Monday, October 25, 2010

Harta dunia Vs Harta Surgawi (Mark 10:17-27) #4



Memang uang dan harta merupakan godaan yang sangat berbahaya bagi manusia. Begitu mudahnya manusia terbelenggu olehnya. Orang kaya bergumul untuk tidak terikat oleh harta. Namun orang miskin pun bergumul untuk mengejar-ngejarnya. Begitu mudahnya manusia menempatkan harta untuk dijunjung tinggi dan disembah. Karena harta, manusia bisa membunuh sesamanya. Karena harta, seorang bisa menipu saudaranya. Karena harta seseorang bisa berselingkuh dan melanggar janji sakral pernikahan. Dan karena harta orang bisa memukul ibunya sendiri yang melahirkannya. Kita bisa melihat sejenak klip video ini (money). Saudara, hati yang terikat pada harta memang dapat merusak moral kita. Kasih, integritas, kejujuran, bisa terganti oleh tawaran harta yang menggiurkan. Bukan hanya bagi orang kaya, bagi orang kecil pun harta bisa menjadi berhala mereka. Beberapa tahun belakangan, hati ini miris ketika mendengar berita-berita televisi terhadap momen pembagian sembako. Tak jarang dikabarkan ada orang yang tewas sewaktu sembako dibagikan. Mereka tewas bukan karena penyakit jantung dsb. Tetapi kebanyakan mereka tewas karena terjadi aksi saling berebut, dan kemudian ada yang terjatuh, lalu tanpa peduli yang lainnya menginjak-nginjak orang itu. Tujuan mereka hanya satu, yaitu perut mereka bisa terisi. Tidak lagi peduli ada perut-perut manusia yang terinjak-injak dibawah kaki mereka. Program yang seharusnya bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan manusia itu acapkali malah merengut nyawa manusia.


Itulah harta. Hati yang terikat dan mengagungkannya dapat membuat nurani menjadi tumpul. Kasih menjadi dingin. Dan Tuhan menjadi terbelakang. Karena itu kepada orang-orang yang demikian; yang hatinya terikat kepada harta benda atau materi didunia; dan berambisi untuk mendapatkannya; Tuhan menganggap tidak lagi layak untuk masuk ke dalam kerajaan Allah.


Saya tidak tau bagaimana keadaan bapak ibu ditempat ini. Dimanakah posisi harta itu di hati bapak ibu sekalian? Adakah hati kita sudah terikat dan terpikat olehnya? Apakah mengejar harta dunia itu sudah menjadi prioritas utama sehingga kitapun mulai mentuhankannya? Ketika harta itu menjadi prioritas utama melebih Tuhan, disitulah kita gagal dalam menempatkan posisi harta itu sebagaimana mestinya.


Ciri-ciri orang yang mentuhankan harta dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-harinya. Seberapa jauh ia menganggap harta itu adalah anugerah Tuhan; jika seseorang sadar bahwa harta itu anugerah, dia akan begitu rela untuk membagikan berkat itu kepada pekerjaan Tuhan. Seberapa jauh ia memuliakan Tuhan dengan hartanya. Dan seberapa jauh ia memprioritaskan Tuhan dan hartanya. Saya memiliki seorang saudara Kristen yang diberkati Tuhan dengan melimpah. Pekerjaannya semakin hari semakin berkembang sampai ia berhubungan dengan pemerintah. Namun apa yang terjadi ketika pekerjaan itu berkembang? Ia mulai meninggalkan pelayanan dengan alasan sibuk. Seringkali ditengah-tengah firman Tuhan didengungkan di atas mimbar ia keluar ruangan untuk menyahuti telpon untuk urusan bisnis. Bahkan tidak jarang ia meninggalkan gereja ditengah-tengah ibadah. Ia sudah tidak lagi menghormati Tuhan, yang ia kejar hanyalah harta. Inilah salah satu ciri orang-orang yang lebih memprioritaskan harta daripada Tuhan.


Saudaraku, untuk orang-orang seperti inilah Tuhan ingin berkata “Orang yang beruang memang sukar masuk dalam kerajaan Allah.” Dan untuk orang-orang demikian Tuhan mau mengatakan “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; dibumi ngengat dan karat merusakkannya.... tetapi kumpulkanlah bagimu harta di surga....” Sekali lagi Tuhan bukannya anti kekayaan, tetapi ia anti dengan hati yang memuja-muja kekayaan itu. Tuhan mau kita memprioritaskan Tuhan di tempat yang utama, bukan uang. Harta didunia hanya sementara, janganlah kita menjadikan harta dunia sebagai prioritas utama kita. Janganlah hati kita terbelenggu karenanya.


Pertanyaannya bagi kita, seberapa jauh kita memprioritaskan uang dalam hidup kita? Di atas Tuhankah? Atau bagaimana? Mungkin kita berkata “Tuhan, Engkau tahu bahwa aku sedang dalam kesusahan saat ini. Engkau mengerti keadaanku Tuhan. Jika aku tidak mengejar uang, bagaimana anak-anakku?” Kepada engkau yang berkata demikian Tuhan mau berkata “Janganlah engkau khawatir....Carilah dahulu kerajaan allah dan kebenaranya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.” Tuhan kita adalah Tuhan yang kaya, ia bisa memenuhi semua kebutuhan kita. Namun yang Ia inginkan adalah agar kita mendahulukan kepentingan-Nya, dan bukan kepentingan kita. Dengan demikian Tuhan yang akan menambahkan kebutuhan yang kita perlukan.


Saudara, sudah banyak anak-anak Tuhan yang memberi contoh dimana mereka dengan hartanya dapat memuliakan Tuhan, entah lewat bantuan terhadap orang lain, dukungan pelayanan, pembangunan gereja, dsb. Orang-orang ini sadar bahwa mereka memiliki harta yang banyak itu hanyalah titipan Tuhan. Mereka sadar bahwa semua yang mereka miliki itu hanyalah berkat dari Tuhan. Harta bukan untuk disembah, bukan untuk diagungkan, bukan sebagai prioritas utama. Namun harta itu mereka gunakan untuk kemuliaan Tuhan.

Kiranya hidup kita pun boleh terus memuliakan Tuhan. Karena dengan demikian kita sudah mengumpulkan harta yang sesungguhnya; yaitu harta surgawi.

No comments: