Monday, December 27, 2010
Menjadi Miskin (2 Kor 8:1-15)
Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang jatuh kedalam kemiskinan. Pertama, kemiskinan bisa disebabkan karena kondisi negara yang masuk dalam krisis ekonomi. Ketika Krisis ekonomi melanda, barang-barang menjadi mahal, lapangan pekerjaan berkurang, pendapatan pun makin dikit. Akibatnya beberapa toko dan usaha tutup karenanya.
Ada juga kemiskinan yang disebabkan oleh kecelakaan atau bencana alam. Misalkan tiba-tiba kebakaran yang tak disangka memberangus usaha dan rumah kita. Harta benda yang kita simpan di rumah habis semua. Bahkan surat-surat penting semua lenyap terbakar. Akibatnya kitapun jatuh miskin. Atau mungkin karena bencana alam yang tidak kita sangka akan menimpa kita. Semisal orang Sidoarjo yang kehilangan penghasilan karena lumpur Lapindo. Beberapa orang menjadi stress, kehilangan harta benda, dan kehilangan usahanya. Dan merekapun kini terkatung-katung meminta kemurahan dari orang lain.
Kemiskinan juga dapat disebabkan oleh human eror. Dimana kita salah melakukan perhitungan atau salah menganalisa. Akibat kesalahan kita akhirnya kita menimbun utang dimana-mana, dan usaha kita pun akhirnya harus tutup karenanya. Selain itu bisa juga disebabkan karena kemalasan pribadi tersebut. Ia menjadi miskin bukan karena siapa-siapa. Tapi ia miskin karena ia sendiri tidak punya semangat untuk mengerjakan pekerjaanya. Akibatnya usaha dan karirnya mati termakan arus jaman yang penuh persaingan.
Selain itu kemiskinan juga dapat disebabkan karena orang lain. Misalkan ada orang yang berbuat licik sama kita. Kita ditipu dan diperalat habis-habisan, dan alhasil uang kita habis, malah mungkin kita jadi banyak utang. Atau mungkin kita dirampok dan menjadi korban kriminal. Misalkan peristiwa kerusuhan 98 di Jakarta barusan. Karena orang-orang yang tidak mengenal etika dan belaskasihan, akibatnya banyak orang yang stres karena tokonya dibakar dan semua penghasilannya diambil bgitu saja. Inilah kemiskinan yang disebabkan karena orang lain.
Kira-kira inilah beberapa hal yang dapat menyebabkan seseorang menjadi miskin. Tapi menariknya bukan cuman manusia saja yang bisa menjadi miskin. Alkitab mencatat bahwa Yesuspun pernah menjadi miskin. Namun apa penyebab Ia menjadi miskin? Apakah karena keadaan lingkungan? Apakah karena bencana? Karena human eror? Atau karena orang lain? Saya kira bukan itu alasan Tuhan menjadi miskin. Yesus tidak menjadi miskin karena itu semua. Yang paling tepat ialah Yesus menjadi miskin karena Ia begitu mengasihi manusia. Ayat 9 dengan jelas mengatakan “....bahwa Ia, yang oleh karena kamu telah menjadi miskin....”
Apa maksudnya Ia menjadi miskin? Kitab Filipi pasal 2 menggambarkan kemiskinannya ketika ia mengosongkan diri untuk menjadi manusia. Dimana Yesus yang seharusnya adalah Tuhan yang penuh dengan kemuliaan dan kekayaan serta keagungan itu mau menjadi manusia yang terbatas dan begitu lemah. Bahkan ketika sebagai manusia Ia rela terlahir di sebuah kandang binatang, dan mati di atas kayu Salib yang hina. Dari yang begitu agung mulia, menjadi begitu hina bahkan lebih hina daripada manusia pada umumnya. Inilah yang dimaksudkan bahwa Yesus menjadi miskin.
Mengapa Ia rela menjadi miskin padahal Ia kaya? Kembali dengan jelas ayat 9 mengatakan “....supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya.” Yah....Ia rela menjadi miskin agar kita menjadi kaya. Mungkin gambarannya sama seperti seorang ibu yang mengandung. Nutrisi, protein, zodium, dan banyak nutrisi-nutrisi dalam tubuh ini yang dicurahkan untuk perkembangan anaknya dalam kandungan. Si ibu semakin miskin dan anak semakin kaya. Mungkin itu gambaran kasarnya. Yesus rela menjadi miskin agar kita menjadi kaya. Bukan kaya dalam harta benda, tapi jauh lebih itu, kita menjadi kaya dalam iman dan dalam status kita. Kita yang dahulu adalah orang-orang buangan, kini menjadi anak-anak Raja. Kita yang dahulu adalah para hukuman, sekarang menjadi orang yang bebas. Karena itulah sekarang ini kita sudah menjadi kaya. Kita menjadi kaya bukan karena usaha kemampuan kita. Namun semua itu karena tindakan Yesus yang menjadi miskin untuk kita.
Atas dasar inilah Paulus meminta agar setiap jemaat Tuhan meniru teladan Yesus, yaitu untuk berani bertindak untuk “menjadi miskin.” Tentunya kita tidak bisa melakukan apa yang Tuhan Yesus lakukan. Kita hanya dapat menangkap unsur-unsur atau prinsip-prinsip di dalamnya. “Menjadi miskin” itu membutuhkan penyangkalan diri dan pengorbanan untuk orang lain. Itu prinsipnya. “Menjadi miskin” itu merupakan sebuah tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri. Sebaliknya ia mengutamakan orang lain. “Menjadi miskin”.
Dalam aplikasinya Paulus mengajak jemaat di Korintus untuk belajar memberi kemurahan kepada orang lain yang membutuhkan kemurahan. Jemaat di Korintus diminta untuk meneladani Jemaat di Makedonia, yang merupakan jemaat yang miskin, tapi mereka kaya dalam kemurahan. Dalam kekurangan itu mereka malah memberi lebih banyak dari pada kemampuan mereka. Dalam hal itulah jemaat Makedonia sudah “menjadi miskin” untuk memperkaya orang lain. Paulus menyebutnya sebagai pelayanan kasih. Hal itulah yang harus dipelajari oleh Jemaat Kristus. Sebuah pelayanan yang membagi kemurahan, untuk kepentingan orang lain. Menyangkal dan mengorbankan diri, serta memperhatikan orang lain.
Bukan hanya kepada jemaat di Efesus, saya kira undangan ini juga diberikan kepada setiap anak-anak Tuhan saat ini. Yaitu undangan untuk “menjadi miskin” untuk orang lain. Sebentuk pelayanan yang membutuhkan pengorbanan, penyangkalan diri, dan rasa kepedulian yang besar. Pelayanan seperti ini sudah ditunjukkan oleh seorang ibu yang kita kenal sebagai Ibu Theresa. Hatinya yang bekobar-kobar untuk rakyat miskin di India menghantarnya untuk melepaskan semua kekayaannya dan pergi ke tempat yang tidak pernah ia ketahui. Di india dia mengajar anak-anak kecil untuk membaca. Dia merawat orang-orang yang sakit namun tergeletak tanpa ada yang peduli. Dia menemani dan menghibur orang-orang yang lemah. Baginya kemiskinan terburuk adalah ketika seseorang tidak lagi merasa dicintai dan dikasihi. Karena itulah ia membagikan seluruh kasihnya kepada rakyat India. Beliau rela menjadi miskin, agar orang lain menjadi kaya. Namun sebenarnya justru orang-orang yang rela menjadi miskin seperti beliaulah yang kaya di hadapan Tuhan.
Karena itu mari kita mengambil bagian dalam undangan ini. Mari kita mengambil bagian dalam pelayan kasih, dimana kita menyangkal diri untuk menjadi miskin demi kepentingan orang lain. Terlalu banyak hal yang dapat kita lakukan untuk pelayanan ini. Kita bisa membagi sedikit uang kita kepada orang yang kesusahan ekonomi. Kita bisa membagikan perhatian kita kepada mereka yang merasa kesepian. Kita juga bisa berbagi telinga kepada mereka yang ingin didengarkan. Kitapun bisa membagikan pelayanan kita kepada mereka yang membutuhkan pelayanan. Memang semua ini membutuhkan pengorbanan. Karena itulah pelayanan ini disebutkan pelayanan “menjadi miskin”. Namun biarlah dengan melakukan ini semua, justru kita menjadi kaya di dalam Tuhan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment