Friday, January 07, 2011

Sariawan itu Mengajarkanku.....1



Pernahkah anda terserang sariawan? Pernahkah anda mendoakan sariawan anda agar disembuhkan? Pernahkah anda mendoakan secara khusyuk untuk itu? “Hah.....Buat apa?” Mungkin itu yang ada dalam benak saudara. Itu juga yang ada dalam benak saya....dulu. Tapi jujur saya pernah! Saya pernah berdoa secara khusyuk karenanya. Ijinkan saya membagikan sebuah pengalaman saya.

Pada hari kamis tanggal 9 Desember 2010 badan saya serasa hangat atau biasa kita sebut sebagai panas dalam. Dalam keadaan itu biasanya yang terjadi tenggorokan menjadi kering, atau bibir pecah-pecah, atau sariawan berkemah di dalam mulutku. Nah, kali ini pilihan terakhirlah yang terjadi. Sebuah sariawan kecil bersarang di bawah lidah kecilku. Kecil saja.... Mungkin diameternya hanya 1-2 mm. Awalnya saya tidak terlalu peduli. “Ah paling-paling juga sembuh sendiri” pikirku.

Namun keesokan harinya sariawan tersebut berkembang semakin besar. Hal ini disebabkan karena letaknya persis di atas gigi bawah yang selalu bersentuhan dengannya. Akibatnya setiap kali berbicara maka sariawan itu akan bergesek dengan gigi tersebut. Maka semakin besarlah ia. Itu di hari Jumat. Malamnya saya mulai berpikir “Bagaimana kalau besok masih tidak sembuh? kemudian hari minggu juga masih tidak sembuh? ARGGHH TIDAK....Saya kan mau khotbah hari itu. 2 Kali lagi. Bagaimana ini?” Saya pun mulai menggunakan obat-obat khusus sariawan malam itu dengan harapan besok sudah sembuh.

Keesokan harinya di hari Sabtu, bukannya membaik; sebaliknya sariawan itu bertambah besar, bahkan kali ini membuat saya tidak bisa berbicara. Setiap kata yang keluar begitu menyakitkan. Jika harus berbicara, saya akan mengarahkan lidah saya ke sebelah kanan agar lukanya tidak tergesek dengan gigi bawah. Akibatnya saya berbicara seperti seorang yang pelat, yang harus berjuang keras untuk mengeluarkan sebuah kata.

Di saat itulah hati ini sungguh bergumul. Perasaan khawatir menghinggapi saya. Dan hari itu saya memutuskan untuk berlutut dan berdoa kepada Tuhan: “Tuhan, besok saya akan melayani Engkau dalam pemberitaan Firman. Tapi...bagaimana mungkin saya bisa melayani kalau saya tidak bisa berbicara seperti ini? Bagaimana mungkin jemaat akan mendapatkan berkat jika ucapan saya tidak jelas di telinga mereka? Bagaimana mungkin jika.....?” sayapun terdiam. Tiba-tiba saya disadarkan satu hal bahwa berkat itu datang dari Tuhan. Tuhan bisa bekerja menggunakan apapun untuk memberkati umatnya. Lantas saya mengakhiri doa saya dengan berkata kepada Tuhan “Tuhan....saya hanya berharap kepada-Mu. Hamba bergantung penuh pada kekuatan dan kuasa-Mu. Amin.” Sepanjang hari itu saya melangkah dengan keyakinan. Iman saya serasa semakin kokoh. Saya yakin Tuhan yang akan mengerjakan segalanya dengan baik.

Akhirnya....Di minggu pagi....ketika saya terbangun....apa yang terjadi? PUJI TUHAN!!! Sariawan saya belum sembuh. Tetap bengkak dan besar. Ngomong juga tetap pelat. Namun saya bersyukur, tak tahu mengapa, pada hari itu firman bisa disampaikan dengan jelas. Beberapa jemaat menghampiri saya dan merasa terberkati karena Firman itu. Ya... PUJI TUHAN....Tuhan sudah bekerja dengan luar biasa. Saya tahu bukan karena saya, tapi karena kuasa Tuhan. Betapa saya beryukur untuk hal itu. Saya bersyukur juga untuk sariawan ini. Sebab sariawan itu sudah mengajarkanku lebih lagi apa artinya berharap dan bergantung pada Tuhan. Thanks GOD.

No comments: