Wednesday, August 24, 2011

Menghadapi Dilema Dalam Kehidupan Kristiani (Daniel 1) # 1




Suatu saat, ada seorang anak kecil yang masih berusia 3 tahun. Seperti biasanya yang namanya anak kecil mereka suka sekali menyantap makan-makanan yang manis-manis, goreng-goreng, serta segala macam jenis kerupuk. Dan makanan-makanan seperti itu tidak jarang membuat anak-anak menjadi batuk dan sakit tenggorokan. Dan karena itulah kita sering mendengar para orang tua berkata demikian “Ga boleh minum es / makan krupuk / makan coklat dulu ya, nanti batuknya ga sembuh-sembuh”. Anak 3 tahun tersebut juga dilarang demikian oleh mamanya karena ia sedang batuk. Namun suatu ketika, saat ia sedang asyik main, ia melihat di atas meja makan terpajang sebuah krupuk udang favoritnya. Anak ini terus melihat kearah kerupuk itu. Ia mulai menorehkan pandangannya ke kiri, ke kanan, dan dilihatnya bahwa mamanya tidak ada di sekitar, ia pun mulai mendekati meja makan. Sampai meja makan ia teringat akan perkataan mamanya “Ingat ya ko, kamu batuk, ga boleh makan kerupuk dulu.” Tapi dia bingung karena didepan mata sudah ada krupuk favoritnya. Ia mengalami dilema antara apakah harus mentaati perintah orangtuanya, ataukah mengikuti keinginan hatinya. Sekali lagi ia melirik kekiri dan ke kanan, dan sekali lagi ia tidak menemukan mamanya ada di sekitarnya. Dan kemudian dia membuka toples itu perlahan-lahan dan iapun memilih untuk memakan kerupuk itu. Sembari memakannya, iapun mulai menutup toples itu perlahan, dan perlahan meninggalkan meja makan.

Waktu dia mau pergi tiba-tiba mamanya keluar dari dalam kamar, dan terheran melihat anaknya sedang mengunyah sesuatu. Mamanya langsung melihat meja makan dan menemukan toplesnya sudah longgar terbuka. Dan bukti paling kuat ada pada remah-remah krupuk yang hinggap bercemotan dipipinya. Tapi mamanya cukup bijak, ia tidak mau langsung menuding anaknya, dan iapun bertanya “koko makan apa itu”. Ditanyai seperti itu langsung anak 3 tahun ini kebingungan untuk menjawabnya. Ia tau mamanya akan marah jika tau kalau ia makan kerupuk yang ada di atas meja. Tapi sekolah minggu mengajarkan dia untuk tidak boleh berbohong. Jadi anak ini mengalami dilema yang kedua. Dia berpikir-dan berpikir, dan kemudian ia menjawab “saya makan Cuma dikit kok ma”. Ditanya makan apa, jawabnya cuman dikit; tidak nyambung.

Inilah dilema-dilema yang sering dihadapi oleh seorang anak kecil. Dilema antara mengikuti kata mamanya ataukah mengikuti keinginan hatinya. Dilema antara mengikuti kata guru sekolah minggunya, atau mengikuti perasaan takutnya. Mungkin kita sering melihat kejadian seperti ini dan kita tersenyum melihat tingkah anak-anak seperti demikian. Tapi sadarkah bahwa dalam hidup kitapun ada banyak dilema-dilema yang acapkali membingungkan kita? Entah itu dalam keluarga, pekerjaan, kehidupan pribadi, dan bagian-bagian lain dalam kehidupan ini, ada banyak dilema yang harus kita hadapi setiap hari.

Apalagi sebagai seorang anak Tuhan maka goncangan akibat dilema itu akan semakin besar kita rasakan. Mengapa? Karena dunia membenci anak-anak Tuhan. Alkitab dengan jelas mengatakan hal ini. Yoh 15:19 “Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu.” Yoh 17:14 “Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia.” 1Yoh 3:13 “Janganlah kamu heran, saudara-saudara, apabila dunia membenci kamu.” Dunia ini adalah dunia yang dikuasai dosa, dan ia tidak suka dengan sesuatu yang tidak sejalan dengannya. Karena itulah dunia membenci Tuhan, dan jelaslah juga bahwa duniapun membenci kita yang adalah anak-anak Tuhan. Sama seperti si A memusuhi si B. Si A benci sekali sama si B. Maka istrinya, anak-anaknya, semua yang berhubungan dengan dia akan ikut dibenci sama si A. Atau sama seperti kita benci sama tikus. Gak peduli itu anak tikus, istrinya tikus, atau baby tikus, tetap kita akan ga suka. Begitu juga dengan dunia. Karena dunia membenci Tuhan, maka dunia juga membenci kita anak-anak Tuhan.

Karena itulah si jahat yang berasal dari dunia ini akan terus menggoda, mencobai, dan terus berusaha menggocoh kita untuk jatuh dalam dosa dan perlahan meninggalkan kesetiaan kepada Tuhan. Kita akan diperhadapkan dengan dilema-dilema dalam setiap aspek kehidupan kita, antara ketaatan kepada Tuhan ataukah ketaatan kepada dunia. Dilema antara mengikuti keinginan hati atau mengikuti keinginan Tuhan. Dilema antara mengikuti sesuatu yang benar, atau berjalan berdasarkan perasaan kita. Dilema antara menyenangkan hati Tuhan atau menyenangkan hati manusia. Tentunya kita semua tau jelas bahwa kita harus mengikuti kehendak Tuhan, tapi jujur saja bukankah seringkali dalam menghadapi kenyataannya kita lebih sering mengikuti maunya dunia? Magnet dunia tampak begitu kuat mempengaruhi kita. Bagaimana tidak? Karena kita tinggal di dunia ini.

No comments: