Wednesday, April 27, 2011

A Better Place



Sebenarnya dari minggu lalu saya hendak menuangkan buah pikir ini dalam sebuah artikel. Berhubung banyaknya vacation journey yang dilakukan akhirnya saya dapat menggenapinya hari ini.

Akhirnya sampai juga di Melbourne. Setelah sekian lama menanti untuk berjejak di negeri kangguru, akhirnya saya dapat menginjak negeri ini untuk kedua kalinya. Beberapa minggu sebelum pesawat lepas landas, jujur ada perasaan senang, tidak sabar, serta exciting, yang membara dalam dada ini (lebay mode on). Kata orang....Melbourne merupakan salah satu the most liveable city in the world. Penataan kota yang rapi, lingkungan yang bersih, keadaan yang aman, cuaca yang cukup nyaman, masyarakat yang multi-cultural, serta suasana yang tenang itulah yang mungkin membuat kota ini menyandang julukan tersebut. Sebenarnya kali ini merupakan kepergian saya yang kedua kalinya. Kepergian pertama memberi kesan baik, karena itu betapa semangatnya diri ini mengunjungi tempat yang sama kali kedua. Satu alasan yang saya sukai ketika berlibur di negeri ini adalah: negeri ini memiliki tempat yang lebih baik dari tempat dimana aku dilahirkan.

Kebersihannya, keamanannya, kedisiplinannya, penataan kota, keindahan, etika, dan suasananya, semuanya mendapat nilai plus jika ditimbang dengan negara saya. Memang disini tidak ada famili kerabat dekat (selain cece saya) yang bisa saling berbagi kasih. Namun saya membayangkan seandainya semua orang yang saya kasihi tinggal dinegeri ini, mungkin saya akan sangat bahagia tinggal ditempat yang lebih baik dengan orang yang saya kasihi.

Itulah naluri manusia. Kita semua menyukai tempat yang lebih baik. Entah karena estetika kota tersebut, tatanan, peraturan, atau karena kehadiran orang-orang yang kita kasihi di tempat tersebut, yang pasti.....kita semua menyukai tinggal di tempat yang lebih baik, indah, yang bisa mememberikan kedamaian dan ketentraman dalam jiwa. Tidak ada orang yang ingin berlibur ketempat yang lebih kumuh, kacau, banyak peperangan, apalagi jauh dari orang-orang yang kita kasihi dan sayangi.
Namun jika kita berefleksi lebih jauh, adakah tempat yang indah dan sempurna di dunia ini? Semenjak dosa merambat dalam kehidupan manusia, saat itu juga tanah dikutuk dan setiap manusia harus mengalami banyak masalah dan kesusahan. Di kota yang paling indah sekalipun tidak akan terhindar dari problema kehidupan. Di negeri kangguru yang tampak indah dan damai inipun ternyata banyak kasus bunuh diri karena aneka ragam tekanan hidup yang menimpa mereka.

Hanya ada satu tempat yang indah dan yang sempurna, yang disediakan bagi setiap kita orang percaya. Surga! Ya....surga. Tempat penuh kebahagiaan tiada air mata, katanya. Mulut kita penuh dengan tawa, dan tiap hari kita bersukacita. Tidak akan pernah kita menemukan tempat yang lebih indah daripada Surga. Namun apa itu Surga? Dimana letaknya? Ada apa disana? Mengapa kita bisa bahagia disana?
Sebenarnya Surga bukanlah berbicara mengenai lokasi atau materi yang terdapat di dalamnya. Tidak ada materi yang dapat memuaskan ruang bahagia dalam diri kita. Namun surga itu lebih berbicara mengenai kehadiran Tuhan yang dekat dan lekat dengan kita. Mengasihi dan dikasihi secara sempurna, yang dapat mendorong hormon-hormon kebahagiaan dalam darah dan jiwa. Menjalin hubungan yang intim dengan Dia yang setia dan menerima kita apa adanya. Saya kira itulah Surga. Sebuah tempat penuh dengan kebahagiaan, karena ada Allah yang adalah Kasih, dan yang mengasihi kita secara sempurna.

Walau demikian, jangan pernah berpikir untuk cepat-cepat mati saja supaya bisa mendapatkan tiket ke Surga. Keliru! Kehadiran Tuhan bisa kita nikmati selagi kita di dunia ini. Kehadiran Tuhan bisa kita rasakan dan jelas nyata dalam hidup kita. Untuk itulah Yesus mati di kayu Salib. Untuk membelah tirai bait suci, dan membiarkan kita dapat menghampiri-Nya lebih intim serta merasakan kehadiran-Nya setiap waktu. Kini kita bisa menghampiri Dia secara leluasa dimanapun kita berada. Lewat doa, perenungan FT, serta pengalaman hidup tiap hari yang berbeda-beda dalam masing-masing individu. Contohnya saja Paulus. Dia tetap dapat bernyanyi dan memuji walau berada dalam penjara. Alasannya sederhana: karena ia tahu persis bahwa Tuhan yang ia sembah hadir bersama dengan dia.

Karena itu hampiri Tuhan dan berelasilah bersamanya. Hadirkan Tuhan dalam setiap aspek kehidupanmu. Teruslah berada dalam hubungan yang intim bersama-Nya lebih dekat dan lebih dekat lagi. Niscaya engkau dan saya akan menikmati kebahagiaan itu, walau ditempat yang penuh dengan gejolak kehidupan.

Pengen berlibur ke tempat yang lebih indah dari tempat tinggal kehidupanmu sekarang? Carilah Tuhan!

No comments: