Tuesday, March 27, 2012
Hanya Dekat Allah Aku Tenang -- Mazmur 62 #3
Alasan kedua, Di dekat Allah kita tenang, karena Tuhan adalah sumber pengharapan yang dapat dipercaya. Setelah menyatakan bahwa Tuhan adalah sumber keselamatannya, kini dengan yakin juga pemazmur mengungkapan bahwa Tuhan adalah satu-satunya sumber pengharapan yang dapat dipercaya. Di ayat 6 ia berkata “Hanya dekat Allah saja aku tenang, sebab daripadanyalah harapanku.”
Bukan cuma kalimat itu yang diulang sebanyak 2 kali, di ayat 7 pun ia mengulangi ayat 3 yang berbunyi “Hanya dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah.” Pada zaman dulu, ketika peperangan terjadi dimana-mana, dua hal yang memberikan keamanan bagi mereka adalah gunung batu dan kota benteng. Pernah ketika Daud dikejar-kejar oleh Saul yang hendak membunuhnya, ia segera berlari kegunung-gunung batu. Dan ia merasa aman disana. Mengapa? Karena pasukan musuh tidak mungkin naik keatas gunung dengan segala perlengkapan perangnya yang begitu berat. Kuda, kereta perang, dan baju perang yang berat harus dilepas untuk mengejar buronan diatas gunung. Dan Daud dapat bersembunyi dicelah-celah atau goa dalam gunung-gunung itu. Begitu juga dengan kota benteng. Pada jaman itu, walaupun sebuah kerajaan memiliki pasukan yang lemah, tetapi jika ia memiliki benteng yang kuat, maka musuh-musuh tidak akan mudah mengalahkan mereka.
Namun demikian semua pertahanan di dunia ini bukanlah tempat yang mampu menjamin keamanan 100% bagi kita. Dalam sejarah Israel, pernah ketika mereka bersembunyi diatas gunung batu yang kokoh dan kuat. Dan memang musuh susah untuk naik menghampiri mereka. Tetapi dengan mengepung mereka dibawah gunung, akhirnya pasukan-pasukan yang bersembunyi itu kelaparan sendiri, dan merekapun akhirnya mati bunuh diri di atas gunung, karena tidak mau menyerah terhadap musuhnya. China yang terkenal dengan tembok Chinanya (Gbr). Tembok ini merupakan salah satu keajaiban dunia yang begitu panjang mengelilingi negeri China. Tembok ini diciptakan untuk melindungi negeri china dari serangan Mongolia waktu itu. Akibatnya musuh pun begitu sukar menggepur China dengan tembok yang begitu kokoh. Tapi toh sejarah mencatat bahwa tembok ini pernah ditembus musuh. Bagaimana caranya? Ternyata ada beberapa pengawal benteng itu di sogok dan kemudian musuh bisa masuk dengan mudah. Hal ini menunjukkan kepada kita, sistem keamanan terkuat sekalipun masih dapat dibobol. Tidak ada sesuatu yang bisa diharapkan didunia ini. Kuasa, kekuatan, harta, dan apapun juga itu, tidak ada yang dapat menjamin keamanan hidup kita. Itu sebabnya Daud berkata di ayat 11 “Janganlah percaya kepada pemerasan, janganlah menaruh harap yang sia-sia kepada perampasan; apabila harta makin bertambah, janganlah hatimu melekat kepadanya.” Daud adalah seorang raja yang sangat makmur. Tetapi dalam segala kemewahannya sekalipun dia tidak menemukan ketenangan di dalamnya. Karena itu jangan pernah berharap pada manusia, jangan juga berharap kepada harta dan kekayaan, jangan berharap pada apapun juga didunia. Semua itu tidak memberikan ketenangan.
Sebaliknya, diayat 9 Daud menyerukan untuk Percayalah kepada Tuhan setiap waktu. Tuhan adalah gunung batu yang tidak akan goyah. Tuhan adalah kota benteng yang tidak dapat ditembus oleh musuh manapun juga. Hanya Tuhan sumber harapan yang dapat dipercaya. Sebanyak 4 kali Daud berkata ‘hanya’ Tuhan, yang mampu membuat kita tenang. Hanya dekat dia. Hanya saat kita bersandar padahnya. Hanya dia gunung batu kita. Hanya daripadanyalah.... Ya... hanya Tuhan gunung batu, dan kota benteng yang bisa kita andalkan, tidak ada yang lain. Karena itu percayalah kepada-Nya setiap waktu . Bukan Cuma percaya, tetapi curahkanlah seluruh isi hatimu, seluruh kekhawatiranmu, dan seluruh kecemasanmu dihadapan-Nya. Mengapa? Sebab Allah, Tuhan, Dialah tempat perllindungan kita.
Saya kira ketika berada didekat Tuhan, Daud merasakan ketenangan seperti gambar anak kecil ini (bayi yang tidur lelap ditangan ayahnya). Salah satu yang membuatnya merasakan tenang berada dekat Tuhan adalah karena kasih setia Tuhan. Kalau berbicara tentang pengharapan, memang orang yang paling dapat diharapkan adalah orang yang mengasihi kita. Sebaliknya orang yang paling tidak dapat diharapkan adalah orang yang membenci kita. Jika seseorang sudah begitu mengasihi kita, maka dalam pergumulan apapun yang kita hadapi, orang tersebut akan berusaha untuk menolang kita dengan segenap kemampuannya. Itulah yang menjadi dasar pengharapan Daud. Ia tau bahwa selain berkuasa, Allah itu juga adalah kasih. Diayat terakhir dikatakan ‘dari pada-Nyalah kasih setia.’ Karena itu ia merasakan tenang berada dekat Allah. Karena Allah yang mengasihi dia itulah yang akan menjaga dan memeliharanya.
Saya ingat sekali sewaktu saya masih kecil, saya paling takut jika terjadi mati lampu di malam hari. Karena mendadak suasana jadi panas dan saya tidak dapat melihat apa-apa. Saya kira rata-rata anak-anak takut akan hal yang sama. Acapkali setiap mati lampu saya akan berteriak dan menangis ketakutan. Papa saya yang kamarnya persis di sebelah kamar biasanya selalu terbangun karena tangisan saya. Dan saya ingat betul, biasanya dia dari sebelah sudah teriak “Dek....sudah jangan nangis...” dan segera ia akan menghampiri kamar saya dan berkata “Sudah tenang ada papa”. Kemudian biasanya papa saya akan membawa saya kekamarnya dan saya ditidurkan disampingnya, di antara papa dan mama saya. Anehnya setiap kali saya tidur di dekatnya, perasaan takut itu lenyap. Walau lampu di rumah belum juga menyala, saya tetap dapat tidur dalam ketenangan dan kedamaian. Mengapa bisa? Karena saya berada dekat dengan orangtua saya yang mengasihi saya, sehingga saya tidak lagi merasakan takut.
Saudara, tahukah bahwa Tuhan juga mengasihi saudara dan saya? Kasihnya sudah sangat terbukti ketika Ia menyerahkan dirinya di atas kayu Salib. Demi menebus dosa kita, Ia rela menderita, tersiksa, bahkan menyerahkan nyawa-Nya untuk saudara dan saya. Hal itu jelas membuktikan bahwa Tuhan sungguh mengasihi saudara. Karena itu, dalam pergumulan apapun yang saudara hadapi saat ini? Mari, mendekatlah kepada Tuhan. Carilah dia dalam doa-doa dan perenenungan Firman Tuhan kita sehari-hari. Curahkanlah isi hatimu kepada Dia. Berharaplah kepada-Nya. Percayalah Tuhan yang berkuasa dan yang mengasihi kita akan memberikan perlindungan dan tuntunan-Nya bagi kita. Sehingga kitapun dapat menyatakan dengan keyakinan bahwa: ‘Sesungguhnya! Hanya dekat Allah, Aku tenang.”
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment