Sunday, August 26, 2012

Menyebranglah Kemari dan Tolonglah Kami (kis. 16:4-12) #2



1.      Peka terhadap kehendak Tuhan.
Berbicara soal ‘peka’, tidak bisa dipungkiri bahwa dunia kita sedang kehilangan kepekaan.  Sistem globalisasi dan kapitalis yang menyebabkan manusia semakin sibuk dan penuh persaingan, menjadikan manusia menjadi hampir seperti robot:  Bagus dalam bekerja.  Tapi buruk dalam empati dan perasaan.  Otak semakin terasah, tetapi hati semakin tumpul.  Tentu kita masih mengingat kisah bocah di China yang bernama .... ketika ia ditabrak sebuah mobil, tanpa peduli semua orang melewati anak ini begitu saja.  Bahkan ada mobil yang lewat terus menambah penderitaan anak ini dengan melindasnya untuk kedua kali.  Inilah gambaran keadaan manusia.  Dunia kita berubah menjadi dunia yang mengerikan.  Dunia tanpa perasaan dan empati.  Namun apa yang terjadi di dunia kita, ternyata sudah menular mempengaruhi dunia kekristenan.  Banyak orang-orang Kristen yang sudah mendapatkan anugerah keselamatan dari Tuhan, namun mereka tidak peka terhadap orang-orang yang disekitarnya.  Mereka tidak peduli terhadap jiwa-jiwa yang terhilang. Terlebih lagi, mereka tidak peduli terhadap kerinduan Tuhan untuk membagikan injil kepada mereka yang belum mendengar injil tersebut.
Tentu saja itu bukan sikap yang tepat.  Sebagai anak-anak Tuhan setiap kita harus memiliki kepekaan akan panggilan Tuhan.  Paulus adalah seorang yang peka akan kehendak Tuhan.  Awalnya dia adalah seorang penganiaya orang-orang Kristen yang begitu terkenal.  Ia menangkap dan membunuh orang-orang yang percaya kepada Tuhan.  Namun singkat cerita ia mendapat belas kasihan Tuhan dan iapun ditangkap oleh Tuhan.  Pauluspun bertobat.  Setelah itu ia baru menyadari bahwa betapa besar kasih Tuhan terhadap dirinya yang begitu hina dan berdosa.  Hal itulah yang mendorong Paulus untuk terus membalas kasih Tuhan, bukan sekedar dengan kata-kata, tapi dengan tindakannya.  Semenjak itulah Paulus berusaha untuk menyelami hati Tuhan.  Dan ia menemukan bahwa Tuhan menginginkannya untuk menjadi pemberita injil, secara khusus kepada orang-orang non Yahudi.  Semenjak itu ia terus berkeliling ke tempat-tempat yang belum mendengarkan injil, untuk memberitakan injil.  Paulus belajar peka akan kehendak Tuhan.
Namun dalam mencari kehendak Tuhan terkadang kita bisa salah mengira antara maksud Tuhan dengan rencana kita.  Terkadang apa yang menjadi pemikiran kita belum tentu menjadi maksud Tuhan.  Itu yang dialami Paulus dalam perikop ini.  Ketika ia hendak pergi menginjili ke daerah Asia, dikatakan Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan disana.  Lalu Paulus berpikir untuk menginjili kedaerah Bitinia.  Namun sekali lagi, Roh Kudus yang disebut juga Roh Yesus itu tidak mengijinkan Paulus dkk.  Tidak jelas bagaimana Roh Kudus itu mencegah pergerakan injil Paulus dkk, mungkin lewat penglihatan, atau lewat nubuatan, atau kemungkinan besar disebabkan karena peristiwa-peristiwa sehari-hari.  Yang pasti Paulus tidak bisa masuk kedaerah-daerah itu.
Sebenarnya hal ini bisa membuat Paulus bertanya-tanya kepada Tuhan: Mengapa Tuhan tidak mengijinkan ia menginjili di dua tempat itu.  Bukankah itu ladang yang subur untuk diinjili?  Dan bukankah tempat-tempat itu juga belum mendengar injil?  Bisa saja Paulus melemparkan pertanyaan-pertanyaan itu.  Tapi ia tidak memilih langkah itu.  Ia tetap belajar dan berusaha untuk peka akan kehendak Tuhan.  Dalam hatinya ia yakin bahwa Tuhan memiliki maksud dalam semua hal yang dialaminya.
Sampai kemudian suatu malam, ketika ia tiba di Troas, ia mendapatkan penglihatan dimana seorang makedonia (yaitu orang eropa), berdiri dan berseru “Menyeberanglah kemari dan tolonglah kami.”  Barulah Paulus Sadar bahwa selama ini Tuhan melarang dia pergi ke dua tempat sebelumnya karena Tuhan mau Paulus menginjili di Makedonia, yaitu daerah Eropa.  Pauluspun peka akan maksud Tuhan.  Ia menundukkan dirinya dibawah pilihan dan maunya Tuhan.  Dan hasilnya luar biasa.  Ketika seorang tunduk dan peka terhadap kehendak Tuhan, maka kehendak Tuhan bekerja hebat atas orang tersebut.  Kita tahu Paulus akhirnya menjadi penginjil pertama di Eropa.  Dan kemudian pada abad-abad pertama sampai abad pertengahan, kita tahu bahwa Eropa merupakan tempat pusat dimana perkembangan teologi begitu pesat.  Marthin Luther, Calvin, Karl Barth, Thomas Aquinas, dan banyak lagi tokoh-tokoh besar lahir di Eropa.  Bahkan bisa dibilang agama Kristen Protestan adalah agama yang terlahir di daerah Eropa.  Semua tidak bisa disangkali oleh karena buah pelayanan Paulus.  Dan itu hasil kepekaannya akan kehendak Tuhan.
Seorang pemuda yang berasal dari Filipine, suatu saat dipanggil Tuhan untuk melayani menjadi hamba Tuhan.  Ia segera pergi ke Singapur untuk belajar teologi.  Ia bertekad setelah belajar di sana ia akan pulang ke negerinya untuk memberitakan injil.  Sewaktu di singapur, sebelum menyelesaikan studynya, ia mendapatkan kesempatan praktek di ladang terakhir kali.   Ia berharap bisa melayani di sebuah gereja.  Tapi karena satu dan lain hal, akibatnya ia mendapat ladang pelayanan di radio kristen disana.  Pertama dia sangat tidak menyukai tempat itu.  Karena tidak pernah sedikitpun berpikir untuk menjadi penyiar radio.  Tapi karena keadaan terpaksa akhirnya ia berusaha mengerjakan tanggung jawabnya dengan baik.  Sesekali dia merasa putus asa dan kecewa dengan penempatannya.  Ia selalu berpikir untuk bisa jadi seorang pendeta di gereja.  Tapi ia tetap berusaha tunduk terhadap maunya Tuhan.  Ia pun belajar untk menjadi penyiar radio di sana.  Sampai suatu saat, ia mendapatkan surat dari sebuah perusahaan di Filipin, di surat itu menawarkan dia untuk membangun siaran radio Kristen di Filipina.  Karena di Filipina belum ada radio Kristen, dan tidak ada orang Kristen yang berpengalaman untuk mengurusi radio.  Akhirnya setelah praktek pemuda ini kembali Filipin, dan mulai membangun pelayanan radio pertama kali.  Iapun berhasil menginjili banyak jiwa disana.  Ia percaya ketika ia ditempatkan sebagai penyiar radio itu sudah diatur dan dirancang oleh Tuhan.
Biss, Saya percaya bahwa setiap kitapun ditempatkan oleh Tuhan di lingkungan kita sekarang, di pekerjaan kita, di keluarga kita, bukan sebuah kebetulan.  Tentu sudah ada maksud dan rencana Tuhan bagi kita.  Maksud dan rencana Tuhan itu bukan sekedar untuk kebaikan kita sendiri, (memberkati kita, menjaga kita, dsb) tetapi ada maksud dan rencana Tuhan bagi hidup orang disekitar kita, dan untuk pekerjaan misi.  Hanya saja seringkali kita yang tidak peka akan maksud Tuhan menempatkan kita.  Kita merasa semuanya itu nasib kita yang terjadi karena keadaan.  Tapi diluar pemikiran kita, kita harus menyadari bahwa Tuhan memiliki maksud tertentu ketika ia menempatkan kita disebuah lingkungan.  Dan maksud itu adalah maksud dalam pekerjaan misi.
Saya ingat seorang dosen saya berkata: “Ketika Yesus berkata ‘Hendaklah kamu menjadi saksiku sampai ke ujung bumi’,  jangan berpikir bahwa ujung bumi itu berarti harus masuk pelosok-pelosok terdalam, itu baru ujung bumi.  Tidak!  Bumi kita bulat.  Setiap tempat dimana kita ditempatkan adalah ujung bumi bagi belahan bumi satunya.  Sebab itu dimanapun kita berada kita harus menjadi saksi Kristus.”  Jangan berpikir bahwa kita mau menginjili kita harus jadi misionaris dulu masuk kedaerah terpencil.  Terlalu lama jika kita menunggu waktu itu.  Saat sekarang saja kita bisa menemukan banyak orang yang membutuhkan keselamatan disekitar kita.  Baik itu dikantor kita, di keluarga kita, rumah kita, entah sama keluarga yang belum percaya, atau sama orang-orang yang bekerja di rumah kita.  Mari kita peka terhadap orang-orang disekitar kita.  Tuhan sudah mempersiapkan maksud dan tujuannya atas setiap kita

No comments: