Wednesday, October 05, 2011
Aku Kehilangan.... Hidupku berubah...
(renungan untuk kedukaan)
Kepergian seseorang yang dekat dengan diri kita biasanya akan membawa perubahan-perubahan dalam kehidupan kita. Entah itu perubahan perasaan, perubahan situasi, perubahan pekerjaan, perubahan pikiran, dan sebagainya.
Saya masih ingat sekali ketika saya masih kelas 6 SD, dan koko saya yang ke-4 masih 3 smp (sementara saudara saya yang lain sudah berada di luar kota). Dan ketika saya masuk 1 smp, giliran koko saya yang ke-4 ia akan pergi ke surabaya untuk mendapatkan studi yang lebih baik. Ditinggal pergi koko saya mengalami perubahan drastis. Saya merasa kesepian; dulu saya lebih sering di rumah, tapi sekarang lebih sering bepergian mencari teman; tanggung jawab di rumah juga berbeda; tampaknya segala sesuatu menjadi berbeda. Dan untuk itu diperlukan adaptasi-adaptasi yang baru. Sekali lagi ini menunjukan bahwa setiap kepergian seseorang yang dekat dengan kita membawa banyak perubahan.
Saya kira kepergian orang yang kita kasihi sedikit banyak juga memberikan perubahan bagi keluarga yang ditinggalkan. Dan setiap perubahan itu membutuhkan adaptasi-adaptasi yang tidak mudah untuk dilakukan. Dan mungkin saja dalam perubahan-perubahan itu terbawa juga kecemasan dan kekhawatiran-kekhawatiran tersendiri tersendiri bagi pihak keluarga.
Karena itu mari kita melihat dari tokoh Yosua. Dalam perikop yang baru kita baca ia juga mengalami hal yang sama dengan apa yang pernah kita alami. Sejak keluar dari Mesir bangsa Israel terus berputar selama kurang lebih 40 tahun dipadang gurun. Dan selama itu juga bangsa Israel dipimpin oleh seorang Musa, yaitu seorang pemimpin yang dipilih oleh Tuhan. Dampak kepemimpinan Musa sangat mempengaruhi kehidupan Israel. Melalui Musalah mereka yang dulunya budak kini terhitung sebagai orang bebas. Dan melalui Musa juga, bangsa Israel melihat banyak mujizat-mujizat Tuhan dan penyertaan Tuhan. Melalui Musa juga bangsa Israel mengenal akan apa yang namanya hukum-hukum Musa.
Namun dalam perikop ini semua sudah berbeda. Musa yang spektakuler itu sudah dipanggil Tuhan. Dan Israel kehilangan pimpinan terbesar mereka. Tetapi walau Musa meninggal, kehidupan Israel harus terus berjalan. Mereka harus ada pemimpin yang menggantikannya. Karena itu Yosua diminta untuk menggantikannya.
Sebagai seorang muda dan sebagai pemimpin yang baru tentu semua orang meragukannya. Mungkin mereka bertanya: “apakah sungguh seorang Yosua dapat memimpin umat Israel yang begitu besar?” Apakah sungguh seorang Yosua bisa menyamai kepemimpinan Musa?” dsb. Oleh sebab itulah Yosua menjadi takut. Bagi Yosua kematian Musa membawa banyak perubahan dalam kehidupannya. Selain kematian itu masih menyisakan duka bagi umat Israel, kematian Musa membawa situasi yang berbeda. Apalagi mereka tidak lagi hidup di padang gurun, sebentar lagi mereka akan memasuki tanah kanaan, yaitu tanah perjanjian yang dijanjikan Tuhan. Tempat yang sama sekali baru. Orang-orang yang dulu diandalkan pun kini sudah tua dan harus diregenerasi. Segala sesuatu berubah. Dan Yosua sebagai pemimpin baru paling merasakan segala perubahan tersebut. Saya kira Yosua khawatir dengan apakah ia bisa melanjutkan kehidupannya? Mungkin ia bertanya-tanya bagaimana dengan masa depannya? Apakah ia bisa menghadapi musuh-musuhnya? Dan mungkin dia takut apakah ia dapat menghadapi semua perubahan yang ada?.
Tapi ditengah kekhawatirannya akan semua perubahan yang terjadi, Tuhan datang berfirman kepada Yosua. Pertama Tuhan memberikan janji bahwa Tuhan akan memberikan kemenangan kepada Yosua. Musuh-musuh yang dihadapi dalam kehidupan dalam kehidupan Yosua tidak perlu ditakutkan karena Tuhan akan memberikan kemenangan. Walaupun musuh dan masalah itu tampak besar dihadapan mereka, tetapi mereka punya Tuhan yang lebih besar. Dan Tuhan yang jauh lebih besar itu sudah berjanji akan memberikan kemenangan kepada Yosua. Tentu janji ini sangat menghibur Yosua
Bukan hanya memberikan kemenangan, di ayat 5 Tuhan juga berjanji bahwa Tuhan akan senantiasa menyertai. Tuhan tidak akan membiarkan dan meninggalkan Yosua. Tuhan ada bersama dengan Yosua. Bahkan hal ini di ulang berkali-kali sebagai penegasan bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan Yosua. Tuhan akan senantiasa menyertai Yosua. Jika ada Tuhan yang beserta siapa lagi yang harus kita takutkan? Atas dasar inilah Tuhan berkali-kali berkata kepada Yosua: Yosua, jangan kamu gentar, jangan kamu takut. Kuatkan dan teguhkah hatimu, karena Aku ada bersama-sama dengan engkau.
Saya kira Firman ini bukan hanya ditujukan kepada Yosua pada saat itu. Tapi juga ditunjukan kepada setiap kita yang mengalami kehilangan. Ditengah segala perubahan yang terjadi sejak ditinggalkan kita orang yang kasihi tentunya terjadi beberapa perubahan dalam kehidupan kita. Tapi sebagaimana Tuhan pernah berkata kepada Yosua: Jangan takut, aku akan menyertai engkau, dan aku tidak akan membiarkan engkau. Demikian juga Tuhan yang sama mau berkata kepada setiap kita yang ada disini: Jangan takut, aku akan menyertai engkau, dan aku tidak akan membiarkan dan meninggalkan engkau.
Adakah sesuatu yang lebih berharga dibandingkan dengan penyertaan Tuhan dalam kehidupan kita? Saya suka sekali sebuah pepatah demikian: Lebih baik berjalan di tempat yagn gelap gulita namun bersama-sama dengan Tuhan, daripada berjalan dalam terang gemilang namun tanpa Tuhan. Sungguh benar. Apa gunanya hidup dalam kelimpahan, tapi tidak ada Tuhan disisi kita. Sebaliknya walaupun jalan hidup kita tampak gelap, tetapi jika Tuhan ada bersama dengan kita, makan sesungguhnya kita hidup dalam terang itu sendiri.
Ada sebuah kebiasaan unik yang dilakukan oleh suku di Indian untuk mendewasakan anak laki-laki mereka yang masih remaja. Anak remaja itu, harus di bawa ke dalam sebuah hutan rimba yang liar semalaman. Ia di bawa oleh orang lain yang bukan keluarganya, dan matanya ditutup kain, sehingga ia tidak bisa melihat apa-apa. Dan ketika hari menjelang malam, barulah kain matanya di lepas, dan orang yang membawanya pergi meninggalkannya. Anak tersebut tidak boleh menangis / berteriak. Jika ia menangis / berteriak maka ia gagal.
Suatu ketika ada seorang anak yang sedang dalam proses pendewasaan itu. ia dituntun sampai di hutan, dan tutup matanya di buka menjelang malam. Hari semakin gelap, udara semakin dingin, nyamuk semakin ganas menggigit. Bukan hanya itu, auman serigala mulai terdengar, dan banyak hewan-hewan buas mulai mencari mangsanya. Anak inipun begitu ketakutan, tapi ia tahu, jika ia menangis / menjerit maka ia gagal. Akhirnya ia hanya merem menantikan hari esok.
Akhirnya hari esok pun tiba. Matahari mulai terbit, dan ia merasa senang sekali karena ia bisa melewati ujian tersebut. Namun ketika hari semakin terang, ia sangat terkejut karena melihat banyak bercak-bercak darah di sekitarnya. Dan lebih terkejut lagi, banyak hewan-hewan buas disekitarnya yang sudah mati. Ketika ia melihat ke belakang, barulah ia sadari, bahwa sang ayah yang tegap perkasa sedang berdiri di belakangnya dengan membawa panahnya. Ternyata sang ayah hadir bersama-sama dengan anaknya semalaman tanpa terlelap untuk menjaga dan melindungi anaknya.
Saudara demikian juga dengan Tuhan kita. Ia sudah berjanji akan menyertai kehidupan setiap anak-anaknya. Mari kita belajar untuk senantiasa percaya dan taat akan apa yang dijanjikannya. Dan mari kita semakin hari semakin bersandar serta menyertakan dia dalam hidup kita. Jangan pernah takut dan jangan pernah khawatir, sebab Tuhan menyertai kita dan ia tidak akan meninggalkan kita.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment