Sunday, May 22, 2011

Bertahan Dalam Pencobaan (Yakobus 1:12-18) #3



Sikap terhadap pencobaan
Bagaimanakah kita menghadapi cobaan? Di ayat 12 Yakobus berkata “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan....”. Inilah sikap yang tepat ketika menghadapi pencobaan: Bertahan. Yakobus meminta kita untuk bertahan ketika kita dicobai. Kita tidak diminta untuk berperang melawan pencobaan itu, seakan-akan kita mau memusnahkan pencobaan tersebut. Percuma saja, itu tidak akan mungkin terjadi. Selama kita hidup didunia yang jahat ini, kita akan terus dicobai. Satu-satunya sikap yang diperlukan untuk menghadapinya yaitu bertahan dan bersabar.

Bagiamana caranya bertahan? Paulus mengajarkan kita, ketika menghadapi pencobaan kita harus menggunakan perisai iman. Iblis slalu berupaya untuk menjauhkan kita dari Tuhan. Segala macam cara akan dilakukan agar kita semakin hari semakin jauh dari Tuhan, dan kemudian meragukannya, bahkan meninggalkan iman kita kepada Tuhan. Disitulah kita tetap harus belajar beriman kepada Tuhan. Iman membuat kita bertahan. Percaya dan bergantung sama Tuhan, membuat kita mampu menepis semua serangan iblis. Iman akan membuat kita kembali kepada Tuhan. Selain itu kita butuh teman atau partner rohani yang bisa mengingatkan kita untuk tidak jatuh dalam dosa. Ingatlah selalu bahwa dibalik dosa-dosa itu ada akibat yang tidak baik untuk kita. Intinya bertahanlah bertahanlah.

Kepada setiap kita yang dapat bertahan, Yakobus berkata Berbahagialah..... atau Bergembiralah....Atau bersukacitalah..... Mengapa? Karena orang yang bertahan, lama-lama akan menjadi kuat dalam menghadapi pencobaan berikutnya. Dan orang tersebut akan menjadi tahhan uji. Dan setelah itu kita akan menerima mahkota kehidupan yang telah dijanjikan Allah kepada setiap kita. Mahkota itu merupakan simbol kemenangan yang biasa diberikan kepada pemenang dalam pertandingan olahraga. Bukan hanya sebagai simbol kemenangan, namun mahkota juga dapat dianggap sebagai simbol kehormatan. Apa mahkota bagi kita yang bertahan dalam menghadapi pencobaan? Yaitu kehidupan kekal. Tidak ada mahkota yang lebih indah dari itu.

Seorang CEO hendak mewariskan perusahaan besar kepada karyawan terbaiknya. Untuk itu ia memanggil seluruh karyawannya, memberikan masing² sebutir BENIH di tangannya dan berkata, "Sirami dengan teratur, rawat, dan kembalilah setahun dari sekarang dengan membawa tanaman yang tumbuh dari benih ini. Yang TERBAIK, pemiliknya akan menjadi penggantiku sebagai CEO perusahaan ini. Seorang karyawan, Rahmat, pulang ke rumah. Setiap hari disiraminya dengan air dan pupuk. Setelah 6 bln, di kantor, eksekutif lainnya saling membicarakan tanaman mereka, sedangkan Rahmat melihat TIDAK ADA PERUBAHAN yang terjadi pada benih miliknya. IA MERASA GAGAL.
Setelah setahun, seluruh eksekutif menghadap CEO, memperlihatkan hasil benih tersebut. Rahmat berkata pada istrinya bahwa ia tdk akan membawa pot yang kosong... ia tergoda untuk mengganti benihnya itu dengan benih yang lain. Namun istrinya mendorongnya untuk menyatakan yang sebenarnya. Rahmat menyadari bahwa istrinya menyarankan HAL YANG BENAR. Tuhan tidak suka jika ia berbuat curang dan tidak jujur. Memasuki ruangan meeting, Rahmat membawa sebuah pot kosong. Seluruh mata memandangnya kasihan. Ketika Sang CEO memasuki ruangan, ia memandang keindahan seluruh tanaman itu, hingga akhirnya berhenti didepan Rahmat yang tertunduk malu. Sang CEO memintanya ke depan dan menceritakan TRAGEDI yang menimpanya. Ketika ia selesai bercerita, Sang CEO berkata, "berikan tepuk tangan yang meriah untuk Rahmat, CEO yang baru". Ia berkata, “Aku memberikan kepada kalian sebutir benih yang sebelumnya TELAH KUREBUS DI AIR PANAS hingga mati dan tidak mungkin untuk tumbuh. Melihat bahwa benih itu tidak tumbuh, kalian menukarnya dan berbohong kepadaku. Lain halnya dengan Rahmat, dia mau berkata yg sebenarnya terjadi. Akhirnya perusahaan besar itu diwariskan kepada Rahmat.

Demikian juga halnya dengan anak-anak Tuhan. Mari tetap berada dalam jalur yang benar. Jangan biarkan diri kita termakan pencobaan untuk berbuat dosa dan ketidak benaran. Bagi setiap kita yang bertahan, berbahagialah..... karena mahkota kehidupan sudah tersedia didepan kita. Kita layak menjadi ahli waris kerajaan Allah. Tapi mungkin ada diantara kita yang berkata “Saya sudah tidak layak dihadapan Tuhan. Saya sudah melakukan banyak dosa, bahkan sampai saat ini saya tetap masih bergumul dengan dosa. Sudah tidak tidak ada kesempatan bagi saya.” Kepada kita yang berkata demikian, saya Cuma mau mengatakan bahwa itu bisikan iblis. Selagi kita hidup...itulah kesempatan itu. Karena itu mari berjuang kembali. Jangan mau menyerah terhadap dosa. Bangkit dan ambil tekad yang baru bahwa kita tidak mau lagi diikat oleh dosa. Dan kemabaliah pada jalur yang benar, untuk mengejar mahkota kehidupan yang tersedia didepan kita.
Karena itu: Pencobaan apakah yang sedang saudara hadapi saat ini? Jangan menyerah. Jangan membiarkan kita dikuasai oleh cobaan-cobaan itu. Tapi bertahanlah. Bersabarlah. Mahkota kehidupan sedang menanti kita.

Sebelum mengakhiri khotbah ini mari kita baca bersama Yakobus 1:12 “Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia.”