Sunday, January 02, 2011
Save Your Time
(Khotbah Tutup Tahun)
Efesus 5:15-17 "15 Karena itu, perhatikanlah dengan saksama, bagaimana kamu hidup, janganlah seperti orang bebal, tetapi seperti orang arif, 16 dan pergunakanlah waktu yang ada, karena hari-hari ini adalah jahat. 17 Sebab itu janganlah kamu bodoh, tetapi usahakanlah supaya kamu mengerti kehendak Tuhan."
Waktu....semua manusia didunia ini terperangkap oleh apa yang namanya waktu. Kehidupan kita dibatasi dan ditentukan oleh sebuah waktu. Diawali ketika kita berada dalam kandungan ibu. Diakhiri juga dengan waktu kematian pada saat yang tidak pernah kita ketahui.
Bukan hanya terperangkap oleh apa yang namanya waktu, kitapun dikuasai olehnya. Waktu begitu menguasai kita, sehingga kita harus mengikuti segala aturan main yang ditetapkannya. Kita tidak bisa mengatur dan memerintah waktu sesuka kita. Ketika kita sedang mengalami masa-masa yang tidak menyenangkan, kita menginginkan waktu itu segera berlalu bukan? Kita ingin mempercepat waktu, namun kita tidak kuasa untuk mempercepatnya. Seperti seorang tahanan yang ditawan 1 tahun penjara, setiap hari disel ia menantikan waktu untuk dibebaskan. Kalau boleh waktu bisa diputar lebih cepat 1 tahun agar ia bebas. Namun jelas tidak bisa. Waktu berjalan sesuai apa yang ia inginkan. Ada kalanya juga kita begitu bahagia, misal ketika berkumpul bersama orang-orang terdekat yang dapat berbagi kasih dengan kita, dan kita menginginkan waktu itu berhenti sejenak, kalau bisa hari itu jangan berlalu. Namun sekali lagi waktu akan terus berjalan tanpa peduli apa yang kita rasakan, juga tanpa peduli apa yang kita inginkan. Waktu begitu berkuasa dan begitu berotoriter. Tanpa kompromi kita harus mengikuti apa yang dikehendaki oleh waktu.
Ada orang yang berusaha menguasai waktu. Pada awal tahun 1994 silam, sebuah pesawat sipil Italia terbang di angkasa pantai Afrika. Tiba-tiba, pesawat lenyap dari layar radar di ruang kontrol. Petugas di bandara semuanya jadi panik. Di saat petugas bandara di landa kecemasan, pesawat sipil itu muncul lagi di ruang udara semula, dan radar dapat melacak kembali sinyal pesawat tersebut. Terakhir, pesawat sipil ini berhasil mendarat dengan mulus di bandara wilayah Italia. Namun, awak pesawat dan 315 penumpangnya sama sekali tidak tahu bahwa mereka pernah lenyap. Dengan perasaan bingung kapten pilot berkata : “Pesawat kami tampak stabil setelah lepas landas dari Manila, dan tidak terjadi insiden apapun, namun, di luar dugaan petugas di ruang kontrol melaporkan kehilangan jejak pesawat, memang agak tidak normal. Tetapi, kenyataannnya tidak dapat dibantah : ketika tiba di bandara, jam setiap penumpang terlambat 20 menit. Ini adalah hal yang jarang terjadi. Dari sini orang-orang berupaya segiat-giatnya untuk menguasai waktu dengan menciptakan mesin waktu. Bergantung pada teori Einstein yang mengatakan: “waktu dapat mengalami perubahan dalam kecepatan cahaya. Waktu bisa dipercepat dan bisa diperlambat”; banyak ilmuwan berusaha menciptakan mesin waktu. Sehingga mereka bisa menguasai waktu, mempercepat dan memperlambat sesuai dengan keinginan mereka. Namun apa daya, waktu masih terlalu superior. Waktu sendiri telah membuktikan bahwa manusia belum mampu menguasai waktu.
Oleh sebab itulah saya katakan bahwa kita hidup dalam misteri waktu. Waktu yang menguasai hidup ktia. Perlahan-lahan waktu jualah yang membuat kita tua dan tidak berdaya. Kita tidak tahu kapan kita bisa keluar dari kurungan waktu ini. Hanya orang mati saja yang dapat keluar dari kurungan waktu tersebut. Waktulah yang menentukan itu semua. Ada yang ditentukan berumur pendek. Ada juga yang ditentukan untuk memiliki umur panjang. Kita tidak tahu kapan hidup kita berakhir. Sama seperti sebuah pujian dari vg Yerikho yang mengatakan “Jam kehidupan di putar sekali, dan tak seorangpun tau kapan kan berhenti. Mungkin hari ini....mungkin besok....mungkin nanti, cepat atau lambat tak seorang tau, bila waktunya.” Waktu itu misteri. Kita tidak akan pernah dapat memecahkan misteri waktu tersebut, sebab kita tidak dapat menguasai waktu.
****
Lantas bagaimana. Apa yang dapat kita lakukan terhadap waktu yang merupakan misteri ini. Memberontak? Sudah pasti tidak bisa. Mengeluhkannya? Juga tidak ada gunanya. Paulus sangat memahami bagaimana seharusnya anak-anak Tuhan menghadapi misteri waktu tersebut. Itulah yang diungkapkan kepada jemaat di Efesus. Di ayat 16 dituliskan “Dan pergunakanlah waktu yang ada.....”. Apa maksudnya? Dalam terjemahan lain dikatakan “Pergunakanlah waktu yang ada dengan sebaik-baiknya.....” Ada juga yang mengartikannya “Pakailah waktu itu seefektif mungkin...” “Jangan sia-siakan waktu yang diberikan kepadamu....” Atau dalam bahasa saya “jangan buang waktu untuk melakukan sesuatu yang tidak berguna. Pakai setiap kesempatan yang ada.” Paulus tidak mengkehendaki kita untuk melawan waktu. Ia juga tidak mengharapkan kita menguasai waktu. Lebih tepatnya ia mengarahkan kita untuk memanfaatkan waktu yang ada. Dengan demikian benarlah pepatah yang mengatakan bahwa waktu adalah emas.
Beberapa waktu lalu saya menerima Email yang bertemakan ‘Jam weker unik yang membuat kita pasti bangun pagi’. Gbr 1. Ketika kita neken alarm snoz, ia akan bergerak dan mencari tempat untuk bersembunyi. Sehingga saat alarm nyala, anda akan mencari weker itu bersembunyi dimana. Setiap jam ini bersembunyi ditempat yang berbeda-beda. Gbr2. Weker ini diciptain untuk bangunin orang. Cara mengaktifkannya mudah. Tinggal tarik pinnya¸kemudian teriakkan kata” Fire in the hole” dan lempar ini kekamar orang yang sedang tidur. Setelah 10 detik akan terdengar bunyi ledakan keras. Dan jika orang itu ingin mematikan suara ledakan, ia harus mencari orang yang melemparkan weker itu untuk menancap kembali pinnya. Gbr3. Weker ini ketika bunyi akan terbang ke langit-langit. Jadi kalau mau mematikan kita harus berdiri dan menangkapnya. Gbr4. Weker ini akan menyala dengan suara ayam yang nyaring. Dan akan mencecerkan telurnya. Untuk mematikannya, kita harus memuti telurnya kembali dan memasukann kedalam jam. Gbr5. Weker ini berbentuk puzlle. Sewaktu weker menyala, jam akan melemparkan 4 puzle ke udara. Kalau kita mau mematikannya kita harus menyusun puzle itu kembali. Pertanyaan di benak saya ialah: Mengapa diciptakan weker-weker tersebut? Saya yakin ia menciptakan jam-jam ini karena ia sangat menyadari akan pentingnya waktu. Waktu adalah sesuatu yang berharga yang tidak boleh disia-siakan. Karena itu harus digunakan dengan sebaik-baiknya.
Pertanyaannya saat ini, sudahkah kita memanfaatkan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya? Sudahkan kita menghargai waktu dan tidak menyia-nyiakan waktu itu dengan hal-hal yang tidak berguna? Dan Sudahkah kita memakai waktu ini dengan efektif? Kalau kita melihat kembali di tahun 2010 yang hampir kita lalui. Adakah kita menggunakan waktu itu sebaik-baiknya? Atau jangan-jangan kita sibuk dengan hal-hal yang tidak berguna. Jujur kalau saya mengintropeksi diri saya di tahun ini. Saya menemukan bahwa banyak sekali waktu yang saya buang untuk hal-hal yang tidak berguna. Menonton televisi seharian.... bermain game yang tidak bermanfaat sampai lupa waktu.....Cerita-cerita gosip yang tidak perlu....dan banyak lagi kegiatan-kegiatan yang sebenarnya sia-sia untuk dilakukan. Jika demikian sebenarnya kita gagal dalam memanfaatkan waktu....kita membiarkan diri kita terbuai dan dikuasai oleh waktu.
****
Menariknya dalam bahasa asli kalimat “pergunakanlah waktu yang ada” ini seharusnya diterjemahkan menjadi “slamatkanlah waktumu....” seperti yang terdapat dalam sebuah lagu “Slamatkanlah waktumu....detik-detik di dalam hidupmu...” Apanya yang diselamatkan? Mengapa Paulus menggunakan kata ini? Kalau kita mendengar perintah “slamatkanlah” tentunya seakan ada sebuah bahaya yang mengancam bukan? Misalkan kita bilang: Dokter selamatkan anak saya – pasti anaknya sedang dalam keadaan sakit keras, shingga sang orangtua memintanya untuk menyelamatkan anaknya. Atau misal pemerintah mengatakan “kita harus slamatkan orang-orang yang ada di Mentawai.” Tentunya hal itu dikatakan karena ada orang-orang yang menjadi korban bahaya dan butuh pertolongan. Kalau gitu apa yang Paulus maksudkan dengan slamatkanlah waktumu? Mengapa kita harus menyelamatkan waktu kita? Mengapa kita harus menggunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya? Jawabannya jelas: Karena hari-hari ini adalah hari yang jahat. Waktu-waktu ini adalah waktu yang jahat. Dimana Iblis atau si jahat juga terus berusaha untuk memanfaatkan waktu ini untuk menjerat anak-anak Tuhan hinga kita tidak lagi hidup dalam kebenaran. Olehnya waktu berusaha untuk membinasakan dan menyesatkan kita. Karena itulah Paulus menyerukan “Slamatkanlah waktumu.....pergunakanlah waktu yang ada dengan sebaik-baiknya.”
Mungkin kita terus bertanya lagi: Bagaimana caranya agar saya dapat menggunakan waktu sebaik-baiknya? Bagaimana saya dapat menyelamatkan waktu ini? Ayat 15 dengan jelas memberitahukan kepada kita. Dimana kita di minta untuk memperhatikan bagaimana kita hidup, jangan seperti orang bodoh, melainkan hiduplah seperti orang yang bijaksana. Hal ini berkaitan dengan ayat 17. Dimana orang bijaksana itu merupakan orang-orang yang senantiasa mencari kehendak Allah. Berarti sebaliknya orang yang bodoh atau bebal adalah orang yang tidak pernah mencari kehendak Allah. Orang bebal adalah orang yang hidup sesuka hati. Ia tidak pernah mencari tau apa kehendak Allah. Yang ia cari adalah kepuasan untuk dirinya. Kehendaknya yang terjadi. Semuanya dilakukan agar hatinya senang, bukan hati Tuhan. Sehingga fokus hidupnya adalah untuk dirinya sendiri. Orang bebal atau orang bodoh adalah orang yang hidup seenaknya. Ia sama seperti orang yang tidak berjaga-jaga.
Sedangkan orang yang bijaksana adalah orang-orang senantiasa mencari kehendak Tuhan. Orang bijaksana itu berbeda dengan orang pandai. Orang bijak belum tentu pandai; sebaliknya orang pandai belum tentu bijak. Orang pandai itu hanya hebat di otak. Sedangkan orang bijak itu hebat dalam praktek kehidupan sehari-hari. Dia tahu apa yang harus ia perbuat, dan ia tahu apa yang harus ia lakukan, yang sesuai dengan kebenaran. Itu semua tidak hanya di otak. Selain itu orang bijak tidak mencari kepuasan pribadi, tapi ia memikirkan apa yang disenangi oleh Tuhan dan apa yang dikehendaki oleh-Nya. Karena itu fokus hidupnya tidak lagi kepada diri sendiri. Dia tahu diri, dimana hidupnya bukanlah fokus utama dari kehidupannya. Ia sadar bahwa ia adalah seperti bumi yang mengelilingi matahari yang adalah pusat alam semesta. Ia tidak mengatakan bahwa matahari yang mengelilingi dia. Matanya hanya memandang kepada Tuhan. Setiap hari ia selalu bertanya “Tuhan, apa yang Kau inginkan untuk aku lakukan”. Oleh karena itu Ia juga akan terus membaca dan merenungkan Firman Tuhan, karena ia tahu persis bahwa didalam firman inilah Tuhan berbicara. Dengan kata lain orang yang bijaksana itu adalah orang yang hidup sesuai dengan keinginan Allah. Itulah orang bijak
Sebenarnya alasan mengapa kita harus terus berupaya untuk mencari kehendak Tuhan ialah karena hanya Tuhan yang berkuasa atas waktu. Kita manusia terbatas dan dikuasai oleh waktu. Kita manusia terkurung oleh waktu. Namun Tuhan menguasai waktu itu. Waktu tidak dapat membatasi dan menguasai-Nya. Ketika pewahyu mengatakan “Dialah alfa dan omega”, maka itu menyatakan kekekalan Tuhan yang tidak diawali oleh waktu dan tidak dapat diakhiri oleh waktu. Waktu tunduk dihadapan Tuhan. Dialah yang mengatur waktu. Raja Salomo sadar akan hal ini. Karena itulah ketika Tuhan menawarkan sebuah permintaan kepadanya ia memilih agar ia beroleh hikmat untuk dapat membedakan mana yang baik dan mana yang jahat. Ia memilih hikmat dan kehendak Tuhan dalam hidupnya. Ia sadar bahwa Tuhan adalah penguasa waktu ini, sementara ia hanyalah seorang tawanan waktu. Karena itulah ia bersandar dan mencari kehendak Tuhan, dengan sebuah keyakinan seperti yang dikatakan dalam pengkhotbah 3:11 “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya.”
Analoginya sebenarnya jelas. Jika kita tahu bahwa ada seseorang yang menguasai kita maka kita harus mencari tahu apa maunya orang itu. Jika kita bekerja sebagai karyawan di sebuah perusahaan. Tentunya kita harus cari tahu apa sih yang atasan inginkan untuk kita lakukan. Kita tidak boleh melakukan sesuka hati yang tidak sesuai keinginan atasan. Demikian juga ketika kita sadar bahwa Tuhan yang menguasai waktu ini, mari kita mencari apa yang menjadi kehendakNya untuk setiap waktu yang harus kita jalani.
Pada tahun 1896, terbit sebuah novel yang berjudul karya Charles Seldon cukup ramai dipasaran. Buku ini berjudul “what would Jesus do” yang berbicara tentang apa yang kira-kira akan Yesus lakukan dalam kehidupan sosial diwaktu itu. Inti dari Novel ini kemudian semakin di populerkan oleh seorang pengkhotbah yang bernama Henry Maxwel. Pada tahun 1935 ketika Henry berkhotbah, tiba-tiba ada seorang geladangan menghampiri dia dan berkata didepan umum “Bagaimana mungkin kalian bisa memuji Tuhan dan berkata semua bagi Yesus, segala kemuliaan bagi Dia. Semua hidupku bagi Yesus... Tapi kalian tidak pernah melakukan seperti apa yang Yesus lakukan. Kalian tidak melangkah seperti langkah Yesus. Kalian tidak punya belas kasihan seperti Yesus. Kalian terlalu menikmati kekayaan untuk diri kalian.” Kemudian pengemis itu keluar dan jemaat yang mendengarnya terdiam. Pernyataan gelandangan ini ternyata sangat mengganggu hati dari pendeta Henry Maxwel... Dia mulai berpikir “Iya gelandangan itu benar....kita belum melakukan seperti apa yang Yesus lakukan.” Semenjak itu Pdt. Henry terus mengkhotbahkan tentang hal itu. Ternyata itu sangat berdampak bagi banyak orang yang mendengarnya. Para pengusaha ketika berbisnis dan hendak melakukan transaksi jadi bertanya “Kira-kira, jika Yesus di posisi saya, apa yang akan ia lakukan?” Para ibu rumah tangga dan para pelajar juga demikian. Merka bertanya jika Yesus diposisi mereka apa yang akan mereka lakukan.” Akhirnya hal ini semakin merebak bahkan masuk dalam surat-surat kabar pada waktu itu. Beranjak dari sinilah 55 tahun kemudian, pada tahun 90-an orang-orang menerbitkan berbagai acesoris seperti gelang, kalung, cincin, dsb yang bertuliskan “WWJD / What Would Jesus do / Apa yang Akan Yesus lakukan” sebagai pengingat, sehingga setiap mereka ingin melakukan sesuatu mereka akan bertnya, kira-kira jika Yesus jadi saya, apakah ini yang akan Ia lakukan. Dengan kata lain, mereka hendak mencari kehendakTuhan dalam setiap apa yang mereka perbuat.
Bapak ibu yang dikasih oleh Tuhan, beberapa jam lagi kita akan memasuki tahun 2011. Kita akan membuka lembaran baru di tahun yang baru. Di tahun 2010 ini mungkin kita sudah melakukan begitu banyak kekeliruan. Kita tidak menggunakan waktu semaksimal mungkin. Kita hidup seperti orang bebal. Melakukan apa yang ingin kita lakukan tanpa memikirkan apa yang Tuhan inginkan. Kita hanya memikirkan kepuasan diri sendiri; kebanggaan kita, rencana kita, pekerjaan kita, dsb; yang penting hati senang. Sama sekali tidak memikirkan apa yang menjadi kesukaan hati Tuhan. Dengan demikian sebenarnya kita sudah menjadi korban dari kejahatan waktu. Kita tidak mempergunakan waktu yang ada dengan sebaik-baiknya. Dan kita telah menyia-nyiakan waktu ini.
Namun biarlah apa yang sudah berlalu tetap berlalu. Yang penting sekarang mari kita memasuki tahun 2011 dengan lebih bijaksana. Mari kita jalani hari-hari didepan kita, yang dikatakan Paulus sebagai hari-hari yang jahat, dengan mencari kehendak Tuhan. Mari kita temukan apa yang menjadi kehendak Tuhan bagi kita tiap harinya. Bertanyalah pada diri sendiri sebelum melakukan segala sesuatu, dan sebelum mengambil keputusan-keputusan dalam hidup kita “Kira-kira apa yang akan Yesus lakukan jika Ia berada di posisiku?” Mari kita libatkan Yesus dalam setiap hal dalam hidup kita. Baik dalam keluarga, pekerjaan, permasalahan hidup, dan semua aspek hidup kita. Biarlah Dia sang penguasa waktu itu, menjadikan kita bijak dalam menjalani waktu kehidupan ini. amin
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment