Friday, October 15, 2010

Sola Scriptura (2 tim 3:16; 2 Pet 1:20-21) #2



Sebenarnya bukan hanya sebagai buku yang sangat berharga, Alkitab juga merupakan sebuah buku yang sangat bermanfaat. Setelah mengatakan bahwa tulisan-tulisan itu merupakan tulisan yang diilhamkan oleh Allah, Paulus berkata kepada Timotius bahwa Firman Tuhan juga sangat bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Alkitab sangat bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.

Sebagai pengajar Alkitab merupakan guru terbaik, karena Allah sendiri yang mengajarkannya. Sebagai alat untuk menyatakan kesalahan juga hanya Alkitab yang mampu. Alkitab itu bagaikan cermin yang dapat membantu kita melihat diri: apakah masih ada yang kotor dalam hidup kita? Apakah masih ada yang harus dibenahi? dsb. Manusia seringkali tidak sadar akan kesalahan yang ia perbuat. Karena itu ia perlu bercermin dari FT untuk memperbaikinya. Sebagai pendidik moral, Alkitab juga merupakan guru terbaik. Sudah tak terhitung banyaknya orang yang diubahkan olehnya. Dan sebagai pendidik orang dalam kebenaran hanya Alkitab yang mampu. Karena Allah sumber kebenaran itu hanya berbicara melalui Alkitab. Karena itulah Alkitab dikatakan sangat bermanfaat bagi kehidupan kita.

Biss, akhir-akhir ini kita tahu bahwa negeri kita sedang marak di teror oleh para teroris. Suatu hal yang sangat menakutkan ketika saya mendengar kabar televisi bagaimana analisa dari pakar teroris. Ia mengatakan demikian: Kebanyakan para teroris ini adalah para keluaran penjara dan para preman. Mengapa mereka rela mati untuk sebuah tindakan kejahatan? Karena sebelumnya mereka diindoktrinasi oleh komplotan teroris itu. Mereka diancam akan masuk neraka. Mereka adalah pendosa besar. Merka pasti mati binasa. Tentu saja hal yang demikian membuat mereka menjadi takut. Kemudian ketika ditanya apakah ada caranya agar mereka selamat? Lalu para teroris itu mengatakan “Kalau kamu mau selamat, kamu harus berkorban untuk Allah. Menjadi teroris, menegakkan agama kita, membunuh orang yang diluar agama kita, itulah yang menjadi kesukaan Allah. Dan tindakan yang paling mulia yang dapat kamu lakukan adalah ketika kamu dapat mati sahid untuk membela kebenaran.” Karena itulah mereka mencuri dan merampok. Mengapa merampok? Kan untuk menyukakan Allah. Karena itu jugalah mereka rela melakukan aksi bom bunuh diri. Mengapa rela? Supaya mereka tidak masuk neraka. Setiap hari para calon teroris ini diindoktrinasi atau dicegokin dengan konsep-konsep demikian. Karena itulah mereka melakukan tindakan itu sebagai sebuah kebenaran. Kesesatan dianggap sebagai sebuah kebenaran.

Kalau kita sadari, dunia kita saat ini banyak sekali menawarkan hal-hal yang keliru. Dan dunia berusaha mengindoktrinasi kita dengan kesesatan-kesesatan. Melalui linkgungan, iklan, dan teknolgi sangat memungkinkan untuk mendoktrinasi pikiran kita. Bahayanya, tanpa sadar kitapun sering menganggap itu sebagai kebenaran.

Lebih bahaya lagi dengan anak-anak bapak ibu sekalian. Karena masa anak-anak dan masa remaja merupakan masa yang paling mudah terpengaruh oleh segala sesuatu. Misalnya dari lagu-lagu yang mereka terima. Musik sangat mendoktrinasi mereka. Ada lagu yang mengatakan “Jadikan aku yang kedua, buatlah diriku bahagia.” Lagu ini mengajarkan bahwa menjadi orang ketiga itu asyik-asyik saja. Lagu yang lain juga mengajarkan serupa “Sephia, kekasih gelapku; aku cinta kau dan dia; dsb.” Tak heran anak-anak remaja sekarang kalau berpacaran bisa dua-tiga orang sekaligus. Ada juga tayangan “Take me out” yang mendidik kita bahwa kalau pacaran itu yang penting liat luarnya menarik apa gak. Gak perlu perkenalan. Yang penting aku suka wajahnya, kerjaannya apa, dan hobynya apa, jadian deh. Hubungan pacaran terlalu disederhanakan. Padahal Alkitab sangat menjunjung tinggi sebuah hubungan kekasih. Sehingga kita tidak boleh bermain-main dengan itu.

Itu masih berbicara mengenai lagu dan acara televisi. Belum lagi banyak pengajaran-pengajaran keliru di lingkungan sekitar mereka yang sama sekali tidak bisa dipantau oleh orang tua. Ada anak-anak yang dibilangin temannya, kalau kamu mau jadi pria sejati kamu harus merokok dan minum-minuman keras. Ada juga yang ditertawain ketika mereka belum nonton film porno; teman-temanya berkata “Hah, cowok kok belum nonton film gitu-gituan, bukan cowok lu.” Akhirnya terdoktrinasi lah bahwa menjadi pria sejati harus rokok, minum-minuman, dan liat film porno. Ada pula yang mengatakan orang gaul itu harus bisa ngomong kotor. Kalau gak berarti kurang gaul. Semua ini indoktrinasi dari lingkungan yang tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.

Kita sebagai orang dewasapun sangat memungkinkan untuk diindoktrinasi oleh dunia sekitar kita sehingga tanpa sadar kita memiliki pikiran-pikiran yang menyesatkan. Tak heran ada orang Kristen yang mengait-ngaitkan iman kepercayaan dengan kekayaan. Saya pernah bertemu dengan seorang Kristen yang bersaksi demikian: “Aku dulu ga ada apa-apa. Namun karena aku rajin melayani dan aku sungguh-sungguh mengikut Tuhan, Tuhan memberkati usahaku, dan puji Tuhan, restoranku sekarang semakin banyak yang datang. Si bapak a lebih giat dan sungguh-sungguh lagi pelayanan. Karena itu ia menjadi konglomerat sekarang. Makanya kalau mau sukses, kamu harus melayani. Ketika kamu berkorban untuk melayani, Tuhan akan membalas berlipat-lipat ganda.” Kira-kira demikian kesaksiannya. Apakah saudara setuju? Setujukah bahwa mengikut Tuhan kita akan menjadi kaya raya bahkan konglomerat? Jika kita kembali ke Alkitab, maka kita tidak akan menemukan konsep ini. Tentunya saudara masih ingat tentang kisah orang kaya yang mau mengikut Yesus. Dia sudah melakukan segala hukum taurat. Cuman satu yang Yesus minta: “Jika kamu mau mengikut aku, jual semua kekayaanmu dan bagikan kepada orang miskin.” Mengikut Tuhan malah harus melepas kekayaan bukan?. Yesus sendiri mengatakan bahwa burung mempunyai sarang, serigala mempunyai liang, tapi Ia tidak punya tempat untuk meletakkan kepala-Nya. Dan murid-murid-Nya akan harus mengalami hal yang sama. Di bagian lain Yesus berkata “Barang siapa mau mengikut aku ia harus menyangkal diri dan memikul salib.” Dan bagian lain lagi mengatakan bahwa kita tidak boleh mempertuankan mamon. Dimana hati kita, disitu harta kita berada. Jelas kesaksian orang itu tidak tepat dan tidak sesuai dengan firman Tuhan. Tapi ada begitu banyak orang Kristen yang sudah terindoktrinasi dengan ajaran-ajaran semacam itu. Masih ada begitu banyak ajaran-ajaran lainnya yang akan membingungkan dan mengacaukan pikiran kita. Jika kita tidak berhati-hati maka kita sangat mudah untuk disesatkan.

Karena itu mari kembali kepada otoritas firman Tuhan. Dalami, renungkan, dan kuasai firman itu tiap hari. Maka Firman itu yang akan mengajar kepada kita hikmat; yang akan menegur kita jika kita salah; yang memperbaiki kelakuan; dan yang akan mendidik kita dalam kebenaran. Mari kita cintai Alkitab yang adalah nafas Allah ini. Mari kita hargai Alkitab sebagai otoritas tertinggi; dan biarlah Alkitab juga yang menjadi pedoman utama dalam kita menentukan prinsip dan menjalani kehidupan ini. Sehingga kita akan terus diarahkan dijalan yang benar.

No comments: