Saturday, September 03, 2011

Iman Ditengah Api Pencobaan (Daniel 3) # 3




Selanjutnya yang kedua, bukan saja memiliki iman yang meyakini bahwa Tuhan dapat menolong kehidupan kita, iman yang harus kita miliki juga adalah iman yang percaya bahwa Tuhan berdaulat meskipun apa yang terjadi tampak buruk di mata kita. Perhatikan kata-kata mereka berikutnya: Jika Allah kami yang kami puja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu, dan dari dalam tanganmu, ya raja; tetapi seandainya tidak, hendaklah tuanku mengetahui, ya raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku, dan tidak akan menyembah patung emas yang tuanku dirikan itu. Sungguh ini pernyataan iman yang luar biasa indah. Mereka sadar penuh bahwa Tuhan dapat menolong mereka. Tapi jika Tuhan tidak menolong mereka, mereka akan tetap setia kepada Tuhan. Itulah iman yang kuat dari anak-anak Tuhan. Mereka punya harapan tersendiri, namun ketika harapan itu tidak terjadi mereka tidak akan bersungut-sungut dan kecewa. Mereka tidak berkata “Tuhan kalau engkau tidak lepaskan kami dari perapian ini, kami tidak lagi mau menyembah engkau.” Sebaliknya justru karena mereka sudah mempercayakan diri sepenuhnya kepada Tuhan sebagai satu-satunya Tuhan yang berdaulat dalam hidup mereka. Dengan iman seperti inilah mereka ingin menyatakan: “Bahkan walau kami harus mengalami hal yang buruk, bahkan walau kami harus menderita, dan bahkan walaupun kami harus mati, kami akan tetap setia kepada Tuhan yang berdaulat.”

Sayang sekali saat ini ada orang-orang Kristen yang tidak memiliki iman seperti ini. Mereka berharap ini dan itu kepada Tuhan, tapi ketika Tuhan tidak mengabulkan permintaannya, mereka menjadi kecewa, marah, putus asa, dan bersungut-sungut kepada Tuhan. Dalam sebuah drama di Amerika dikisahkan ada seorang gadis berkulit hitam yang hidup dalam keluarga miskin akibat depresi ekonomi yang melanda. Namanya Beneatha. Dia gadis yang cukup pandai, dan memiliki cita-cita menjadi seorang dokter. Tapi karena mereka sangat miskin maka impian itu sepertinya sukar untuk terealisasi. Sang ibu yang walaupun tau bahwa impian anaknya itu sukar untuk digapai, namun ia tidak mau menciutkan harapan anaknya dan ia berkata “Beneatha, tentu saja, bila Tuhan mengkehendaki kamu akan menjadi seorang dokter suatu saat kelak”. Dikatakan seperti itu oleh ibunya lantas mata Beneatha tiba-tiba berubah menjadi galak. Dan iapun berkata “Mama, Tuhan tidak ada sangkut pahutnya dengan urusan ini! Bila Tuhan tidak mampu mengangkat kita dari kemiskinan, Ia pasti juga tidak mampu menjadikan aku seorang dokter.” Ternyata ia telah kecewa sama Tuhan karena tidak bisa membawa keluarganya keluar dari masalah ekonomi. Dan hal itu meruntuhkan imannya untuk lagi percaya kepada Tuhan. Iman seperti ini juga sama dengan iman yang kerdil. Yaitu iman yang dibatasi oleh kemauan dan harapan pribadi.

Iman yang besar tidak seperti demikian. Iman yang besar adalah iman seperti Sadrak, Mesak, Abednego, yang mengatakan bahkan jika Tuhan tidak menolong, kami akan tetap setia kepada Tuhan. Jika Tuhan tidak menolong, kami akan tetap cinta Tuhan, kami akan tetap melayani dan menyembah Tuhan.

Saudara, iman seperti apa yang saudara miliki saat ini? Iman yang kerdilkah, atau iman yang besar? Adakah kita tetap beriman dan setia kepada Tuhan walaupun masalah-masalah dalam kehidupan kita tidak mendapat jalan keluar? Adakah kita dapat tetap memuji dan menyembah Tuhan meskipun jalan hidup kita tampak rumit dan penuh liku? Sudahkah kita memiliki iman yang percaya bahwa Tuhan berdaulat atas seluruh hidup kita? Adakah kita memiliki iman yang dapat berkata “Tuhan itu baik” justru ditengah-tengah penderitaan yang kita alami?
Saudara milikilah iman seperi Sadrak, Mesak, dan Abednego. Yaitu iman yang percaya penuh bahwa Tuhan kita berkuasa menolong kita dari segala persoalan hidup. Juga iman yang percaya kepada akan kedaulatan Tuhan atas seluruh aspek kehidupan kita. Ketika kita memiliki iman seperti ini, saya yakin sama seperti raja Nebudkanezar yang pada akhirnya menyembah Tuhan, pasti akan banyak orang-orang di sekitar kita yang juga akan menjadi percaya karena kesaksian iman kita, dan hidup kitapun menjadi berkat bagi banyak orang.

No comments: