Wednesday, January 19, 2011

Ruang Tunggu Kehidupan (1 Pet 2:11-17) #2


2. Melakukan Perbuatan baik

Selain kita diminta untuk menjauhkan diri dari keinginan daging, selanjutnya kita diminta untuk melakukan perbuatan baik. Apa bedanya dari point pertama? Bedanya ialah ketika kita menjauhi keinginan daging, kita berbicara tentang sikap yang sewajarnya bagi diri sendiri. Sedangkan melakukan perbuatan baik itu lebih berbicara tentang bagaimana semestinya sikap kita terhadap orang lain.


Menariknya dalam perikop yang kita baca, Petrus berulang kali berbicara tentang perbuatan baik. Sepertinya perbuatan baik ini merupakan penekanan dalam perikop ini. Kepada siapakah perbuatan baik itu ditujukan? Jawabnya jelas kepada semua orang. Baik kepada pemerintah, baik kepada tuan atau bos kita yang belum percaya, bahkan kepada orang-orang yang berbuat jahat kepada kita.

Kalau kita perhatikan konteks dari surat Petrus ini, banyak peneliti mengatakan bahwa orang Kristen pada waktu itu hidup dalam penindasan kaisar Nero. Kaisar Nero adalah kaisar yang sangat jahat. Bisa dikatakan ia adalah seorang psikopat. Ia pernah membunuh ibunya, bibinya dan saudaranya sendiri demi kekuasaan. Ia sangat membenci orang Kristen. Pernah suatu kali Nero membakar 2/3 dari kota Roma dan kemudian ia memfitnah orang-orang Kristen sebagai pelakunya. Di tangannya orang Kristen banyak yang terbunuh. Mereka dimasukan dalam kandang singa. Ada yang di adu dengan harimau gladiator. Parahnya ratusan orang Kristen acapkali di ikat di sebuah tiang dan dibakar pada malam hari untuk menjadi obor taman di istana. Betapa sengsara orang Kristen yang hidup dalam zaman pemerintahan Nero. Tapi justru kepada raja seperti inilah Petrus mengatakan bahwa orang Kristen harus tunduk kepada pemerintah. Selama kehendak pemerintah tidak bertentangan dengan kehendak Allah maka setiap orang Kristen harus tunduk, meski pemerintah itu kejam. Orang Kristen diminta untuk tetap berbuat baik walaupun dipimpin oleh pemerintah yang demikian.

Mengapa kita harus berbuat baik? Jawabnya jelas yaitu agar dengan perbuatan baik maka orang-orang yang belum percaya dapat memuliakan Tuhan. Banyak kesaksian yang menunjukkan bahwa seorang suami yang belum percaya dapat bertobat setelah melihat kelakuan baik istrinya. Si istri tidak berkata apa-apa, tapi kelakuannya sudah mengatakan banyak hal. Ada juga saya mengenal seorang atasan yang akhirnya memutuskan untuk percaya kepada Tuhan setelah melihat sikap dan tindakan bawahannya yang baik dan begitu ringan tangan kepadanya tanpa maksud yang menjilat, maka atasan itu memutuskan untuk percaya kepada Tuhan. Ada banyak lagi orang-orang yang dimenangkan oleh karena melihat perbuatan baik anak-anak Tuhan. Melalui itulah kita dapat memuliakan Tuhan. Memang tidak ada khotbah yang lebih baik selain khotbah yang berasal dari sikap hidup kita.

Suatu ketika ada seorang pemuda dari India yang sedang menempuh pendidikannya di daerah Afrika yang berbasis Kristen. Sedang pemuda itu masih beragama hindu. Disanalah pemuda tersebut mengenal apa yang namanya Kristen. Suatu ketika ia mengikuti sebuah KKR yang diikuti oleh banyak pelajar; dan ternyata KKR tersebut berhasil membuatnya tertarik dengan Yesus Kristus. Pemuda itu mulai membaca Alkitab, dan ia sangat tertarik dengan tokoh yang bernama Tuhan Yesus itu. Baginya Tuhan Yesus adalah sosok yang rendah hati dan penuh kasih. Untuk mengenal lebih dalam tentang Tuhannya orang kristen, maka ia mulai membaca buku-2 yang mendalami tentang Tuhan. Khotbah dibukit merupakan bagian Alkitab yang sangat disenanginya.

Namun sayangnya, sewaktu ketika ia memutuskan untuk pergi kegereja, ia malah mengalami kekecewaan. Mengapa? Pada waktu itu digereja ada orang-orang yang bertindak rasial, yang suka mendiskriminasi. Mereka menyakiti dan menindas orang-orang yang rasnya dianggap lebih rendah. Mereka juga menindas orang-orang yang berbeda kulit dengan mereka. Dan ketika pemuda itu hendak masuk kegereja, ia ditolak oleh orang-orang Kristen itu sendiri. Akhirnya ia mengalami kepahitan yang sangat dengan orang Kristen.

Padahal pemuda itu sangat kagum dengan Tuhan Yesus, tetapi ia tidak dapat percaya kepada Tuhan karena orang-orang Kristen itu sendiri telah menjadi batu sandungan. Akhirnya pemuda itu tetap berada dalam agama hindu. Ia hanya dapat mengagumi Tuhan Yesus, tetapi tidak percaya. Tahukah Saudara, pemuda itu bernama Mahatma Gandhi, seorang pemimpin India yang begitu dihormati. Ia adalah seseorang yang giat menyuarakan anti-diskriminasi. Ia pernah menjadi perdana menteri di India. Di akhir hidupnya ia pernah berkata: “Sayang Tuhan Yesus itu adalah Tuhannya orang Kristen. Kalau bukan, saya pasti sudah mengikuti Dia”. Sayang sekali, andaikan Mahatma Gandhi menjadi Kristen, pasti orang India banyak juga yang menjadi Kristen saat ini. Perbuatan kita dapat menarik dan menghambat orang datang kepada Tuhan.

Karena itu marilah kita berbuat baik. Nyatakan kasih Kristus dengan perbuatan kita. Muliakan Tuhan dengan hidup ini. Jika Yesus adalah Tuhan dan guru kita senantiasa berbuat baik selama hidup di dunia ini, marilah kita yang adalah murid meneladani Dia. Berbuatbaiklah kepada semua orang. Bukan hanya kepada yang kita kenal, tetapi juga kepada yang tidak kita kenal, bahkan kepada orang-orang yang memusuhi kita.

****
Inilah ruang tunggu kehidupan. Mari selama kita di ruang tunggu ini kita terus menjauhkan diri dari keinginan daging, dan marilah kita senantiasa berbuat baik kepada semua orang. Sehingga hidup kita tidak menjadi batu sandungan, melainkan menjadi berkat bagi banyak orang. Bagaimana jika kita tidak melakukannya? Kita tidak tahu. Yang pasti saudaraku, Alkitab mengatakan bahwa setiap apa yang kita lakukan dan apa yang tidak kita lakukan di dalam ruang tunggu kehidupan ini kelak akan dipertanggung jawabkan di akhirat kelak. Karena itu sekali lagi, mari kita isi kehidupan kita selama di ruang tunggu ini dengan menjaga kekudusan hidup dan melakukan perbuatan baik.

No comments: