Sunday, May 22, 2011

Bertahan Dalam Pencobaan (Yakobus 1:12-18) #1




Saya mengenal seorang pria yang merupakan majelis jemaat di salah satu gereja di Indonesia. Dia seorang yang cinta Tuhan. Sejak kecil anak-anaknya sudah diajar untuk hidup takut akan Tuhan. Pelayanannya dapat dikatakan baik. Gesit, sigap, dan tanggap dalam menjalankan tugas-tugasnya. Ditengah kesibukan pelayanannya, pekerjaan dan keluarga tetap diperhatikannya. Ketika salah seorang pendeta mengunjungi gerejanya, pendeta itu menyaksikan bahwa majelis itu adalah seorang pelayan yang baik. Sikapnyapun sangat rendah hati. Terlihat dari ia sering memikirkan dan mendahulukan kepentingan orang lain daripada kepentingan dirinya.

Namun seperti petir di siang bolong. Tiba-tiba terdengarlah kabar bahwa majelis ini berselingkuh dengan seorang PSK. Bahkan ternyata hubungan itu sudah lama berlangsung, hanya tidak ada yang tau. Akan tetapi seperti pepatah mengatakan: Kebusukan yang ditutupi serapat apapun pasti akan tercium juga. Demikianlah kini semua orang di gereja itu mengetahui dosa-dosa dari majelis yang terkenal baik tersebut. Semua bertanya-tanya: Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bukankah dia seorang yang baik? Bahkan ia merupakan seorang yang cinta Tuhan. Namun bagaimana dia bisa terjatuh sedalam itu? Istrinya sempat menjadi stress dan mengalami gangguan mental. Anak-anaknya menjadi kecewa dengan ayahnya. Dan iapun mundur dari pelayanan di gereja. Majelis ini telah jatuh dalam pencobaan.

Sepertinya dalam hidup ini orang-orang Kristen tidak bisa lepas dari apa yang namanya pencobaan. Iblis akan terus berupaya untuk mencobai setiap anak-anak Tuhan supaya kemudian kita jatuh dalam kubangan dosa. Saya percaya setiap kita yang ada ditempat ini (atau yang sedang membaca tulisan ini) juga mengalami pencobaan setiap harinya. Iblis berada di sekitar kita dengan begitu liciknya sedang berupaya untuk menjatuhkan kita setiap hari, bahkan dimanapun kita berada. Karena itu mari kita merenungkan makna pencobaan yang diajarkan Yakobus kepada kita.

Hakikat Pencobaan
Banyak orang bertanya-tanya darimanakah datangnya pencobaan? Beberapa orang menganggap pencobaaan itu datangnya dari Allah. Mereka menganggap Allahlah penyebab kejatuhan manusia, sebab Allah yang mencobai manusia.

Namun Yakobus berkata dalam ayat 13 bahwa jika kita jatuh dalam pencobaan janganlah kita berkata bahwa pencobaan ini datangnya dari Allah, sebab Allah tidak dapat mencobai siapapun juga. Logikanya sederhana. Allah kita adalah Allah yang maha kasih. IA pun adalah Allah yang maha baik. Ia tidak mungkin melakukan yang jahat terhadap anak-anak yang dikasihi-Nya. Sama seperti orangtua yang jelas-jelas tau kalau pisau itu berbahaya bagi anak berusia 3 tahun. Ia tidak akan dengan sengaja menaruh pisau itu ditempat bermain anaknya. Karena orangtua yang baik tidak mungkin berbuat begitu jahat terhadap anaknya sendiri. Demikian juga Allah tidak akan pernah mencobai manusia dengan maksud menjatuhkan manusia ke dalam dosa. Karena itu Yakobus berkata bahwa Tuhan tidak mungkin mencobai kita, sebab Tuhan sendiri tidak bisa dicobai oleh si jahat, dan ia tidak dapat mencobai siapapun.

Kita harus dapat membedakan antara pencobaan dan pengujian. Dalam bahasa inggris hal ini dapat di artikan menjadi trial dan temptation. Memang dalam bahasa Yunani (bahasa asli alkitab PB), pencobaan dan ujian itu hanya terekspresi dalam satu kata peirasmos. Namun dalam penggunaannya Yakobus membedakannya menjadi dua makna.

Apa beda ujian dan pencobaan (trial and temptation) ? Dari sumbernya ujian itu berasal dari Allah, sedangkan pencobaan itu berasal dari si jahat / iblis. Ujian bertujuan untuk memperkuat iman kita. Abraham pernah diuji untuk mempersembahkan anak satu-satunya. Ayub pernah diuji dengan penderitaan yang begitu berat. Semuanya itu jelas bertujuan untuk memperdalam iman mereka. Tuhan menguji anak-anaknya dengan tujuan baik, yaitu untuk mempertumbuhkan iman kita. Sedangkan pencobaan itu berasal dari Iblis dengan tujuan untuk menjatuhkan setiap anak-anak Tuhan. Iblis sangat senang jika setiap anak-anak Tuhan jatuh dalam dosa dan kemudian semakin jauh daripada Tuhan. Karena itu ia akan terus mencobai anak-anak Tuhan agar setiap anak Tuhan semakin hari semakin jauh daripada Tuhan.

Pernah suatu saat ada seorang kawan yang baru saja jatuh dalam dosa. Masalahnya sepele, tapi karena emosi meluap-luap maka kawan saya memukul orang lain hingga terluka. Kemudian kawan saya ditegur karena emosi yang berlebihan itu. Teguran itu ternyata berhasil membuat ia menyesal. Di tengah rasa sesalnya itu ia berkata “Yahhh.....proseslah...Tuhan sedang menguji saya.” Sungguh ini merupakan konsep yang sangat keliru. Tuhan tidak pernah sengaja menjatuhkan kita ke dalam pencobaan. Iblislah yang terus mendorong kita untuk melakukan tindakan jahat. Itulah hakikat dari pencobaan. Yaitu berasal dari si jahat guna menjatuhkan anak-anak Tuhan. Selanjutnya mari kita lihat bagaimana cara iblis mencobai kita:

No comments: