Saturday, September 17, 2011

SEPADAN DENGAN PANGGILAN (Efesus 4:1-2)




Saya suka sekali melihat film-film yang berbau kerajaan. Karena bagi saya elegansi, etika, problema serta budaya kerajaan memiliki nilai estetika tersendiri. Kalau saya mengamat-ngamati kebiasaan orang-orang yang tinggal di lingkungan istana, umumnya mereka memiliki pola hidup dan etika yang berbeda jika dibanding dengan orang-orang yang tinggal di luar lingkungan istana. Caranya berjalan, caranya bercanda, cara berbicara, cara berpakaian, bahkan cara makanpun tidak sama dengan orang-orang yang tinggal di luar komunitas mereka. Hal itu disebabkan karena mereka memiliki pola didik yang berbeda dari pada yang lain. Biasanya dalam kerajaan ada pendidikan-pendidikan khusus yang diberikan kepada anak-anak di dalamnya yang tidak bisa ditemukan di lingkungan di luar istana. Mengapa demikian? Karena mereka harus memiliki kehidupan yang sepadan dengan status yang disandangnya, yaitu sebagai orang kerajaan. Oleh sebab itu sikap dan pola hidup mereka haruslah menunjukkan sikap dan pola hidup kerajaan.

Sewaktu saya belajar di seminaripun tidak jarang rektor kami, juga bapak / ibu asrama mengumpulkan kami untuk memberi ceramah tentang etika-etika yang harus kami miliki sebagai seorang hamba Tuhan. Kalau masuk kamar orang harus ketuk pintu, seupaya mungkin tidak berhutang, menghormati orang yang lebih tua, bersabar walau dikritik, hati-hati berbicara tentang uang atau fasilitas, makan tidak boleh mengecap, dsb. Ada banyak ajaran yang disarankan untuk kami lakukan agar hidup kami sepadan dengan status hamba Tuhan yang kami sandang.

Sebenarnya dalam kehidupan setiap anak-anak Tuhanpun demikian. Selain disebut sebagai anak-anak Tuhan setiap orang Kristen yang sungguh-sungguh percayapun terbilang sebagai anggota kerajaan Surga atau kerajaan Allah. Ada banyak ayat Alkitab yang menekankan hal ini, bahwa kita adalah anggota-anggota kerajaan Allah. Tentu saja sebagai anggota kerajaan kitapun harus hidup sesuai dengan etika dan aturan atau juga pola hidup yang ditetapkan oleh pemimpin kerajaan tersebut. Karena itulah Paulus berkata “aku menasihatkan....supaya hidupmu sebagai orang-orang yang telah dipanggil itu berpadanan dengan panggilan itu.” Setiap orang yang sudah percaya, yang sudah dipanggil keluar daripada kegelapan harus memiliki kehidupan yang sepadan dengan panggilan itu.

Hidup seperti apa itu? Ayat berikutnya Paulus memaparkan “Hendaklah kamu selalu rendah hati, lemah lembut dan sabar.” Yang pertama yang diminta adalah kita memiliki karakter-karakter Kristus antara lain: kerendahan hati, kelemah lembutan, dan kesabaran. Sikap-sikap ini adalah sikap yang susah-susah gampang. Sikap yang sangat mudah dimengerti dan dipahami namun sangat sukar untuk dilakukan. Kita semua tau dan mengerti apa itu rendah hati, tau juga bagaimana bersikap lembut, juga mengerti apa arti kesabaran, tapi untuk bisa memiliki sikap-sikap itu secara sempurna sangatlah susah. Sikap-sikap seperti inilah yang dituntut dalam kerajaan. Yesus sendiri pernah berkata demikian “Kamu tahu, bahwa pemerintah-pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu” Tuhan menuntut sikap-sikap seorang pelayan dan seorang hamba. Dan itu semua memerlukan kesabaran, kelemahlembutan, juga kerendahhatian.

Pertanyaan sebagai anggota kerajaan Allah sudahkah kita memiliki sikap yang demikian? Ketika mungkin kita menjabat posisi yang tinggi dalam bidang kita adakah kita tetap rendah hati menyadari bahwa itu semua hanya anugerah Tuhan? Atau jangan-jangan kita diam-diam menyombongkan diri dan merasa diri lebih baik dari orang lain? Adakah kita dikenal sebagai seorang yang berhati lembut? Atau kita terkenal angkuh dan kasar? Ketika kita menghadapi banyak tantangan, dan mungkin ada orang yang bertindak tidak adil terhadap diri kita, apakah kita tetap sabar?

Hal yang kedua yang diminta oleh Paulus adalah agar setiap kita “menunjukkan kasih dalam saling membantu”. Kasih merupakan hal yang wajib dilakukan bagi orang-orang yang berada dalam kerajaan Allah. Mengapa? Karena setiap tindakan kasih kita akan dapat menyatakan kasih Kristus kepada dunia yang haus akan kasih itu. Kasih itu harus ditunjukkan secara aktif dan berinisiatif, dan tidak pasif. Kasih juga membutuhkan pengorbanan. Semakin banyak pengorbanan itu maka kasih itu akan bernilai sangat kuat. Kristus sendiri menunjukan kasihnya kepada kita secara aktif, dan Ia sendiri yang berinisiatif untuk datang ke dunia menyelamatkan hidup kita. Kasih-Nyapun penuh dengan pengorbanan, dimana Ia memberikan dirinya sendiri untuk mati dikayu salib menebus dosa kita. Karena itu jika pemimpin kita melakukan kasih yang aktif dan berinisiatif dan penuh pengorbanan, maka kitapun sebagai bawahan wajib melakukan kasih yang seperti demikian. Saya suka sekali pernyataan yang mengatakan demikian “Penyakit yang terbesar saat ini bukanlah penyakit kanker dsb, tapi kehilangan kasih sayang.” Ya... banyak orang yang membutuhkan uluran tangan kita, dan kasih kita. Karena itu mari kita menunjukkan kasih itu dengan hidup saling membantu dan memberi pertolongan kepada orang yang membutuhkan.

Orang yang paling berkenan dalam sebuah kerajaan adalah jika orang-orang yang mau mengikuti kehidupan yang diajarkan dan diharapkan oleh pemimpinnya. Karena itu mari kita menjadikan hidup kita sepadan dengan panggilan yang Tuhan berikan kepada kita sebagai anggota kerajaan Allah. Miliki kerendahan hati, kelemahlebutan, dan kesabaran dalam menjalani segala sesuatu. Dan aktif lah mengasihi sesama manusia walaupun harus dijalani dengan penuh pengorbanan. Biarlah kita menjadi orang-orang yang berkenan dihadapan Tuhan dengan kesepadanan hidup yang kita tunjukkan. Amin

No comments: