Monday, August 09, 2010

Save The Earth # 2



Namun jika kita melihat bagaimana kondisi bumi sekarang, apakah keadaan bumi kita semakin baik? Tidak! Sebaliknya bumi kita memasuki masa-masa krisis saat ini. Hal ini dapat di lihat daripada fenomena-fenomena yang nyata-nyata ada disekitar kita akhir-akhir ini:


Fenomena pertama, dulu waktu kecil saya ingat betul kalau masuk bulan 4 sampai bulan 10 selalu kita akan menghadapi musim kemarau. Dan dari bulan 11 sampai bulan 3 Indonesia akan memasuki musim hujan. Namun saat ini cuaca sangat tidak menentu. Menjelang memasuki bulan Juli, dimana seharusnya di wilayah Indonesia sudah memasuki musim kemarau,ternyata banyak daerah yang diterjang banjir,bahkan di Jakarta, akibat hujan sehari semalam sebagian wilayah di Jabodetabek terendam air. Gelombang air laut besar terjadi dihampir semua perairan Nusantara,yang mengakibatkan para nelayan takut untuk melaut. Musim yang tidak menentu,cuaca yang berubah-ubah membuat para petani semakin terpuruk. Banyak panen gagal. Bukan hanya di Indonesia, kekacauan musim terjadi hampir diseluruh daratan yang ada di bumi kita. Ada tempat yang curah hujannya makin tinggi, ada juga daerah yang suhunyaa mengamuk sampai mencapai 45 derajat celcius. Tentu saja perubahan musim ini sedikit banyak sudah memakan banyak sekali korban jiwa.


Fenomena kedua, kalau kita perhatikan bencana alam semakin sering terjadi bukan? Banjir melanda di mana-mana. Longsor semakin sering terjadi. Gempa bumi semakin sering marak menimpa beberapa daerah. Pernah ada penelitian yang pernah menghitung berapa kejadian gempa terjadisetiap abadnya. Dan hasilnya ternyata cukup mengejutkan. Pada abad 15 terjadi 150 kali gempa. Abad 16 terjadi 153 kali. Abad 17 terjadi 378 kali. Abad 18 terjadi 340 kali. Abda 19 terjadi 2119 kali. Sedangkan abad 20 terjadi lebih dari 30.000 kali gempa di berbagai tempat didunia ini, termasuk gempa-gempa ringan. Bencana-bencana ini jelasa menunjukkan ada sesuatu yang tidak beres dalam bumi kita.


Fenomena ketiga, yang begitu nyata kita rasakan saat ini. Mungkin saudara merasakan bahwa akhir-akhir ini suhu udara semakin panas. Di sini saya sering mendengar: Sekarang Malino tidak sedingin dulu. Dulu kalau ke Malino harus pakai pakaian tebal, sekarang celana pendek sama kaosan aja juga bisa. Bukan hanya di Sulawesi, sewaktu saya di Bandung orang juga mengeluh hal yang sama “Dulu Bandung dingin, enak, gak sepanas sekarang.” Begitu juga sewaktu di Malang. Biasanya orang-orang Malang biasanya suka pergi ke batu, terawas atau teretes karena cuacanya yang sejuk dan dingin. Tapi sekarang orang mengeluh bahwa tempat-tempat itu sudah tidak sedingin yang dulu; sudah kurang nyaman untuk di jadikan tempat rekreasi. Dari sini kita bisa melihat bahwa hampir semua tempat di Indonesia, bahkan saya katakan di dunia, mengalami apa yang namanya peningkatan suhu. Orang tidak bisa lagi hidup tanpa ac / pendingin. Bukan karena orang zaman sekarang semakin manja, namun lebih karena memang kondisi bumi kita yang semakin memanas dan menggila.


Apa sih yang menjadi penyebab dari fenomena-fenomena ini? Hari ini kita akan melihat salah satu penyebab utama kerusakan bumi kita ialah karena adanya pemanasan global atau biasa disebut sebagai global warming. Bumi kita memiliki lapisan atmosfer yang melindunginya dari dampak radiasi sinar matahari. Setiap hari, panas matahari masuk ke bumi menembus lapisan atmosfir berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap bumi, sisanya dipantulkan lagi ke angkasa. Pada lapisan atmosfer Bumi tersebut, terdapat selimut gas yang biasa disebut Gas Rumah Kaca. Gas ini berfungsi menahan panas Matahari agar tidak dilepas kembali seluruhnya ke angkasa, sehingga bumi tetap hangat. Selama bumi masih dalam temperatur 16 C, pemanasan atau penghangatan bumi adalah hal yang baik. Tetapi ketika terjadi peningkatan konsentrasi Efek atau Gas Rumah Kaca yang melebihi batas normal, panas bumi akan terperangkap dan tidak bisa dipantulkan lagi ke angkasa. Panas matahari akan terus terjebak untuk berada dalam bumi. Bumi akan semakin panas dan akhirnya timbullah pemanasan global / global warming.


Efek rumah kaca ini disebabkan kebanyakan dari asap-asap karbondioksida hasil dari pembakaran bahan bakar fosil (minyak / batu bara), asap kendaraan bermotor, limbah yang ada di laut, minimnya tumbuh-tumbuhan hijau yang bertugas mengganti karbondioksida menjadi oksigen, dan karena penggunaan bahan-bahan kimia dimana-mana. Penyebabnya bukan hanya berasal dari limbah-libah pabrik dan perusahaan-perusahaan kimia; namun juga banyak disebabkan oleh sikap-sikap manusia itu sendiri dalam kesehariannya. Hal-hal inilah yang kemudian mempertebal gas rumah kaca yang menyebabkan cahaya matahari tidak dapat terpantul kembali, dan bumi makin memanas. Penelitian menunjukkan bahwa suhu bumi kita tiap abad terus meningkat. Dari tahun 1900 sampai 2000 suhu bumi sudah meningkat 2 derajat celcius. 10 tahun lagi bumi diperkirakan suhunya akan meningkat menjadi 3,5 derajat celcius; dan 1 abad lagi diperkirakan suhu bumi bisa meningkat sebanyak 5,5 derajat celcius.

No comments: