Monday, December 14, 2009

Kidung Sang Dara (Lukas 1:46-55) #3



2. Tidak hanya berfokus pada kemurahan Tuhan, Maria juga berfokus akan kesetiaan Tuhan (ay. 54-55).

Biss, pernah bayangkan jika Tuhan yang kita punya bukanlah Tuhan yang setia, apa jadinya kita. Seandainya Ia tidak setia, mungkin kita sudah ditinggalkannya, karena kita berkali-kali jatuh dalam dosa. Tetapi Ia tetap setia walaupun kita seringkali tidak setia kepada-Nya.

Itulah yang menjadi pokok pujian Maria di ayat 54-55. Maria memandang Tuhan sebagai oknum yang setia terhadap umat pilihannya Israel. Selama 400 tahun tidak ada nabi yang berbicara, dan suara Tuhan tidak lagi terdengar. Israel hidup dalam penjajahan. Mereka sering diminta upeti yang besar, yang sangat memberatkan mereka. Seluruh umat Israel sangat tertekan. Israel merasa telah ditinggalkan Tuhan. Disaat itulah mereka terus menantikan janji akan kedatangan Mesias yang dinubuatkan Yesaya. Mereka menantikan seseorang yang dapat membawa keadilan dan kedamaian bagi dunia. Mereka mendambakan kehidupan yang lebih baik.

Dan hari itu penantian itu tidak sia-sia. Dengan kedatangan Kristus ke dunia, itu berarti Tuhan menepati janjiNya yang sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya. Tuhan tidak meninggalkan Israel, walaupun Israel berkali-kali meninggalkan dan mengkhianati Tuhan. Tuhan datang membawa keselamatan. Ia datang membawa kedamaian. Ia datang membawa pengharapan. Karena itu, Tuhan kita adalah Tuhan yang setia.

Saudara, ada sebuah suku di Indian, yang memiliki kebiasaan untuk mendewasakan anak laki-laki yang masih remaja dengan cara yang unik. Anak remaja itu, harus di bawa ke dalam sebuah hutan rimba yang liar semalaman. Ia di bawa oleh orang lain yang bukan keluarganya, dan matanya ditutup kain, sehingga ia tidak bisa melihat apa-apa. Dan ketika hari menjelang malam, barulah kain matanya di lepas, dan orang yang membawanya pergi meninggalkannya. Anak tersebut tidak boleh menangis / berteriak. Jika ia menangis / berteriak maka ia gagal.

Suatu ketika ada seorang anak yang sedang dalam proses pendewasaan itu. ia dituntun sampai di hutan, dan tutup matanya di buka menjelang malam. Hari semakin gelap, udara semakin dingin, nyamuk semakin ganas menggigit. Bukan hanya itu, auman serigala mulai terdengar, dan banyak hewan-hewan buas mulai mencari mangsanya. Anak inipun begitu ketakutan, tapi ia tahu, jika ia menangis / menjerit maka ia gagal. Akhirnya ia hanya merem menantikan hari esok.

Akhirnya hari esok pun tiba. Matahari mulai terbit, dan ia merasa senang sekali karena ia bisa melewati ujian tersebut. Namun ketika hari semakin terang, ia sangat terkejut karena melihat banyak bercak-bercak darah di sekitarnya. Dan lebih terkejut lagi, banyak hewan-hewan buas disekitarnya yang sudah mati. Ketika ia melihat ke belakang, barulah ia sadari, bahwa sang ayah yang tegap perkasa sedang berdiri di belakangnya dengan membawa panahnya. Ternyata sang ayah berjaga-jaga semalaman tanpa terlelap untuk melindungi anaknya.

Ss, demikianlah Tuhan kita adalah Tuhan yang setia. Tak pernah sekalipun ia meninggalkan kita. Kesetiaan Tuhan diberikan kepada setiap anak-anak-Nya, yaitu setiap kita yang percaya kepada-Nya. Biss, mungkin pada saat ini, biss berada dalam kondisi yang sukar. Masalah keuangan yang begitu mencekik. Sakit-penyakit yang tidak kunjung sembuh. Masalah perasaan yang membingungkan, dan kita tidak tahu begaimana jalan keluarnya. Masalah-masalah pribadi yang begitu menusuk seperti duri yang tertancap dalam. Mungkin kita terus menerus menangis karena pergumulan-pergumulan itu. Bahkan mungkin kita putus asa dan kecewa. Biss, saya cuma mau mengatakan bahwa hidup ini memang tidak mudah. Tapi satu hal yang harus kita ketahui, Tuhan kita adalah setia. Kesetiaan Tuhan itu jauh dari cukup. Pergumulan hidup ini hanya sementara, tetapi kesetiaan Tuhan itu kekal. Bersandar kepada kesetiaan Tuhan, maka kita akan melewati semua pergumulan itu.

Biss, di bulan natal ini, sekali lagi saya ingin mengingatkan kepada kita akan kemurahan dan kesetiaan Tuhan. Ingatlah, bahwa kelahirannya di dunia ini adalah bukti akan kemurahan dan kesetiaan-Nya. Bagaimana Ia mengosongkan diri untuk menjadi manusia adalah bukti kemurahan-Nya. Dan bagaimana Ia selalu menepati janji-Nya, adalah bukti kesetiaan Tuhan.

Biss, Marilah kita memuji Tuhan kita. Tuhan yang pemurah, dan Tuhan yang setia. Naikkan kidung kita bagi Dia. Naikkan ungkapan syukur kepada Tuhan dari lubuk hati kita yang terdalam. Dan nikmati lah kemurahan dan kesetiaan Tuhan dalam setiap pujian kita.

No comments: