Ketamakan merupakan
sifat dasar dari setiap manusia. Apa
sih itu ketamakan? Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia tamak itu diartikan: selalu
ingin beroleh banyak untuk diri sendiri; loba; serakah. Sementara ketamakan dimengerti sebagai:
keinginan untuk selalu memperoleh (entah itu harta, kekuasaan, materi, dsb)
sebanyak-banyaknya. Sejak awal manusia
diciptakan, setiap kita memiliki kecenderungan untuk tamak, menginginkan materi
sebanyak-banyaknya untuk kepuasan sendiri.
Lihat klip ini (baby berebutan dot: 1.25 mnt). Coba perhatikan klip
ini, kedua anak ini sama-sama diberi compeng masing-masing satu. Tapi mereka tidak merasa puas dengan apa yang
mereka miliki, ada keinginan untuk memperoleh compeng sebanyak-banyaknya,
kemudian mereka baku berebut. Bukankah
hampir semua anak-anak begitu? Selalu
ingin mengumpul lebih-dan lebih untuk kesenangan sendiri. Dari sini kita disadarkan bahwa dalam setiap
pribadi kitapun ada kecenderungan untuk jatuh kedalam dosa ketamakan. Kita tidak bisa memungkirinya. Setiap kita disini, tidak peduli orang kaya
atau tidak, tidak peduli berapapun usia kita, tidak peduli apapun pekerjaanmu,
bahkan termasuk saya sendiri yang notabene adalah seorang hamba Tuhan,... ya
setiap kita sangat memungkinkan untuk jatuh dalam dosa ketamakan. Mengapa?
Sebab sejak awal kita lahir, natur dosa yang satu ini sudah diturunkan
dalam kedagingan kita.
Tetapi harus kita tahu
bahwa Tuhan sangat membenci dosa ketamakan ini.
Dalam Alkitab berkali-kali Tuhan menegur, memarahi, bahkan mengutuk
sikap-sikap anak Tuhan yang begitu tamak.
Itu sebabnya penting bagi kita untuk merenungkan tema ini, sebagai
awasan dan pengingat bagi kita, untuk tidak terjatuh dalam dosa ketamakan. Mari kita belajar dari kisah Akhan dari
perikop yang sudah kita baca. Saya yakin
bahwa kisah ini ditulis dalam kitab ini untuk menjadi peringatan kepada setiap orang
yang membacanya untuk menghindari sikap ketamakan dalam diri.
Saya akan memberikan
sedikit garis besar agar kita lebih memahami perikop ini. Kitab Yosua ini menceritakan tentang
bagaimana umat Israel akhirnya masuk ke dalam tanah pernjanjian yang dijanjikan
Tuhan. Sejak zaman Musa, umat Israel
selalu dijanjikan bahwa mereka akan melewati padang gurun dan akan memasuki
tanah perjanjian yang kaya akan susu dan madu.
Sesampainya di tanah itu, Musa meninggal dan digantikan oleh Yosua. Tuhan memakai Yosua untuk memimpin umat
Israel menguasai tanah perjanjian. Sebab
itu dalam kitab Yosua hampir sebagian besar isinya peperangan Yosua melawan
bangsa-bangsa sekitar yang sudah berdiam disana. Karena Tuhan telah menjanjikan tanah itu
kepada Israel maka Tuhan juga memberikan kemenangan demi kemenangan menghadapi
semua musuhnya.
Namun apa yang terjadi
di pasal 7. Ketika mereka akan
berhadapan dengan suku Ai, yaitu suku yang sebenarnya sangat kecil dan sangat sedikit
jumlah penduduknya, yang dikatakan bahwa hanya dengan 3000 pasukan saja cukup
untuk mengalahkannya, namun Israel lari terbirit-birit kalah terhadap suku yang
kecil itu. Apa penyebabnya? Selidik punya selidik, ternyata penyebabnya satu,
karena umat Israel tidak taat kepada perintah Tuhan. Seorang yang bernama Akhan telah mengambil
barang-barang jarahan yang seharusnya dikhususkan untuk pekerjaan Tuhan. Ketamakan Akhan membuat Tuhan tidak berkenan
terhadap umat Israel sehingga mereka kalah menghadapi suku Ai. Mari kita lihat, bagaimana sih awal mula
ketamakan itu.
Datangnya
Ketamakan
Setelah didapati bahwa
Akhanlah yang bersalah terhadap kekalahan Ai, lantas Yosua bertanya kepada dia:
mengakulah, apa yang telah kau perbuat? Coba
perhatikan jawaban Akhan di ayat 21 “aku melihat di antara barang-barang
jarahan itu jubah yang indah, buatan Sinear, dan dua ratus syikal perak dan
sebatang emas yang lima puluh syikal beratnya; aku mengingininya, maka kuambil;
semuanya itu disembunyikan di dalam kemahku dalam tanah, dan perak itu
di bawah sekali."
Perhatikan setiap kata
kerjanya. Ketamakan itu pertama di mulai
dari melihat.
Ada sesuatu yang menggiurkan dimata kita, entah itu harta, wanita, jabatan,
atau apa saja yang menarik penglihatan kita, dan kita belum memilikinya. Dalam konteks Akhan, ia melihat barang-barang
jarahan yang begitu indah dan mahal. Dan
apa yang kita lihat itu tidak bisa kita hindari. Setiap hari kita akan melihat banyak hal
menarik disekitar kita. Namun tidak masalah
jika kita hanya melihat. Yang dapat
menjadi masalah itu adalah ketika kita mulai menginginkannya. Menginginkan itu sendiri sebenarnya tidak
menjadi masalah. Namun jika keinginan
itu hanya untuk memuaskan nafsu pribadi, dan mengorbankan kepentingan orang
lain, apa lagi bertentangan dengan Firman Tuhan, disitulah akan menjadi bahaya
besar. Setelah Akhan melihat harta yang
menarik itu, ia menginginkannya meskipun ia tahu persis bahwa harta itu sebenarnya dikhususkan untuk Tuhan. Keinginan inilah pemicu jatuhnya dosa
ketamakan. Dan dosa itu benar-benar
terjadi ketika ada tindakan yang mendukung keinginan itu. Setelah mengingini Akhan langsung mengambil semua
barang itu sesuai dengan keinginannya.
Dan dosanya semakin diperparah, karena setelah mengambil ia menyembunyikannya
dalam-dalam. Mengapa ia
menyembunyikan? Karena ia tau persis
bahwa tindakannya itu salah besar. Ia
tau ia salah, tapi ia tetap melakukannya demi kepuasan nafsu pribadi.
Inilah
proses terjadinya dosa ketamakan. Itu juga kan yang dilakukan para koruptor? Mereka melihat ada kekuasaan atau harta yang
menarik perhatiannya. Lantas mereka
menginginkan kekuasaan dan lapar akan kekayaan demi kesenangan mereka sendiri. Lalu mereka menghalalkan segala cara untuk
meraup semua itu. Setelah melakukan kecurangan itu, kemudian segala tindakannya
disembunyikan erat-erat dengan tipuan-tipuan yang sangat licik. Mana ada koruptor yang terang-terangan
melakukan korupsi.
Sebab
itu saudara, mari kita hati-hati dengan apa yang kita lihat dan apa yang kita
inginkan. Ada lagu yang mengatakan dari
mana datangnya cinta? Dari mata turun ke
hati. Namun bukan hanya cinta yang
datang dari mata turun kehati, dosa ketamakan pun demikian. Datang dari mata, dan turun kehati. Jika
kita tidak berhati-hati maka kitapun akan menjadi orang yang tamak, yang
terlalu mementingkan diri sendiri tanpa melihat kepentingan orang lain. Atau mungkin saat ini malah ada di antara
kita yang sudah terjatuh dalam dosa ketamakan itu (entah tamak harta, tamak
kuasa, atau tamak jabatan, dsb), dan saat ini sedang menyembunyikan dosa itu
erat-erat. Jika ada, mari perhatikan poin berikut tentang dampak dari dosa
ketamakan.
No comments:
Post a Comment