Tidak berhenti di point
itu, Yakobus pun melanjutkan alasan berikut tentang mengapa kita harus menjadi
pelaku-pelaku Firman Tuhan. Di ayat 25
ia berkata: “Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang
memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar
untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia
oleh perbuatannya.” Perhatikan kalimat terakhirnya “Ia akan
berbahagia oleh perbuatannnya.” ‘Ia’
siapa? Yaitu ia yang meneliti hukum yang
sempurna, yang telah memberikan kemerdekaan, membukakan cakrawala hikmat kita
tentang kebenaran sejati. Tetapi bukan
hanya meneliti, tetapi dikatakan ia bertekun didalamnya. Ia bukan sekedar pendengar, tapi juga
melakukannya. Orang-orang demikian
dikatakan sebagai orang-orang yang berbahagia.
Apa
maksunya berbahagia disini? Kalau kita
melihat dalam bahasa aslinya kata ‘bahagia’ ini berasal dari kata Yunani ‘Makarios’, yang dapat diartikan bukan hanya sebagai
berbahagia, tetapi dapat juga diartikan sebagai ‘diberkati’. Dengan kata lain Yakobus ingin berkata, bagi
orang-orang yang sungguh-sungguh melakukan Firman itu: mereka adalah
orang-orang yang akan diberkati. Jadi
orang-orang yang terberkati bukan orang yang hanya mendengar Firman Tuhan,
tetapi melakukan Firman itu.
Sebab
itu keliru besar jika ada orang-orang Kristen yang berpikir bahwa ia bisa
mendapat berkat Tuhan hanya dengan pergi ke gereja tiap minggu. Keliru besar jika ada orang-orang Kristen
yang berpikir bahwa ia bisa mendapatkan berkat Tuhan kalau dia bersaat teduh setiap hari. Keliru besar kalau ia berpikir bahwa ia akan
menjadi orang yang diberkati ketika ia menghadiri kkr pendeta-pendeta
besar. Semua itu keliru. Orang-orang yang diberkati adalah orang-orang
yang bukan Cuma ke gereja tiap minggu, bukan Cuma bersaat teduh setiap hari,
dan bukan hanya mengikuti berbagai kkr dan seminar yang ada, tetapi mereka yang
melakukan Firman itu.
Saya pernah pergi kesebuah kkr seorang pendeta besar di Surabaya. Waktu itu KKR diadakan di ballroom hotel yang
terbesar disana. Disamping saya ada
seorang ibu yang begitu bersemangat menghadiri KKR ini. Tapi sampai waktunya Firman Tuhan, sepanjang
khotbah yang kurang lebih 1 jam itu, ibu itu asyik main hp, kitekin kukunya,
dan terus mengurus bisnisnya lewat sms.
Hampir tidak pernah saya liat ibu ini memperhatikan firman Tuhan. Namun apa yang terjadi setelah Firman
selesai, ketika itu seperti biasa pendeta ini mengundang semua yang mau
megambil komitmen untuk bertobat atau mau meninggalkan dosa-dosanya untuk maju
kedepan, dan pendeta itu akan mendoakannya.
Ketika banyak orang berbondong-bondong maju kedepan, tiba-tiba ibu ini
menyimpan hpnya cepat-cepat sambil berkata kepada temannya “Wei, maju yuk,
supaya kita dapat berkat dari pendeta itu.
Ayo cepat-cepat.” Kemudian ia
segera maju kedepan dan setelah balik kembali kekursinya ia senyum-senyum puas
dan kemudian mengutakak-atik hpnya kembali.
Dalam hati saya, bagaimana mau diberkati,...mendengar
Firman aja tidak niat, apalagi melakukannya. Saya kira ada banyak orang Kristen
yang memiliki konsep yang demikian.
Cukup ke gereja tiap minggu, cukup saat teduh tiap hari, cukup untuk
mendengar khotbah di komisi pemuda; mereka merasa dengan demikian mereka sudah
cukup paham. Tapi Firman Tuhan hari ini
mengatakan bahwa itu keliru. Mereka yang
diberkati adalah mereka yang melakukan kebenaran Firman itu. Bukan sekedar mendengarkan.
Sebab
itu mari kita menjadi pelaku-pelaku FT.
Memang harus diakui bahwa menjadi pelaku Firman Tuhan itu tidak semudah
membalikkan telapak tangan kita. Memang
dibutuhkan pengorbanan lebih untuk menjadi pelaku Firman Tuhan. Kadang membutuhkan perjuangan yang lebih
berat dan keringat yang lebih banyak untuk menjadi pelaku Firman Tuhan., Terkadang
dibutuhkan penyangkalan diri untuk melakukan Firman itu; bahkan terkadang untuk menjadi pelaku-pelaku
Firman, kita harus mengalami berbagai penderitaan, entah itu dijauhi rekan
kita, entah itu kehilangan kesempatan promosi dalam pekerjaan, entah itu harus
bergesekan dengan orang dekat kita,... yang pasti dibutuhkan pengorbanan lebih
untuk menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan. Namun ingatlah Firman Tuhan hari ini: BERBAHAGIALAH DAN DIBERKATILAH MEREKA YANG
MENJADI PELAKU FIRMAN TUHAN. Mungkin
kita belum mendapat berkat itu saat ini, namun yakinlah bahwa Tuhan akan
menepati janjinya, dimana Ia akan mencurahkan berkat-Nya yang sungguh akan
memberikan kepuasan bagi kita.
Kalau diumpakan hal ini seperti pertandingan bola. Orang yang mendengar Firman tapi tidak
melakukannya itu bagai suporter sepak bola yang boleh comment sesuka hati. Ia bisa mengatakan pemain bola itu bodoh,
payah, dan ia bisa protes sesuka hatinya.
Tidak susah untuk menjadi penonton.
Cuma modal uang sedikit, kemudian modal waktu 2 jam, dan tanpa beban dia
bisa menyaksikan pertandingan, bisa teriak, tertawa, dsb. Tetapi pelaku-pelaku Firman itu bagaikan
pemain-pemain bola tersebut. Untuk
sebuah pertandingan ia harus berlatih keras.
Disiplin dalam menyangkal diri, harus menjaga berat badanlah, menjaga
makanan, menjaga waktu tidur, dsb.
Bahkan ketika menjalankan pertandingan mungkin dia akan dicemooh,
terluka, terjatuh, dsb. Tapi harus
diingat: ketika memenangkan
pertandingan, penonton tidak akan pernah mendapatkan upah sama sekali. Tetapi pemain-pemain itu, merekalah yang
layak untuk mengangkat piala kemenangan, merekalah yang layak mendapat pujian,
dan merekalah yang layak upahnya.
Demikianlah
orang yang menjadi pelaku-pelaku Firman.
Mungkin kita akan mengalami banyak kesusahan. Kita harus lebih disiplin, kita harus banyak
menyangkal diri, Kita tidak boleh hidup
dalam keegoan kita, Kita harus siap
dipimpin oleh pimpinan kita. Bahkan
mungkin karena menjadi pelaku Firman kita bisa terjatuh, terluka, dan
kelelahan. Dan sekilas seakan hidup
sebagai pelaku Firman jauh lebih tidak enak daripada mereka yang hidup hanya
sebagai penonton atau pendengar. Namun
ingatlah saudara, Firman Tuhan hari ini mengatakan orang-orang yang demikianlah
yang layak untuk mendapatkan upahnya.
Ada berkat yang disediakan bagi mereka yang melakukan Firman Tuhan
itu. Dan kemenangan bagi kita para
pelaku Firman itu bersifat pasti. Jika
dalam permainan bola itu itu bisa saja kita mengalami kekalahan. Tapi bagi kita yang menjadi pelaku Firman,
kemenangan itu sudah dipastikan, karena Tuhan sendiri yang menjaminnya untuk
kita. Dan setiap kita yang menjadi
pelaku-pelaku Firman, setiap kita laha yang akan diberkati, dan kita akan
menjadi orang-orang yang paling berbahagia.
Saudaraku,
sudah banyak orang yang menjadi penonton.
Tapi hanya sedikit orang yang benar-benar ingin menjadi pelaku
Firman. Mari kita dengan bijak berjuang
untuk menjadi pelaku-pelaku Firman.
Jangan abaikan Firman Tuhan yang sudah kita dengarkan. Cintailah Firmanmu dan renungkan setiap
hari. Setelah merenungkannya, mari kita
melakukannya dengan segenap kemampuan kita.
Kiranya Tuhan berkenan atas hidup kita.
No comments:
Post a Comment