang diperintahkan oleh Tuhan Yesus. Mereka harus tunduk pada perintah Raja dan melaksanakan perintah itu. Gereja harus menjadi pemberita dan pelaku Firman Tuhan. Misalnya: saling mengasihi sesama manusia, termasuk musuh, bahkan mampu berdoa untuk musuh, karena semua manusia berasal dari satu kasih, yaitu kasih Allah yang universal (bdk. Mat. 5:43-45); menjadikan Allah sebagai satu-satunya Hakim, oleh sebab itu umat Kerajaan jangan menghakimi, supaya juga tidak dihakimi (bdk. Mat. 7:1), dan sebagainya. Selain itu, karena Kerajaan Allah sangat menjunjung tinggi kasih, keadilan dan kebenaran, dan itu berlaku bagi semua orang, maka umat Kristen juga harus memiliki ketiga aspek penting ini, serta tidak membeda-bedakan status sosial.

Misiologi


Kerajaan Allah ini seharusnya mengingatkan jemaat untuk terus menjadi alat Kerajaan yang melawan kuasa-kuasa jahat, yaitu dengan memberitakan injil keseluruh dunia. Sejak awal Yesus menyerukan “waktunya telah genap, Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.” (Mrk. 1:15). Dan pada akhir keberadaan-Nya sebagai manusia, Ia memberikan amanat Agung “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus” (Mat. 28:19). Ini menunjukkan bahwa kehadiran Kerajaan Allah itu memiliki misi utama yaitu pemberitaan Injil. Memang Gereja tidak dapat membangun atau menjadi Kerajaan, tetapi Gereja bersaksi untuk Kerajaan, yaitu bersaksi tentang penebusan Allah dalam Kristus.[3] Oleh karena itu sebagai alat-alat kerajaan Allah, umat Kristen harus memberitakan Injil itu sampai Kerajaan Allah sempurna tercapai dalam kedatangan-Nya yang kedua kali. Tentu ini bukan pekerjaan mudah. Oleh karena itu dalam Matius 28:20 Yesus memberikan janji bahwa “Aku akan menyertai engkau senantiasa sampai akhir zaman.” Ini berarti, gereja harus bersandar penuh pada kekuatan Tuhan, karena Tuhan adalah Raja dari segala raja yang senantiasa menyertai setiap anak-anak-Nya.

Kristologi


Kehadiran Kerajaan Allah adalah berarti penggenapan janji Mesias dari Perjanjian Lama yang telah dijanjikan kepada bangsa Israel (Mik. 5:1). Dalam Injil, Kerajaan Allah dengan jelas dihubungkan dengan Kristus, dan bahkan beberapa bagian dalam Injl mengatakan tentang Kerajaan Allah juga menunjuk kepada Kristus (mis: Mrk. 11:10; Mat. 21:9; Luk. 19:38). Kerajaan Allah itu disamakan dengan Kristus.[4] Implikasinya terhadap doktrin Kristologi: Pertama, Yesus adalah Raja satu-satunya karena Ia adalah pembawa Kerajaan itu. Kedua, karya Yesus di kayu salib merupakan inti dari Kerajaan Allah. Ketiga, kematian dan Kehidupan-Nya memberikan pengharapan kepada manusia. Keempat, kuasa Yesus mengalahkan segala kuasa Iblis. Dan yang kelima, keselamatan hanya di dapat melalui Yesus Kristus.



[1]Daniel Fu, Kerajaan Allah Menurut Injil Sinopsis 177.

[2]Ibid.

[3]Daniel Fu, Kerajaan Allah Menurut Injil Sinopsis 181.

[4]Daniel Fu, Kerajaan Allah Menurut Injil Sinopsis 180.

No comments: