Sunday, January 15, 2012
TUHAN PERISAI HIDUPKU (Mazmur 3) #2
Ia melanjutkan Mazmurnya dalam bait yang kedua. Jika Bait pertama merupakan pernyataan akan pergumulan kehidupannya, di bait kedua ini berisi akan respon terhadap pergumulan itu. Respon apa yang dilakukan oleh Daud? Ayat 5 jelas menuliskan bahwa “Dengan Nyaring aku berseru kepada Tuhan.” Ditengah teror yang menakutkan itu, bukannya ia mengandalkan kekuatannya, dan bukannya mencari pertolongan manusia, tetapi Daud berseru kepada Tuhan dengan nyaring. Kenapa harus dengan suara nyaring? Saya kira bukan karena ia menganggap Tuhan itu tuli, tapi lebih karena pergumulan yang terlalu beratlah yang membuat ia berteriak dan berseru kepada Tuhan. Ya... Daud memilih berseru kepada Tuhan.
Saya teringat dengan peristiwa yang pernah terjadi dengan anak sekolah minggu saya sewaktu di Malang. Suatu hari sore-sore saya ditelpon oleh orangtuanya minta tolong didoakan, karena anaknya mengalami patah tulang. Saya segera menghampiri kerumahsakit tempat anak itu berbaring. Disana mamanya bercerita demikian: sewaktu mereka sedang piknik ke taman bermain. Tiba-tiba ia mendengarkan suara orang jatuh dengan keras. Ternyata anaknya main di tiang gantung dan terjatuh dengan siku yang membentur tanah. Menariknya respon pertama ketika anaknya terjatuh anak itu berteriak: mama, mama....doakan ma..doakan ma”. Tuhan menjadi orang pertama yang dicari anak itu.
Itu juga yang dilakukan oleh Daud. Dalam pergumulan yang begitu berat ia memilih untuk bergantung dan berseru kepada Tuhan. Mengapa? Diayat 4 dengan jelas menyatakan karena bagi Daud, Tuhan itu adalah perisai. Ya.... Daud menggambarkan Tuhan itu seperti perisai yang mampu melindungi hidupnya dari segala serangan musuh. Memang Daud berkali-kali menyatakan Tuhan sebagai tempat berlindung. Ia pernah menggambarkan Tuhan seperti gunung batu, tempat pelarian terbaik pada waktu itu. Ia pernah menggambarkan Tuhan sebagai kota benteng, kota perlindungan. Selain itu Daud juga pernah menggambarkan Tuhan seperti gembala yang baik, yang selalu melindungi domba-dombanya. Kali ini ia mengatakan bahwa Tuhan itu adalah perisai. Semuanya itu gambaran bahwa Tuhan adalah satu-satunya tempat perlindungan. Bagi Daud tidak ada tempat perlindungan yang lebih aman dan nyaman daripada berlindung kepada Tuhan. Karena itu di ayat 9 yang merupakan kesimpulan, Daud berkata “Dari Tuhan datang pertolongan, berkat-Mu atas umat-Mu” Ya hanya dari Tuhan saja datangnya pertolongan.
Bagaimana dengan saudara di tempat ini? Bagi saudara siapakah Tuhan itu? Atm, yang kalau diminta pasti dapat? Ban serep, yang hanya kalau dibutuhkan baru digunakan, tapi kalau tidak disimpan lagi? Atau Apakah Saudara juga menganggap Tuhan juga sebagai perisai tempat perlindungan sama seperti Daud? Apakah saudara mengandalkan Tuhan dalam menghadapi tahun 2012 ini? Apakah Tuhan menjadi tempat perlindungan bagi saudara setiap hari? Atau jangan-jangan saudara lebih mengandalkan kekuatan sendiri dalam menghadapi persoalan hidup saudara.
Hari ini Daud mengingatkan kita bahwa Tuhan adalah perisai, tempat perlindungan kita. Sudah banyak orang Kristen yang mengalami betapa Tuhan itu tempat perlindungan. Dari zaman pemazmur, rasul-rasul, bapak-bapak gereja, sampai saat inipun banyak yang merasakan bahwa Tuhan adalah tempat perlindungan. Martin Luther, seorang tokoh reformator yang berkali-kali nyawanya terancam karena membela kebenaran pernah mengarang lagu yang mengatakan “Allah bentengku yang teguh, pasti ku tak akan goyah.” Ia menemukan bahwa Tuhanlah tempat perlindungannya. Saya suka sekali sebuah lagu lama yang mengatakan “Tuhanlah perlindunganku, Dialah kekuatanku, penolong diwaktu susah, amat terbukti. Haleluya-haleluya...ku mau puji Dia... Haleluya-haleluya, ku mau sembah dia”... Lagu ini terus mengingatkan kepada kita bahwa hanya Tuhanlah tempat perlindungan kita. Ya.... Tuhan memang dapat kita andalkan. Tuhan dapat selalu menjadi tempat perlindungan kita. Karena itu mari dalam segala pergumulan yang meneror kita, mari kita responi dengan berseru kepada Tuhan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment