Sunday, January 15, 2012

TUHAN PERISAI HIDUPKU (Mazmur 3) #3



Dibait terakhir, yaitu bait ke-3, setelah Daud berseru kepada Tuhan, ia tidak berhenti sampai disana. Tetapi Daud menyatakan imannya ditengah-tengah pergumulannya. Banyak orang yang berseru kepada Tuhan, tetapi kemudian ia tidak yakin pada pertolongan Tuhan. Karena itu ia tetap merasa cemas dan khawatir. Tetapi Daud berbeda. Setelah ia berseru ia memilih untuk beriman kepada Tuhan. Menarik sekali di ayat 6 Daud berkata “Aku membaringkan diri, lalu tidur; aku bangun, sebab TUHAN menopang aku!” Saya suka sekali ungkapan ini. Pada umumnya orang yang sedang berada dalam teror itu akan menjadi sukar tidur. Ketakutan, kecemasan, persoalan-persoalan acapkali memaksa dia untuk berpikir lebih keras dan membuatnya susah untuk tidur. Sebuah artikel yang pernah saya baca mengatakan setelah kejadian krisis moneter yang menimpa negara Amerika beberapa tahun lalu, dikatakan penjualan obat pil tidur semakin meningkat. Banyak orang yang susah untuk tidur sehingga harus menelan pil untuk membantunya tidur. Itu respon orang yang terteror permasalahan pelik pada umumnya. Tetapi Daud mengatakan “Aku membaringkan diri, lalu tidur, aku bangun.” Saya membayangkan seperti tukang becak dalam foto ini.
Dia dapat tidur nyenyak dan tentram walaupun suasana dipinggir jalan yang ribut suara motor. Saya kira keadaan Daud jauh lebih dari itu. Seakan tidak merasa khawatir, dia menyatakan bahwa ia mampu tidur dengan tenang dan nyenyak walaupun ada banyak masalah menghinggapi dia. Mengapa bisa? Kalimat selanjutnya mengatakan “.... sebab Tuhan menopang aku.”

Pernyataan iman itu lebih dipertegas lagi di ayat 7 dimana Daud berkata “aku tidak takut pada puluhan ribu orang yang siap mengepung aku.” Sekali lagi ini kalimat yang menarik. Ia membandingkan dirinya yang hanya satu orang melawan musuh-musuhnya yang puluhan ribu orang. Secara logika jelas Daud kalah jauh. Kalau semisal kita sedang berperang, saya yang berdiri dimimbar ini melawan saudara yang berada di bawah mimbar (sekitar ratusan orang), sudah jelas saya pasti kalah. Apalagi Daud seorang diri menghadapi puluhan ribu orang. Jelas ia akan kalah. Tapi Daud berkata “Aku tidak takut”. Mengapa ia tidak takut? Di ayat 8 memberi alasannya. Karena dia yakin bahwa Tuhanlah yang akan menolong dirinya, dan Tuhanlah yang akan berperang bagi dia. Daud meresponi seruan doanya dengan beriman kepada Tuhan. Dalam hatinya ia yakin bahwa Tuhan pasti mendengarkan seruanya. Ia tau bahwa Tuhan suka terhadap anak-anak yang berseru kepada-Nya. Karena itu ia dapat merasakan tenang dan damai sejahtera, tanpa merasa takut. Karena ia sudah menyerahkan semuanya kedalam tangan Tuhan.

Memang hal yang paling kita butuhkan untuk menghadapi segala teror dalam hidup kita adalah ‘iman’. Iman bukannya menghilangkan segala permasalahan itu, tapi iman memampukan kita untuk kuat menghadapi teror-teror tersebut. Iman tidak membuat suasana sekitar kita menjadi tenang, tapi imanlah yang mententramkan hati kita.

Ada seorang gadis buta yang hanya memiliki seorang ayah, sementara ibunya sudah meninggal. Gadis buta ini tidak memiliki siapa-siapa selain daripada ayahnya. Mereka berdua tinggal disebuah apartemen berlantai 10 di tengah-tengah kota. Suatu malam ketika sang ayah sedang keluar untuk membeli makanan, sementara anaknya seorang diri diapartemen itu, tiba-tiba kebakaran besar terjadi. Perlahan namun pasti, api itu terus menjalar melalap apartemen itu. Gadis buta ini sadar bahwa sedang terjadi kebakaran di apartemen itu. Ia mulai susah bernafas karena asap yang menebal. Karena itu cepat-cepat ia meraba-raba mencari jendela terbuka untuk dapat bernafas. Walaupun ia tidak dapat melihat tapi ia dapat merasakan panas api yang semakin besar. Dalam hatinya, celakalah saya. Bagaimana mungkin saya dapat lolos dari kebakaran ini. Tiba-tiba ada suara dari bawah, yaitu suara pemadam kebakaran yang berteriak “Nak, lompat nak...lompat....”. Tenyara para pemadam kebakaran itu telah membentangkan kain yang tebal dan lebar untuk menolong orang yang akan melompat dari gedung. Tetapi gadis itu berteriak “saya takut melompat.... Saya buta... saya tidak dapat melihat...” Petugas kebakaran itu berteriak lagi “Kalau kamu tidak melompat maka kamu akan mati.... Ambil resiko... lompatlah”... Saya kira bukan hal yang mudah untuk melompat dari apartemen lantai 10. Apalagi melompat dengan mata yang tidak dapat melihat. Itu seperti sebuah teror yang menakutkan. Tapi ditengah kekacauan dan kepanikannya, tiba-tiba ada suara lain yang berteriak “Sayang... lompatlah... Saya akan menangkapmu...” Gadis itu lantas tersenyum dan berkata “Baiklah papa, saya akan lompat.” Segala ketakutan si gadis buta ini mendadak sirna ketika mengetahui ada papanya yang menjaganya, yang tidak akan membiarkannya terjatuh dan terluka. Karena itu ia dapat tersenyum walau ia harus melompat.

Saudaraku, kitapun memiliki bapa diSurga yang mengasihi kita bukan? Dan Firman Tuhan juga pernah berkata bahwa : Ia tidak akan membiarkan kita jatuh tergeletak, sebab tanganya menopang kita bukan? Karena itu mari kita belajar untuk lebih beriman dan percaya akan pertolongan Tuhan terhadap apapun juga yang menjadi teror kita di tahun 2012 ini. Teror apapun yang menghantui saudara, baik itu teror ekonomi, keluarga, sakit penyakit, dsb, mari kita belajar untuk mengandalkan kekuatan Tuhan, berseru kepada-Nya, dan jangan lupa untuk beriman bahwa Tuhan pasti menolong. Ingat, Tuhan adalah perisai kita.

No comments: