Friday, October 15, 2010

Sola Scriptura (2 tim 3:16; 2 Pet 1:20-21) #1



Beberapa hari yang lalu ketika saya bersurfing di google yang merupakan sumber informasi terbesar saat ini, saya menemukan sebuah data yang menarik. Ada sebuah artikel yang melist buku-buku terlaris dan terpopuler di dunia berdasarkan jumlah eksemplar yang terjual. Nomor 9 ditempati oleh “The Lord of The Ring” yang diluncurkan pertama pada tahun 1954-1955 dan sampai saat ini buku ini laku terjual sebanyak 150 jt buah. Begitu terkenalnya buku tersebut sehingga diorbitkan filmnnya sebanyak 3 seri yang berturut-turut masuk dalam box office. Nomor 7 ditempati oleh buku yang berjudul “A Tale of Two Cities”, sebuah novel yang diterbitkan pada tahun 1859 dan sudah laku hampir sebanyak 200jt eksemplar. Berikutnya kita langsung melihat 3 urutan pertama yang menduduki sebagai buku terlaris. Peringkat ke-3 di isi oleh buku kecil merah tanpa judul, yang berisi kutipan-kutipan dari Mao Zedong, yang merupakan buku yang sangat penting bagi rakyat China. Buku ini terjual sebanyak 800jt eksemplar. Buku terlaris ke-2 dipegang oleh kitab suci umat Muslim yang kita kenal sebagai Alquran. Buku ini laku sebanyak 900jt buah. Dan buku yang termasuk buku terlaris di dunia ini dalam sepanjang abad ternyata adalah ALKITAB, yaitu sebuah kitab suci umat Kristiani yang dikumpulkan menjadi satu pada abad pertama (kurang lebih sudah 1900 tahun), buku ini laku terjual sebanyak 2,6 Milliar.


Bukan hanya buku terlaris, namun ternyata buku ini juga merupakan buku yang paling banyak diterjemahkan dalam berbagai bahasa. Kitab suci kita ini aslinya terdiri dari bahasa Ibrani, aram dan Yunani. Tapi menurut catatan pada tahun 1996, Alkitab kita sudah diterjemahkan kedalam 2.062 bahasa. Kalau diperkirakan mungkin saat ini bisa mencapai 2500-3000 bahasa. Untuk kita ketahui bahwa bahasa di dunia ini ada kurang lebih 6000 bahasa. Jadi Alkitab sudah diterjemahkan hampir separuh dari seluruh bahasa yang ada di dunia.


Mengapa Alkitab bisa menjadi buku yang paling laris dan sampai diterjemahkan keberbagai bahasa? Tentunya buku ini bukanlah buku yang sembarangan sehingga banyak orang yang membeli dan membacanya. Sudah pasti buku ini memiliki daya tarik dan wibawanya tersendiri. Sudah pasti juga buku ini memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Jika Alkitab tidak memiliki manfaat sama sekali tentunya tidak akan banyak orang membeli buku ini. Penerbitpun tidak akan terus menerbitkan jutaan eksemplar tiap tahun, karena tentunya akan mengalami kerugian besar. Fakta ini menunjukkan bahwa dalam buku ini terdapat sesuatu yang sangat penting.


Tapi sayangnya kenyataan dan fakta ini sering terabaikan dan tidak dirasakan bagi orang Kristen yang merupakan pemilik dari buku terlaris tersebut. Beberapa orang membeli Alkitab hanya supaya orang tau bahwa dia memiliki buku ini. Beberapa lagi membelinya supaya kalau kegereja ia tidak ditertawakan karena tidak membawa Alkitab. Bahkan beberapa lagi membeli karena Alkitab dianggap sebagai jimat. Sepertinya Alkitab bukan buku yang spesial. Alkitab bukan sebuah buku yang bermanfaat. Bahkan ada yang mengatakan bahwa Alkitab hanyalah sebuah buku kuno. Tidak relevan untuk zaman kita. Kalau tidak relevan kita perlu bertanya lagi “mengapa Alkitab masih menjadi buku yang terlaris sampai saat ini?”


Biss, saya percaya bahwa Alkitab adalah satu-satunya buku yang berotoritas yang diilhamkan oleh Allah. Keberadaan buku ini sangat menarik. Sebenarnya cara penulisan Alkitab ini sangat luar biasa. Alkitab adalah buku yang ditulis sekitar 40 penulis dengan latar belakang yang berbeda (Raja, nabi, rasul, hakim, orang awam, dokter, dsb). Penulis-penulisnya hidup di 10 negara atau tempat yang berbeda, masa penulisannya kurang lebih daripada 1600 tahun (1500SM-100M), dalam 3 bahasa (Ibrani, Yunani dan Aram), dan menghasilkan 66 kitab mencakup banyak pokok permasalahan. Menariknya ialah walau penulisnya berbeda jaman, latar belakang, dan berbeda konteks namun semuanya mengacu pada satu sebuah tema yang penting, yaitu keselamatan melalui Yesus Kristus. Bagaimana mungkin hal ini dapat terjadi? Semua fakta ini meyakini saya bahwa pasti ada yang mengontrol dan pasti ada yang mengatur sehingga terbentuknya kitab suci ini. Siapa lagi kalau bukan Allah sendiri yang merupakan pengatur sejarah dunia ini.


Martin Luther sendiri, yang kita kenal sebagai bapak Reformasi yang mencetuskan gagasan mengenai sola scriptura, mengatakan: “Seluruh Alkitab mengajarkan tentang Kristus. Cara penulisan yang demikian hebat, tidak mungkin bila Alkitab bukan firman Allah.” Hanya Alkitab yang adalah Firman Allah. Tidak ada kitab-kitab lain yang dapat dikatakan sebagai Firman Allah.


Bukti lain yang seharusnya meyakinkan kita akan otoritas Alkitab yang adalah firman Allah adalah fakta bahwa berkali-kali Alkitab hendak dibakar dan dimusnahkan namun tidak pernah berhasil. Dari para kaisar Roma seperti Diokletian, sampai para diktator komunis dan orang-orang ateis dan penganut agnostik zaman modern, Alkitab bertahan dari segala serangan dan sampai sekarang masih merupakan buku yang paling banyak dicetak. Ini jelas adalah bukti pemeliharaan Tuhan. Tuhan ingin berbicara kepada setiap anak-anak-Nya melalui Firman Tuhan. Karena itu Ia tidak akan membiarkan Alkitab yang dirancang oleh-Nya itu lenyap dari muka bumi.


Semua ini menunjukan bahwa Alkitab kita ini sungguh merupakan Firman Allah itu sendiri. Tak salah jika Paulus mengatakan dalam 2 Timotius 3:16 di mana kumpulan kita-kitab ini merupakan “tulisan yang diilhamkan oleh allah.” Kata diilhamkan ini memiliki arti di nafaskan. Ini menunjukkan bahwa Alkitab kita merupakan nafas Allah sendiri.


2 Petrus 1:20-21 kembali menegaskan “Yang terutama harus kamu ketahui ialah bahwa nubuat-nubuat dalam kitab Suci tidak boleh ditafsirkan menurut kehendak sendiri, sebab tidak pernah nubuat dihasilkan oleh kehendak manusia, tetapi oleh dorongan Roh Kudus orang-orang berbicara atas nama Allah.” Petrus menegaskan bahwa kitab suci itu ditulis oleh Roh Kudus, melalui orang-orang yang sudah dipilih Allah.


Ayat-ayat ini dengan jelas menunjukkan bahwa Alkitab merupakan Firman yang dikatakan oleh Allah itu sendiri. Jika ini adalah Firman Allah, maka Alkitab juga merupakan sumber kebenaran. Alkitab menjadi Firman Allah bukan sekedar karena ia adalah buku terlaris; bukan juga karena banyak yang menterjemahkannya, tapi ia menjadi firman Allah karena ini Allah sendiri yang menafaskannya. Tidak ada buku lain yang memiliki otoritas ilahi seperti alkitab. Dan tidak ada buku lain yang memiliki kebenaran seperti Alkitab.


Sudah semestinya kita berbangga bisa memiliki buku yang diilhamkan oleh Allah. Lebih bangga lagi jika kita bisa membaca, merenungkan dan mengenali isi Firman sang sumber kebenaran itu sendiri. Namun sekali lagi sangat disayangkan. Seringkali Alkitab itu kita jadikan hanya sebagai ban serep. Yang kalau kita lagi susah baru kita pasang dan baca. Kita tidak lagi menempatkan Firman sebagai yang utama dalam hidup ini. Alkitab hanya menjadi ktp yang menunjukan identitas kita sebagai orang Kristen. Tapi Firman itu tidak sungguh-sungguh kita renungkan dan baca, apalagi dihidupi.


Seandainya kita sadar betul bahwa Alkitab ini adalah suara Allah sendiri, tentu kita akan sangat menghargainya. Ketika pelayanan 2 bulan tahun lalu berakhir, pihak majelis dari sebuah gereja di Bandung memberikan kepada saya sebuah kenang-kenangan berupa bros salib. Sesungguhnya saya tidak suka memakai bros. Karena itu saya geletakkan bros itu di sembarang tempat. Sewaktu kembali kemalang, bros dengan kotaknya itu kuselipkan dalam koper di balik baju-baju. Sesampainya di Malang saya lupa kalau saya ada membawa bros tersebut. Saya buka koper, lalu mulai memasukkan baju-baju ke dalam lemari, dan bros itu tidak terlihat. Sama sekali tidak kepikiran akan bros pemberian itu. Sampai suatu saat, ketika saya bersih-bersih kopernya, barulah saya menemukan bros tersebut. “Oh ya, baru ingat ada bros salib ini.” Setelah berpikir demikian, kembali saya meletakkan bros itu disembarang tempat. Kemudian ada teman yang bertanya “Ini bros dari mana Fong?” “Oh itu kenang-kenangan dari tempat praktekku” jawabku. “Wah baik banget tempat praktekmu, mahasiswa praktek 2 bulan aja di kasih emas 3 gram” lanjutnya. “Hah Emas?” Aku terkejut. “Tau dari mana itu emas? Bukannya bros biasa ya?” “ Wah liat dong, ini ada kertas jual-belinya, dan tertulis emas seberat 3 gram.” Mendengar hal itu saya terkejut. Saya yang dulunya memandang remeh bros itu, namun setelah mengetahui betapa bernilainya bros itu, saya tidak lagi menggeletakannya di sembarang tempat. Sebliknya saya memperlakukannya sebagaimana layakanya sebuah barang berharga. Biss, seandainya kita tau bahwa Alkitab kita ini adalah buku yang sangat berharga, tentunya kita tidak akan mengabaikannya dan menggeletakannya sembarangan. Seandainya kita tau bahwa buku ini sangat bernilai tentunya kita akan merenungkan dan mendalaminya. Karena ada sebuah nilai yang besar di dalamnya. Yaitu nafas Allah sendiri.

No comments: