Wednesday, August 03, 2011

Penyesalan Yang Terlambat (Luk 16:19-31) #2



Sebenarnya jika kita berbicara tentang penginjilan (sesuai dengan tema gereja kita), maka setiap tindakan kasih kita akan sangat mendukung jalannya penginjilan. Bahkan seorang pengkhotbah besar pernah berkata bahwa khotbah yang terbaik bukanlah khotbah yang diutarakan di atas mimbar. Tapi khotbah terbaik adalah khotbah yang berasal dari hidup kita sendiri. Yaitu hidup yang memancarkan kasih Kristus. Setiap tindakan kecil kita dapat membawa jiwa-jiwa untuk percaya kepada Tuhan

Saya pernah membaca kesaksian dari seorang yang dulunya pembenci Kristus namun kini bertobat. Ia terlahir dari sebuah agama yang mengajarkan untuk membenci kekristenan. Bagi mereka orang Kristen itu adalah orang kafir yang jahat dan harus dibasmi. Pikiran itu tertanam dalam dirinya, sehingga ia sangat membenci orang-orang Kristen. Sampai waktu ia mulai memasuki masa remaja ia mulai beraksi. Ketika melewati depan rumah seorang pendeta, yang pada waktu itu lagi bersih-bersih halaman rumahnya, dengan sengaja ia menyerempetkan motornya hingga pendeta itu terjatuh. Tapi diapun juga terjatuh karena kehilangan keseimbangan. Dan tanpa diduga, pendeta yang terjatuh itu duluan berdiri dan menepuk pundaknya. Ia tersenyum sambil berkata “Saya tidak apa-apa, bagaimana dengan kamu? Baik-baik saja?” Anak remaja ini terkejut dan dari sana ia mulai bepikir bahwa orang Kristen itu tidak seperti yang diduga. Waktu kuliah ia berjumpa lagi dengan temannya seorang Kristen yang sangat baik terhadap dirinya. Merekapun bersahabat. Sampai suatu waktu temannya ini mengajak dia mengikuti sebuah kkr yang diadakan dikampus itu. Ia pun memutuskan untuk mengikutinya sesekali. Ketika ia menghadiri kkr itu ia mulai tertarik dengan ajaran Kristen yang baginya berbeda dari apa yang ia pelajari selama ini. Setelah itu temannya yang lain lagi memberikan Alkitab kepada dia. Pada kesempatan itulah dia seringkali diam-diam membaca Alkitab dirumahnya. Perlahan-lahan ia mulai mengenal Tuhan. Dan sampai ketika diadakan lagi kkr oleh seorang hamba Tuhan, akhirnya ia memutuskan untuk percaya dan mengaku Tuhan sebagai juruslamat. Ketika ia bersaksi dalam buku yang saya baca: ia mengatakan bahwa ia bertobat bukan hanya karena pendeta yang memberi kkr terakhir dan membuat ia bertobat. Tapi ia bertobat karena ada pendeta yang tersenyum ketika ia berusaha menyakitinya, karena ada juga sahabat Kristennya yang begitu baik dan menyatakan kasih kepadanya, karena ada juga orang yang bermurah hati yang mau memberikannya sebuah Alkitab. Dan tentunya oleh pendeta yang telah membuatnya bertobat. Ia mengakui bahwa kehidupan orang-orang Kristen yang ia temuilah yang membawanya untuk mengenal Tuhan.

Jelas bahwa setiap perbuatan baik kita berperan penting dalam pemberitaan injil. Karena itu mari kita isi hidup ini dengan perbuatan kasih kepada orang-orang yang membutuhkannya. Dengan perbuatan itu kita sudah menyatakan kasih Kristus, dan secara tidak langsung kita sudah memberitakan injil. Memang perbuatan kasih terhadap orang yang tidak dekat dengan kita itu tidak mudah (Apalagi jika kita tidak mengenalnya). Dibutuhkan pengorbanan tenaga, waktu, dana, pikiran, dsb. Dibutuhkan juga penyangkalan diri untuk tidak hanya memikirkan kesenangan diri sendiri saja. Tapi ingatlah, bahwa itulah perintah Tuhan, yaitu menjadi saksi bagi banyak orang. Setiap orang yang sudah diselamatkan harus menyatakan anugerah itu kepada orang lain. Jangan sampai kita seperti orang kaya itu yang menyesal kemudian, karena terlalu banyak memikirkan diri sendiri, tapi tidak pernah peduli dengan keadaan sekitar kita, sampai akhirnya kita harus dihakimi oleh Tuhan karena ketidakpedulian kita.

No comments: