Monday, October 25, 2010

Harta dunia Vs Harta Surgawi (Mark 10:17-27) #3



Namun apakah demikian maksud Yesus? Apakah Tuhan anti terhadap kekayaan yang dianggap mamon itu? Apakah ini sebuah prinsip umum atau perintah kepada orang tertentu saja? Untuk mengetahuinya tentu kita harus memahami Alkitab kita secara keseluruhan.


Sebenarnya sejak awal Tuhan menciptakan materi atau harta itu baik adanya. Asal mula manusia pertama diciptakan yaitu Adam dan Hawa, memang mereka tidak berpakaian, namun mereka diberi kepercayaan untuk mengelola segala properti atau harta yang ada di taman eden. Tuhan yang menyediakan harta itu kepada mereka. Harta itu diciptakan untuk dikelola guna memenuhi kebutuhan hidup manusia. Itulah esensi awal Tuhan menciptakan materi. Diharapkan materi itu dapat memenuhi hidup manusia sehingga manusia dapat berfokus untuk memuliakan Allah. Namun setelah manusia jatuh dalam dosa keadaan menjadi terbalik. Harta dan materi menjadi suatu yang dikejar-kejar dan didewa-dewakan; dan untuk mencapainya Allahpun dimanfaatkan supaya mendapat tujuan itu. Allah dijadikan seperti mesin atm, di mana jika kita membutuhkan uang barulah kita menghampiri Allah, tapi setelah kita mendapat uang itu kitapun mengabaikannya.


Jadi sesungguhnya Tuhan sendiri yang menciptakan materi itu dengan maksud baik. Harta di dunia tidak vs dengan harta di surga. Namun harta di dunia di cs kan dengan harta di surga. Hakikatnya baik, tapi pemakaiannya bisa tergantung oleh manusia itu sendiri. Sama seperti handphone yang diciptakan untuk maksud baik, yaitu agar orang lebih mudah berkomunikasi. Tapi karena dosa orang bisa memakai sarana komunikasi ini untuk meyebarkan fitnah dan gosip yang tidak benar. Alkitab pun sumber kebenaran ini bisa dijadikan senjata untuk melakukan kejahatan.


Dalam kasus pemuda kaya ini saya kira menjual harta bukanlah prinsip yang umum. Kalau itu merupakan prinsip umum maka seharusnya Yesus berlaku sama dengan semua orang kaya yang dekat padanya. Namun ia membiarkan perempuan-perempuan kaya yang ditulis dalam Lukas 8:3 mendukung pelayanannya. Ketika Zakeus pemungut cukai itu bertobat, Zakeus mengatakan bahwa ia akan menjual setengah hartanya dan memberikannya kepada orang-orang miskin. Yesus memuji dia sebagai orang beriman. Yesus tidak mencela Zakeus untuk menjual seluruh hartanya, tidak boleh setengah-setengah. Jadi saya kira prinsip menjual harta ini cuma berlaku kepada pemuda kaya itu.


Namun ada apa dengan pemuda itu? Saya kira Yesus tahu benar bahwa pemuda itu sudah menjadikan hartanya sebagai sandarannya. Hatinya sudah terikat dan terbelenggu dengan harta, dan baginya harta adalah segala-galanya. Itulah yang membuatnya sangat berat untuk melepaskan hartanya. Sebab ia sangat kaya. Ketika ia menjadikan harta sebagai Tuhan, maka ia tidak lagi menempatkan Tuhan di posisi sebagai mana mestinya. Sesungguhnya Tuhan tidak anti terhadap kekayaan. Yang Tuhan anti adalah hati yang menyembah kekayaan itu.

No comments: