Sunday, January 20, 2013

BRIDGING THE GAP (PELAKU FIRMAN) #2





Alasan kedua mengapa penting bagi kita untuk melakukan Firman Tuhan adalah:  Karena jika kita tidak melakukan Firman Tuhan maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa.   Jangan mengharapkan perubahan dalam hidup kita jika kita tidak mau menjadi pelaku-pelaku Firman.
Mengenai ini Yakobus menggambarkan kita seperti orang yang sedang bercermin melihat rupa aslinya.  Namun setelah melihat bagaimana mukanya,  ia segera pergi dan tidak melakukan apa-apa di Cermin.  Tidak ada sesuatu yang diubah dalam dirinya walaupun ia tau ada banyak kekurangan dalam dirinya dalam cermin itu.  Saya tau setiap kita pernah becermin.  Bahkan tiap hari pasti kita becermin.   Apalagi kaum hawa.  Saya yakin tidak ada diantaara kita yang bangun pagi-pagi, melihat cermin, lihat rambut acak-acakan, terus kita biarin saja, lalu pergi kampus tanpa merapikan rambut kita.  Tidak mungkin bukan?  Kita pasti pergi didepan cermin, dan kita akan pergi dari cermin itu sampai ada sesuatu yang kita ubah. Hanya seorang anak kecil saja yang pagi-pagi bangun liat cermin, terus pergi kesekolah tanpa merapikan diri.  Harus dirapikan sama ortunya.  Demikian pula jika kita hanya mendengar dan mengerti Firman, namun jika kita tidak melakukannya kita seperti seperti anak kecil, yang bodoh (kata Yakobus) karena tidak melakukan perubahan apa-apa dalam dirinya.
Jangan harap untuk mendapatkan sesuatu yang baik dalam hidup kita belum melakukan Firman Tuhan.  Tidak ada berkat yang diberikan bagi mereka yang hanya menjadi pendengar Firman.   Di zaman PL juga menggemakan hal ini.  Ketika Musa membawa umat Israel keluar dari perbudakan Mesir.  Dan mereka akhirnya mengelilingi padang gurun selama 40 tahun lamanya, jumlah semakin banyak, dan terbentuklah bagsa Israel.  Disana Tuhan memberikan banyak hukum-hukum-Nya kepada umat Israel untuk dilaksanakan.  Setelah memberikan sekiatbanyak hukum itu, di ulangan pasal 7:12 -14  Musa memberikan janji Tuhan yang berbunyi demikian "Dan akan terjadi, karena kamu mendengarkan peraturan-peraturan itu serta melakukannya dengan setia, maka terhadap engkau TUHAN, Allahmu, akan memegang perjanjian dan kasih setia-Nya yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu. 13  Ia akan mengasihi engkau, memberkati engkau dan membuat engkau banyak; Ia akan memberkati buah kandunganmu dan hasil bumimu, gandum dan anggur serta minyakmu, anak lembu sapimu dan anak kambing dombamu, di tanah yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu untuk memberikannya kepadamu.  14  Engkau akan diberkati lebih dari pada segala bangsa: tidak akan ada laki-laki atau perempuan yang mandul di antaramu, ataupun di antara hewanmu.”  Perhatikan: bagi kalangan umat Tuhan, berkat Tuhan dicurahkan kepada mereka yang mau melakukan Firman Tuhan, bukan hanya mendengar.  
Sebaliknya jika saudara tidak mau melakukan Firman Tuhan, jangan mengharapkan akan berkat Tuhan datang dalam hidup saudara, keluarga anda, dan apa yang anda harapkan.  Jangan mengharapkan ada sesuatu perubahan yang berarti dalam hidup saudara .  Jangan mengharapkan kehidupan yang lebih baik jika kita tidak mau menjadi pelaku Firman Tuhan.  Analoginya sama seperti orang berlatih.  Suatu saat saya pernah bertemu dengan seorang bapak dirumahnya.  Dirumahnya lengkap alat fitnesnya.  Ada treatmill, banpress, alat untuk bentuk otot kaki, alat bantu situp dsb.  Lengkap.   Saya lihat alat fitnes yang lengkap itu, kemudian saya memandangi bapak itu:  gendut, besar, berlemak-lemak, bukan gendut otot.  Terus bapak itu berkata:  “Iyaa ini awalnya saja saya beli semangat.  Dulu pengen bentuk body biar bagus.  Tapi lama-lama malas latihan.  Lebih banyak makannya.”  Lalu kami tertawa bersama karena pernyataan bapak itu.   Demikian juga dengan hidup kita.  Jangan mengharapkan perubahan yang lebih baik dalam hidup kita jika kita tidak pernah melakukan Firman Tuhan.
Itulah sebabnya ada pepatah yang mengatakan Practice make perfect (dengan berlatih membuat sesuatu menjadi semakin sempurna)....tapi saya mau menambahkan istilah ini.  Practice make perfet, no practice there’s no effect.  Jika kita tidak mau melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari, jangan harap ada perubahan dalam hidupmu.  Jangan harap berkat Tuhan akan melimpah atas hidupmu.  Jangan mengharapkan kehidupan yang lebih sempurna. 
Kita mau keluarga kita dipulihkan?  Namun jika kita tidak mau memulai dengan pengampunan, maka sia-sia.  Kita rindu terjalin kasih diantara orang-orang dekat kita, namun jika kita tidak mau memulai untuk mengasihi terlebih dahulu, maka jangan berharap anda akan mendapat kasih itu.  Tidak akan ada yang berubah jika kita tidak mau menjadi pelaku-pelaku Firman.
Jangan kira hanya dengan kegereja tiap minggu, menyanyi, dan duduk diam kita akan beroleh berkat Tuhan.  Tidak!  Berkat Tuhan tidak diberikan kepada mereka yang demikian.  Ingat!  Tuhan pernah berkata:  Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku ‘Tuhan, Tuhan!’ yang akan masuk ke dalam kerajaan Surga, melakinkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Surga.  Ya….Berkat Tuhan diberikan kepada mereka yang rajin kegereja, sungguh-sungguh menyembah Tuhan, menghayati firman Tuhan itu, namun yang paling penting…. Ia mau melakukan kebenaran Firman itu.  Sebab itu saudara, mari menjadi pelaku-pelaku Firman.  Siapa disini yang hidupnya mau diberkati?   Saya yakin semua kita disini mau hidupnya diberkati.  Kita ingin usaha kita diberkati, keluarga kita diberkati, study kita diberkati, relasi kita diberkati,…. Ya… kita ingin diberkati dalam berbagai hal….  Namun jangan pernah lupa untuk melakukan Firman Tuhan yang kita dengarkan.  Karena tanpa melakukan Firman Tuhan jangan harap hidup kita akan diberkati.
Menjadi pendengar dan pelaku Firman itu seumpama dua pulau yang berbeda.  Pulau yang bernama ‘pendengar’ itu tempatnya gersang, tidak ada apa-apa.  Hanya banyak berisi petunjuk-petunjuk dan tulisan-tulisan serta peta bergambar yang berisi tentang sebuah pulau yang kaya harta karun.  Pulau yang penuh dengan harta karun itu bernama pulau ‘Pelaku Firman’…Hanya diantara kedua pulau itu terbentang lautan yang memisahkan.  Untuk mencapai kepulau harta karun yang bernama pulau ‘pelaku Firman’ itu harus dibangun sebuah jembatan untuk menghubungkannya.  Itu penting bagi kita untuk membangun jembatan antara apa yang kita dengar dengan apa yang mesti kita lakukan.
Bagaimana caranya?  Tentu menjadi pelaku Firman Tuhan itu tidak mudah.  Seringkali terjadi peperangan dalam roh dan daging kita.  Satu sisi seringkali kita tahu bahwa kita harus melakukan Firman Tuhan.  Roh kita sudah mendorong kita untuk melakukan Firman itu.  Ada keinginan untuk taat.  Namun disatu sisi kedagingan kita membuat kita merasa malas, buat apa capek-capek, mending melakukan hal yang kusenangi, mending melakukan yang nikmat untuk dagingku.  Dan peperangan antara roh dan daging ini terus ada dalam kehidupan kita anak-anak Tuhan.
Pertama, mari kita belajar untuk mengalahkan keinginan daging kita.  Jangan memanjakan keinginan daging dengan terus ‘memberi makan’ apa yang diinginkan daging.  Sangkal diri, dan lakukan yang Tuhan mau:  Mengasihi sesama lebih dari diri sendiri, mengampuni walau orang itu sudah melukai hati kita, memberi pipi kanan kepada orang yang menampar pipi kirimu, kasihilah musuhmu, jangan menghakimi sesamamu, dan banyak lagi kerinduan Tuhan untuk kita lakukan sesuai dengan Firmannya.  Mari kita berusaha untuk menekan keinginan daging kita, dan lebih menuruti keinginan roh yang ada dalam diri kita.
  Selain itu,  penting bagi kita untuk mencari spiritual partner, baik dalam persekutuan, maupun dalam kelompok-kelompok kecil yang telah dibentuk.  Kehadiran partner spiritual ini sangat penting sebagai pengingat akan apakah kita sudah melakukan Firman atau belum.  Berbahaya sekali jika tidak ada orang yang mengingatkan kita.  Kita bisa khilaf sewaktu-waktu. Dulu sewaktu kuliah saya memiliki beberapa spiritual partner.  Kami semua dekat, dan kami tidak malu untuk mengingatkan teman-teman kami kalau ada sikap kami yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan: mungkin ada kesombongan, kemarahan, kebencian, pikiran kotor dsb yang menguasai diri kami..  Dan itu sangat membangun kami.  Sahabat-sahabat itu menjadi pagar untuk kami supaya bisa berada dalam track yang benar.  Sebab itu mulailah mencari partner-partner demikian.  Bukan hanya mencari partner demikian, namun jadilah partner yang demikian.  Yang berani, dan tidak malu untuk mengingatkan rekan-rekan kita kalau tidak sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan.
Langkah terakhir yang bisa membangun jembatan untuk dapat melakukan Firman Tuhan ialah berdoalah dengan segala kerendahan hati.   Berdoalah kepada Tuhan agar Tuhan memampukan kita untuk dapat melakukan Firman-Nya setiap hari.  Renungkan firman setiap ahri dalam saat teduh, dan berdolah agar Tuhan boleh menolong kita untuk dapat melakukannya.  Memang langkah ini tampak sederhana.  Seakan-akan tidak cukup bagi kita hanya dengan berdoa.  Namun saya sering mengalami justru dengan berdoa saya akan mengingat tekad saya sepanjang hari itu untuk melakukan Firman Tuhan.  Doa membuat diri kita semakin rendah hati, dan semakin peka untuk melakukan apa yang Tuhan mau.  Sebab itu berdoalah kepada Tuhan untuk hal ini.

No comments: