Friday, July 01, 2011

Be Influential




Beberapa bulan yang lalu setelah pulang dari gereja saya hendak menonton televisi yang telah disarangi laba-laba (lebay dikit ) karena jarang di buka. Ada info apa? Perkembangan apa? Berita skandal apa lagi? Bencana apa lagi? Dan kabar kriminal apa lagi yang sedang terjadi di permukaan bumi akhir-akhir ini? Hal-hal itulah yang ingin saya ketahui.

Karena tidak ada remote controlnya, lantas saya duduk didepan televisi, mengacungkan jari telunjuk dan menekan tombol on. Perlahan-lahan kotak informasi tersebut mulai memancarkan cahayanya, dan..... “waaaaawwwwww” tiba-tiba terdengar suara teriakan histeris yang sangat mengejutkan dendang telingaku. Rasa penasaran membuat saya menunggu gambar semakin jelas untuk mengetahui apa yang terjadi. “Ohh.. Ternyata acara Operah Winfrey, tapi apa yang mereka teriakan ya?” pikirku. Setelah ditampilkan tokoh yang sedang diwawancarai barulah saya sadar mengapa mereka semua berteriak. Bagaimana tidak, yang menjadi bintang dalam acara talk show itu adalah 3 aktor yang sedang naik daun. Beberapa tahun belakangan ini mereka banyak membintangi film layar lebar mengenai kisah cinta antara vampire dan manusia, yang ternyatajab ketenarannya lewat film yang berjudulkan Twilight. Tiga aktor itu tak lain bernama Edward Cullen, Jack, dan Bella; begitulah sang sutradara menamainya. Ternyata ratusan penonton yang hadir pada hari itu adalah para penggemar film dan tokoh-tokoh tersebut.

Merasa tertarik saya terus menyaksikan wawancara yang dilontarkan kepada mereka. Ditanya dari a-z oleh pembawa acara agar penggemarnya dapat terpuaskan. Penggemarnya pun tak henti berteriak histeris. Sampai suatu saat, sebelum acara itu berakhir, terlontarlah sebuah statement yang mengejutkan saya. Ibu Winfrey mengambil kertas yang berisi data-data dan lantas mengungkapkan bahwa Edward Cullent yang merupakan aktor utama dalam film drama romantik tersebut ternyata masuk dalam 100 orang berpengaruh di dunia menurut versi sebuah majalah terkenal di sana. Lebih mengejutkan lagi, pengaruhnya dikatakan lebih besar daripada orang nomor 1 di Amerika Barack Obama. “Hah....Bagaimana mungkin?” pikir saya.
“Pengaruh macam apa yang diberikan olehnya? Keputusan apa yang pernah di buatnya? Sebuah keputusan Obama bisa mengatur perputaran roda dunia. Tapi kalau dia? Ckckckckc.....Saya kira majalah itu berlebihan. Jangan-jangan penerbit majalah tersebut merupakan salah satu fans berat vampire ganteng itu” pikirku sinis.
Karena tertarik maka saya memutuskan untuk mengikuti sampai acara itu berakhir. Berharap akan ada penjelasan dari mereka tentang hal ini. Menunggu dan menunggu, akhirnya saya menemukan sebuah jawaban. Jawaban itu tertangkap ketika beberapa penggemar yang hadir di sana diijinkan untuk menyampaikan kesaksian tentang film itu. Kalau bahasa Kristennya ‘berkat apa yang didapat setelah menonton film tersebut.’ Ternyata pengaruhnya tersimpul dalam kesaksian seperti demikian “Setelah menonton film tersebut, hidup saya berubah. Saya belajar bagaimana untuk menjadi seorang pria yang berkarakter kuat, tenang, dan cool. Dan sayapun belajar untuk dapat setia mengasihi kekasih saya walau apa yang terjadi. dsb” Kira-kira begitulah kesaksian mereka. Hidup mereka berubah setelah melihat sosok yang diperankan oleh aktor dan artis dalam film tersebut. Padahal sesungguhnya mereka tau bahwa sifat asli para pemain tersebut tidaklah demikian. Merekapun tau itu hanya film. Tapi ide yang disampaikan melalui film tersebut dapat menginspirasi mereka untuk mengambil sikap dalam bertindak.

Itulah kekuatan dari sebuah keteladanan. Keteladanan hidup adalah perihal paling efektif untuk mengubah orang disekitar kita. Walau tanpa kata-kata yang indah dan persuasif, namun jika keteladanan hidup kita baik bagi sekitar kita, makan sangat mungkin orang lain bisa meniru teladan dari kita.
Saya kira penginjilan yang paling efektif adalah melalui keteladanan hidup. Khotbah yang paling kuatpun adalah khotbah yang diikuti teladan hidup sang pengkhotbah. Karena itu kepada Timotius, Timotius berkata “Jadilah teladan bagi orang-orang percaya dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu” (1Tim 4:12).

Saat ini saya sedang memikirkan bagaimana keteladanan hidup itu dapat memberkati orang lain secara khusus anak-anak remaja (smp) yang sedang saya bina. Dalam blueprint saya, saya ingin membuat berbagai komunitas seperti kelompok futsal, pembaca novel, games, penulis, bbm, multi media, dsb. Komunitas ini dibuat dengan tujuan agar saya dapat masuk dalam dunia mereka dan dapat menjadi sahabat bagi mereka. Tentu saja kita harus melatih skill dalam tiap-tiap komunitas itu agar anak-anak mau belajar dari kita; sembari kita menunjukkan bagaimana semestinya seorang Kristen dalam bermain sepakbola, bagaimana orang Kristen menanggapi sebuah novel, dan bagaimana seorang Kristen semestinya berkata-kata dan bersikap dalam bermain games dsb. Selain skill dan perilaku Kristen, tentu saja kita harus menunjukkan teladan kasih kepada orang-orang yang ada dalam komunitas tersebut. Buat apa ada komunitas namun tidak ada pernyataan kasih Kristus didalamnya. Ketika hal itu terjadi saya kira akan mudah jika kita memberitakan Kristus kepada orang-orang yang belum percaya. Kita akan mendapatkan respek, mereka akan menjadi lebih terbuka, dan telinga mereka akan mendengarkan setiap apa yang kita sampaikan.

Saya baru mencoba langkah ini dalam 6 bulan dan hasilnya mulai tampak. Karena itu saya ingin membagikan metode sederhana ini kepada teman-teman seiman. Mari kita ikut serta dalam berbagai komunitas. Dan jadilah teladan ditengah-tengah komunitas itu, sehingga kasih Kristus dapat dengan efektif diberitakan kepada banyak orang.

No comments: