Friday, December 25, 2009

Bintang Itu Bermakna



Pada suatu ketika terjadilah percakapan antara Pilatus (P) dengan Thrasyllus (T), seorang peramal sekaligus ahli astrologi, di sebuah undangan makan para petinggi Roma:


T: Kapan anda lahir, Prefek? Aku mau melihat lintasan peruntungan anda.


P: Ah aku tidak begitu percaya kepada astrologi. (Pilatus berterus terang)


T: Tidak apa-apa. Sikap anda tidak memengaruhi kepercayaan atas horoskop. Apakah anda tidak ingin mengetahui lebih dahulu apa yang akan terjadi pada diri anda, katakanlah di Yudea nanti? (Pilatus baru diangkat menjadi Prefek Yudea, namun ia belum pergi ke Yudea)


P: Mungkin. Tapi ramalan anda mungkin punya kekuatan di dalam menyiapkan orang yang secara tanpa sadar justru untuk membuat ramalan itu terwujud, sementara jika tidak. . . . .


T: Wah anda terdengar seperti kaum skeptis Yunani. Sebenarnya anda takut memberitahukan tanggal lahir anda karena takut kalau-kalau aku memengaruhi nasib peruntungan anda. Tak apalah. Aku sudah mendapat bayaran mahal untuk ramalan-ramalan ku, yang telah kutawarkan kepada anda secara cuma-Cuma.


Pilatus akhirnya sibuk berpikir untuk menerapkan diplomasi agar Thrasyllus tidak kecewa. Namun sebelum ia mengucapkan sepatah kata, Thrasyllus sudah mengalihkan pembicaraan. . . .


T: Jika anda sudah sampai Yudea, maukah anda melakukan sesuatu pertolongan yang penting bagiku?!


P: Ya, apa itu?


T: Nah, aku sedang mengajar astronomi kepada princes, dan astrologi. Suatu saat perhitunganku terganjal oleh suatu fenomena benda langit yang ganjil di langit tenggara. Sebuah bintang,. . .tidak, sinarnya jauh lebih besar daripada sebuah bintang. . .. mungkin suatu planet…. Bergerak dari cakrawala tenggara di suatu tempat di sebelah Selatan Syria dan di sebela utara Mesir, mungkin sekali dari Yudea.


P: Mungkinkah suatu komet?


T: Ya, mungkin lebih merupakan komet ketimbang yang lainnya, tetapi gerakannya tidak karuan. Ia muncul tepat dua tahun sesudah konjungsi perjumpaan Jupiter dan Saturnus pada lambing Pisces.


P: Apakah itu penting?


T: Planet Jupiter melambangkan penguasa dunia. Kedudukan lambang Ikan (Pisces) menunjukkan hari-hari terakhir. Dan Saturnus adalah planet Palestina. Maka ketika Jupiter berjumpa dengan Saturnus pada Lambang pisces itu berarti bahwa seorang penguasa akan muncul di Palestina pada titik kulminasi sejarah.

Komet sendiri memberi isyarat perubahan penting di Negara Roma. Apa yang mendominasi langit ketika Caesar terbunuh? Sebuah komet. Apa yang menandai perang Filipi juga sebuah komet. Apa yang mengisyaratkan kematian Agustus?


P: Sebuah komet?


T: Tepat sekali. Nah, berdasarkan kojungsi maupun planet itu, pemimpin dunia dari Palestina juga akan menyebabkan perubahan besar di Negara Roma.


Demikianlah percakapan yang seru antara Pilatus dan Thrasyllus dalam buku Pontius Pilatus I, Terbitan Dioma. Buku ini memang dikemas dalam bentuk novel, namun berdasarkan beberapa fakta sejarah yang tercatat.


Pemahaman yang dimiliki oleh astologi Roma ini ternyata juga dapat dilacak dari symbol astrologi Babel. Bintang-bintang itu, dalam astrologi Babel kadang-kadang diidentikan dengan bangsa-bangsa tetangga mereka, selain dikaitkan dengan makna lain. Dan pemahaman itu sama, di mana Planet Jupiter melambangkan penguasa dunia. Kedudukan lambang Ikan (Pisces) menunjukkan hari-hari terakhir. Dan Saturnus adalah planet Palestina. Jadi berdasarkan cara berpikir orang Babel, fenomena perbintangan itu dapat diartikan bahwa seorang Raja telah datang pada zaman itu di Palestina. Menariknya bintang seperti ini juga disebutkan oleh ahli perbintangan China. R. A Rosenburg, juga mengatakan bahwa bintang ini menampakkan diri mulai bulan Februari tahun 5 atau tahun 4 sebelum Masehi.


Kehadiran Yesus ke dunia memang luar biasa. Memang manusia bernamaYesus banyak. Yang di salib pada zaman dulu juga banyak. Bahkan katanya, ada orang lain yang bernama Yesus di luar Yesus tokoh Alkitab itu, yang juga tersalib dan mati. Tapi keberadaan bintang timur itu, menunjukkan bahwa hanya satu Yesus yang berkuasa atas dunia, dan seluruh ciptaan-Nya. Yaitu Yesus yang dalam Kitab Wahyu digambarkan sebagai Bintang Timur.


Bintang itulah yang akhirnya mengantarkan orang-orang Majus datang untuk menyembah Tuhan. Orang Majus tidak kecewa ketika ia melihat Raja itu terlahir di kandang binatang. Orang Majus itu juga tidak kecewa ketika melihat Yesus hanya berasal dari keluarga sederhana. Sama sekali tidak ada pemikiran bahwa mereka keliru. Sebaliknya mereka hanya berfokus untuk menyembah Tuhan.


Saudara, bayangkan saja. Orang-orang Majus itu tidak berasal dari bangsa Israel. Mereka belum pernah melihat karya perbuatan Yesus yang tersalib. Bahkan teks kitab kita tidak memperlihatkan jika mereka pernah mendengar ajaran-ajaran Yesus. NAMUN MEREKA TAU SIAPA YANG MEREKA HARUS SEMBAH.


Mari di masa-masa natal ini, kita belajar dari orang-orang Majus itu. Mari kita syukuri kembali kedatangan Sang Penguasa itu dalam dunia ini. Bukan hanya menunjukkan kuasanya, namun kasihnya pun jelas ternyatakan. di palang salib itu Karena itu mari kita menyembah Dia, dengan kesadaran penuh bahwa memang Yesuslah satu-satunya Tuhan yang patut untuk kita sembah. GBu


Merry Christmas

No comments: