Sunday, May 06, 2012

Let's Do It (Yakobus 1:22-25) #3




Tidak berhenti di point itu, Yakobus pun melanjutkan alasan berikut tentang mengapa kita harus menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan.  Di ayat 25 ia berkata: “Tetapi barangsiapa meneliti hukum yang sempurna, yaitu hukum yang memerdekakan orang, dan ia bertekun di dalamnya, jadi bukan hanya mendengar untuk melupakannya, tetapi sungguh-sungguh melakukannya, ia akan berbahagia oleh perbuatannya.”  Perhatikan kalimat terakhirnya “Ia akan berbahagia oleh perbuatannnya.”  ‘Ia’ siapa?  Yaitu ia yang meneliti hukum yang sempurna, yang telah memberikan kemerdekaan, membukakan cakrawala hikmat kita tentang kebenaran sejati.  Tetapi bukan hanya meneliti, tetapi dikatakan ia bertekun didalamnya.  Ia bukan sekedar pendengar, tapi juga melakukannya.  Orang-orang demikian dikatakan sebagai orang-orang yang berbahagia.
Apa maksunya berbahagia disini?  Kalau kita melihat dalam bahasa aslinya kata ‘bahagia’ ini berasal dari kata Yunani ‘Makarios’,  yang dapat diartikan bukan hanya sebagai berbahagia, tetapi dapat juga diartikan sebagai ‘diberkati’.  Dengan kata lain Yakobus ingin berkata, bagi orang-orang yang sungguh-sungguh melakukan Firman itu: mereka adalah orang-orang yang akan diberkati.  Jadi orang-orang yang terberkati bukan orang yang hanya mendengar Firman Tuhan, tetapi melakukan Firman itu. 
Sebab itu keliru besar jika ada orang-orang Kristen yang berpikir bahwa ia bisa mendapat berkat Tuhan hanya dengan pergi ke gereja tiap minggu.  Keliru besar jika ada orang-orang Kristen yang berpikir bahwa ia bisa mendapatkan berkat Tuhan kalau dia bersaat  teduh setiap hari.  Keliru besar kalau ia berpikir bahwa ia akan menjadi orang yang diberkati ketika ia menghadiri kkr pendeta-pendeta besar.  Semua itu keliru.  Orang-orang yang diberkati adalah orang-orang yang bukan Cuma ke gereja tiap minggu, bukan Cuma bersaat teduh setiap hari, dan bukan hanya mengikuti berbagai kkr dan seminar yang ada, tetapi mereka yang melakukan Firman itu. 
Saya pernah pergi kesebuah kkr seorang pendeta besar di Surabaya.  Waktu itu KKR diadakan di ballroom hotel yang terbesar disana.  Disamping saya ada seorang ibu yang begitu bersemangat menghadiri KKR ini.  Tapi sampai waktunya Firman Tuhan, sepanjang khotbah yang kurang lebih 1 jam itu, ibu itu asyik main hp, kitekin kukunya, dan terus mengurus bisnisnya lewat sms.  Hampir tidak pernah saya liat ibu ini memperhatikan firman Tuhan.  Namun apa yang terjadi setelah Firman selesai, ketika itu seperti biasa pendeta ini mengundang semua yang mau megambil komitmen untuk bertobat atau mau meninggalkan dosa-dosanya untuk maju kedepan, dan pendeta itu akan mendoakannya.  Ketika banyak orang berbondong-bondong maju kedepan, tiba-tiba ibu ini menyimpan hpnya cepat-cepat sambil berkata kepada temannya “Wei, maju yuk, supaya kita dapat berkat dari pendeta itu.  Ayo cepat-cepat.”  Kemudian ia segera maju kedepan dan setelah balik kembali kekursinya ia senyum-senyum puas dan kemudian mengutakak-atik hpnya kembali.  Dalam hati saya, bagaimana mau diberkati,...mendengar Firman aja tidak niat, apalagi melakukannya. Saya kira ada banyak orang Kristen yang memiliki konsep yang demikian.  Cukup ke gereja tiap minggu, cukup saat teduh tiap hari, cukup untuk mendengar khotbah di komisi pemuda; mereka merasa dengan demikian mereka sudah cukup paham.  Tapi Firman Tuhan hari ini mengatakan bahwa itu keliru.  Mereka yang diberkati adalah mereka yang melakukan kebenaran Firman itu.  Bukan sekedar mendengarkan.
Sebab itu mari kita menjadi pelaku-pelaku FT.  Memang harus diakui bahwa menjadi pelaku Firman Tuhan itu tidak semudah membalikkan telapak tangan kita.  Memang dibutuhkan pengorbanan lebih untuk menjadi pelaku Firman Tuhan.  Kadang membutuhkan perjuangan yang lebih berat dan keringat yang lebih banyak untuk menjadi pelaku Firman Tuhan., Terkadang dibutuhkan penyangkalan diri untuk melakukan Firman itu;  bahkan terkadang untuk menjadi pelaku-pelaku Firman, kita harus mengalami berbagai penderitaan, entah itu dijauhi rekan kita, entah itu kehilangan kesempatan promosi dalam pekerjaan, entah itu harus bergesekan dengan orang dekat kita,... yang pasti dibutuhkan pengorbanan lebih untuk menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan.   Namun ingatlah Firman Tuhan hari ini:  BERBAHAGIALAH DAN DIBERKATILAH MEREKA YANG MENJADI PELAKU FIRMAN TUHAN.  Mungkin kita belum mendapat berkat itu saat ini, namun yakinlah bahwa Tuhan akan menepati janjinya, dimana Ia akan mencurahkan berkat-Nya yang sungguh akan memberikan kepuasan bagi kita.
Kalau diumpakan hal ini seperti pertandingan bola.  Orang yang mendengar Firman tapi tidak melakukannya itu bagai suporter sepak bola yang boleh comment sesuka hati.  Ia bisa mengatakan pemain bola itu bodoh, payah, dan ia bisa protes sesuka hatinya.  Tidak susah untuk menjadi penonton.  Cuma modal uang sedikit, kemudian modal waktu 2 jam, dan tanpa beban dia bisa menyaksikan pertandingan, bisa teriak, tertawa, dsb.  Tetapi pelaku-pelaku Firman itu bagaikan pemain-pemain bola tersebut.  Untuk sebuah pertandingan ia harus berlatih keras.  Disiplin dalam menyangkal diri, harus menjaga berat badanlah, menjaga makanan, menjaga waktu tidur, dsb.  Bahkan ketika menjalankan pertandingan mungkin dia akan dicemooh, terluka, terjatuh, dsb.  Tapi harus diingat:  ketika memenangkan pertandingan, penonton tidak akan pernah mendapatkan upah sama sekali.  Tetapi pemain-pemain itu, merekalah yang layak untuk mengangkat piala kemenangan, merekalah yang layak mendapat pujian, dan merekalah yang layak upahnya.
Demikianlah orang yang menjadi pelaku-pelaku Firman.  Mungkin kita akan mengalami banyak kesusahan.  Kita harus lebih disiplin, kita harus banyak menyangkal diri,  Kita tidak boleh hidup dalam keegoan kita,  Kita harus siap dipimpin oleh pimpinan kita.  Bahkan mungkin karena menjadi pelaku Firman kita bisa terjatuh, terluka, dan kelelahan.  Dan sekilas seakan hidup sebagai pelaku Firman jauh lebih tidak enak daripada mereka yang hidup hanya sebagai penonton atau pendengar.  Namun ingatlah saudara, Firman Tuhan hari ini mengatakan orang-orang yang demikianlah yang layak untuk mendapatkan upahnya.  Ada berkat yang disediakan bagi mereka yang melakukan Firman Tuhan itu.  Dan kemenangan bagi kita para pelaku Firman itu bersifat pasti.  Jika dalam permainan bola itu itu bisa saja kita mengalami kekalahan.  Tapi bagi kita yang menjadi pelaku Firman, kemenangan itu sudah dipastikan, karena Tuhan sendiri yang menjaminnya untuk kita.  Dan setiap kita yang menjadi pelaku-pelaku Firman, setiap kita laha yang akan diberkati, dan kita akan menjadi orang-orang yang paling berbahagia.
Saudaraku, sudah banyak orang yang menjadi penonton.  Tapi hanya sedikit orang yang benar-benar ingin menjadi pelaku Firman.  Mari kita dengan bijak berjuang untuk menjadi pelaku-pelaku Firman.  Jangan abaikan Firman Tuhan yang sudah kita dengarkan.  Cintailah Firmanmu dan renungkan setiap hari.  Setelah merenungkannya, mari kita melakukannya dengan segenap kemampuan kita.  Kiranya Tuhan berkenan atas hidup kita.

No comments: