Sunday, March 14, 2010

Engkau Berharga




Apakah kita pernah memiliki sesuatu barang atau orang yang begitu berharga bagi kita? Mungkin barang itu bisa jadi cincin pernikahan kita, atau foto-foto kenangan masa lalu, atau bisa jadi piagam dan piala-piala kita. Sedangkan orang yang paling berharga itu mungkin saja suami kita, orang tua kita, atau mungkin anak-anak kita. Apa yang akan kita lakukan jika barang itu begitu berharga bagi kita? Apakah kita akan mengabaikan dan menggeletakkan barang tersebut di sembarang tempat? Saya kira tidak mungkin. Sudah pasti kita akan terus menjaga dan memelihara barang itu baik-baik. Mungkin kita akan menaruhnya di tempat teraman yang bisa kita simpan; entah dibrangkas atau di bank; kalau di bank pun kita akan mencari bank yang paling aman, yang terjamin masa depannya bukan. Hal itu karena barang itu begitu berharga.

Jika ada seseorang yang begitu berharga bagi kita, tentu juga kita akan memperhatikan orang tersebut. Misalkan anak kita menjadi orang yang paling berharga bagi kita, sudah jelas kita akan memelihara dan merawatnya. Kita akan menolong anak kita setiap kali mereka mengalami kesusahan. Atau jika istri kita menjadi sesuatu yang paling berharga bagi kita, tentu kita akan memperhatikan, menolong, dan tidak akan membuat mereka tertekan atau stress. Mengapa ada perceraian? Mengapa ada perselingkuhan? Saya pikir hal itu dikarenakan bahwa suami atau istri yang berselingkuh atau yang mengajukan cerai itu tidak lagi memandang pasangannya sebagai sesuatu yang berharga. Jika mereka berharga, tentu kita akan menyayangi dan memelihara mereka sebaik-baiknya.

Biss, tahukah bahwa kita berharga di mata Tuhan? FT di hari minggu kemarin mengatakan bahwa kita adalah manusia yang berharga di mata Tuhan. Jika kita berharga maka sudah pasti Tuhan akan menyayangi kita sedemikian rupa dan memelihara kita dengan baik.

Biss, perumpamaan tentang domba yang hilang ini sekali lagi menunjukkan akan betapa berharganya kita di mata Tuhan. Cerita ini memiliki makna yang sama dengan perumpamaan dirham yang hilang, dan anak yang hilang, dimana kita orang berdosa begitu berharga di mata Tuhan.

Dalam perumpamaan ini Tuhan diumpamakan seperti seorang gembala yang memiliki 100 ekor domba. Gembala domba adalah pekerjaan yang umum dilakukan oleh orang-orang di Palestina. Seorang yang memiliki 100 ekor domba pada waktu itu bukan terhitung sebagai orang kaya tidak juga dapat dibilang miskin, namun orang yang menengah. Biasanya sang gembala itu mengenal domba-dombanya satu persatu. Dalam 1 hari biasanya mereka melakukan minimal 1 kali perhitungan jumlah domba yang mereka gembalakan.

Diperumpamaan ini ceritakan ketika gembalanya sedang menghitung domba-dombanya, salah satu dombanya keluyuran sendiri. Biasanya domba seperti ini adalah domba yang nakal, suka menggigit sana sini, main-main sendiri dan tidak mau mendengarkan suara gembalanya. Begitu asyiknya akhirnya ia berpisah dari kumpulan domba yang lain. Domba merupakan binatang yang penakut dan harus hidup dalam kumpulannya. Ketika seekor domba tersesat, ia akan menjadi sangat ketakutan dan biasanya domba itu akan merebahkan diri dan tidak mau bergerak sambil menunggu sang gembala.

Gembala mengetahui akan ketakutan dan kekhawatiran domba itu. Sehingga ketika ia tau bahwa 1 dombanya tidak ada, ia akan pergi mencari dombanya yang tersesat itu. Dikatakan ia akan meninggalkan 99 domba yang lain bukan berarti ia mengabaikan 99 lain itu. Tentu dia akan membuat pagar perlindungan dan menyediakan makanan yang cukup untuk ke-99 domba lain itu. Sang gembala tidak akan berhenti mencari sampai ia benar-benar menemukannya. Walaupun harus masuk ke dalam hutan, dan walaupun harus menuruni jurang terjal, gembala itu akan lakukan agar 1 domba itu dapat ditemukan. Mengapa? Karena 1 ekor domba begitu berharga di mata sang gembala. Ketika ia menemukannya ia akan menggendongnya di atas bahunya, mungkin karena gembala itu masi mengalami ketakutan, dan tujuan lain tentunya agar mereka bisa lebih cepat pulang kerumah. Bukan hanya sampai disana, sesampainya dirumah ia akan mengadakan pesta syukuran besar-besaran untuk 1 domba yang ditemukan itu. Betapa berartinya 1 domba itu di mata sang gembala.

Saudara, kitapun sama seperti 1 domba yang hilang itu. Bukankah kita adalah orang-orang yang berdosa dan tersesat? Tapi di mata Tuhan kita begitu berharga sehingga ia mau turun kedunia untuk kita. Bukan hanya mau turun ke dunia, bahkan ia mau mati untuk kita semua. Mengapa? Karena kita adalah orang-orang yang sangat berharga di matanya.

Tentu masih teringat akan kejadian gempa yang baru terjadi di Padang beberapa bulan yang lalu. Banyak kisah sedih yang ada, dan banyak kisah yang memilukan. Namun ditengah-tengah kisah yang menyedihkan itu ada sebuah kisah yang mengharukan. Ketika gempa terjadi dan banyak bangunan yang runtuh, dan ketika regu penyelamat membongkar bongkahan-batu untuk mencari korban yang mungkin masih hidup, ditemukan seorang ibu dengan posisi terlungkup ke tanah. Petugas bingung, mengapa ia mati terlungkup. Ternyata setelah diperhatikan baik-baik, dalam pelukan sang ibu ada seorang bayi yang masih kecil. Bayi itu terlindung aman dalam pelukan ibunya, dan akhirnya bayi tersebut dapat diselamatkan. Mengapa ibu itu mau berkorban? Karena anaknya begitu berharga bagi dia, jauh melebihi kehidupannya sendiri. Karena itu ia mau melindungi anaknya itu.

Saudaraku, kita pun berharga di mata Tuhan. Betapa berharganya kita sehingga Dia akan terus menyertai setiap kehidupan kita. Dia akan menjaga kita dan menolong kita. Biss, mari kita mensyukuri karena kita punya seorang gembala yang setia beserta kita untuk menuntun dan menjaga kehidupan kita. Apapun yang sedang menimpa kita hari ini, mungkin itu karena kelalaian kita dan karena kesalahan kita, tapi mari kita kembali datang kepada Tuhan yang adalah gembala kita. Ia begitu menyayangi kita, dan ia akan senantiasa melindungi setiap kita. Amin

No comments: