Saturday, September 10, 2011
KEEP THE FIRE BURNING #2
Untuk itulah saya akan memberikan beberapa tips-tips untuk dapat tetap mempertahankan kobaran api.
Pertama, Dengan konsisten menjaga kehidupan spiritual kita yaitu dengan bersaat teduh dan doa. Ketika mengikut camp di alam terbuka, biasanya kita membutuhkan api unggun. Api unggun itu diperlukan untuk membantu menghangatkan tubuh kita menghadapi malam yang dingin. Namun tentunya jika ingin api tersebut terus menyala maka kita harus terus menambahkan kayu bakarnya agar api itu tidak padam. Saya kira ketika Paulus mengatakan “Jangan padamkan roh”, itu dengan kata lain kita harus terus menerus mengisi amunisi kita setiap hari untuk menjaga agar api itu tidak padam, melainkan terus menyala dengan berkobar.
Jemaat Tesalonika adalah salah satu orang Kristen mula-mula yang ada melalui pelayan Paulus. Pada awal pelayanan ini ada begitu banyak orang-orang Yahudi dan non Yahudi yang salah paham akan gerakan keKristenan. Maklum saja, sesuatu yang baru pastinya akan dikritisi sekritis-kritisnya. Karena itu kondisi ini tidak mudah bagi anak-anak Tuhan yang sungguh-sungguh mau percaya dan melayani Tuhan. Mereka mendapat tekanan, kecaman, bahkan mungkin siksaan-siksaan. Persoalan ini tidak diragukan lagi akhirnya membuat banyak orang Kristen mundur dari pelayanan. Mereka mundur dari ibadah dan persekutuan mereka. Karena itu Paulus menasihati mereka untuk “Jangan padamkan Roh”. Ketika masalah kita harus menyikapinya bukan dengan memadamkan roh itu, tapi justru kita harus mempertahankannya dengan menjaga hubungan yang intim dengan Tuhan. Karena relasi dengan Tuhan itulah yang akan menjadi kekuatan kita.
Seringkali orang menyangka ketika ia mulai merasa jenuh melayani atau ketika ia sedang menghadapi begitu banyak persoalan dan tekanan hidup, maka ia harus berhenti melakukan aktifitas-aktifitas rohani. Seorang teman pernah mengatakan “Saya mau berhenti pelayanan dulu, karena pekerjaan saya sangat sibuk dan butuh konsentrasi tinggi” Terus saya bertanya: “terus bagaimana kehidupan saat teduh dan doamu?” Ia menjawab: Sudah ga ada waktu, dari pagi sampai malam saya harus memikirkan pekerjaan dan hidupku, ga sempat untuk melakukan itu. Yang penting tiap minggu saya masih ke gereja.” Saya kira ini sikap yang keliru. Justru pada saat kita mulai merasa kering, justru pada saat kita mendapatkan tekanan-tekanan hidup, kita membutuhkan asupan-asupan firman Tuhan dan doa. Mengapa orang Kristen bisa mundur dari imannya? Mengapa orang Kristen bisa pudar semangat pelayanannya? Karena pada saat mereka lemah, mereka malah menjauh dari hal-hal yang berbau rohani. Padahal ketika mereka menjauh itulah yang kemudian akan benar-benar memadamkan api dalam diri mereka.
Karena itu saudara, jangan pernah mundur dari kebiasaan-kebiasaan rohani kita seperti saat teduh dan berdoa. Ketika kita mulai merasa jenuh, justru kita harus memaksakan diri untuk membaca dan merenungkan Firman Tuhan. Mungkin berhenti sejenak untuk melayani di gereja itu tidak masalah. Tapi jangan pernah berhenti untuk bersaat teduh dan berdoa. Itu yang biasa saya lakukan. Setiap kali mulai merasa jenuh, rasanya malas sekali untuk membuka Alkitab untuk hari itu. Yang terjadi jika saya mengikuti kata hati untuk tidak saat teduh, maka keesokan harinya kita akan semakin malas. Tapi jika saya memaksakan diri untuk bersaat teduh, pada saat itulah perlahan-lahan kekeringan rohani itu diisi. Karena itu mari kita asup api iman kita dengan terus bersaat teduh dan berdoa secara konsisten, supaya api kita tetap menyala.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment