Alasan
kedua mengapa penting bagi kita untuk melakukan Firman Tuhan adalah: Karena jika kita tidak melakukan Firman Tuhan
maka kita tidak akan mendapatkan apa-apa.
Jangan mengharapkan perubahan
dalam hidup kita jika kita tidak mau menjadi pelaku-pelaku Firman.
Mengenai
ini Yakobus menggambarkan kita seperti orang yang sedang bercermin melihat rupa
aslinya. Namun setelah melihat bagaimana
mukanya, ia segera pergi dan tidak
melakukan apa-apa di Cermin. Tidak ada
sesuatu yang diubah dalam dirinya walaupun ia tau ada banyak kekurangan dalam
dirinya dalam cermin itu. Saya tau setiap kita pernah becermin. Bahkan tiap hari pasti kita becermin. Apalagi kaum hawa. Saya yakin tidak ada diantaara kita yang bangun
pagi-pagi, melihat cermin, lihat rambut acak-acakan, terus kita biarin saja,
lalu pergi kampus tanpa merapikan rambut kita.
Tidak mungkin bukan? Kita pasti
pergi didepan cermin, dan kita akan pergi dari cermin itu sampai ada sesuatu
yang kita ubah. Hanya seorang anak kecil saja yang pagi-pagi bangun liat
cermin, terus pergi kesekolah tanpa merapikan diri. Harus dirapikan sama ortunya. Demikian pula jika kita hanya mendengar dan
mengerti Firman, namun jika kita tidak melakukannya kita seperti seperti anak
kecil, yang bodoh (kata Yakobus) karena tidak melakukan perubahan apa-apa dalam
dirinya.
Jangan
harap untuk mendapatkan sesuatu yang baik dalam hidup kita belum melakukan
Firman Tuhan. Tidak ada berkat yang
diberikan bagi mereka yang hanya menjadi pendengar Firman. Di zaman PL juga menggemakan hal ini. Ketika Musa membawa umat Israel keluar dari
perbudakan Mesir. Dan mereka akhirnya
mengelilingi padang gurun selama 40 tahun lamanya, jumlah semakin banyak, dan
terbentuklah bagsa Israel. Disana Tuhan
memberikan banyak hukum-hukum-Nya kepada umat Israel untuk dilaksanakan. Setelah memberikan sekiatbanyak hukum itu, di
ulangan pasal 7:12 -14 Musa memberikan
janji Tuhan yang berbunyi demikian "Dan
akan terjadi, karena kamu mendengarkan peraturan-peraturan itu serta
melakukannya dengan setia, maka terhadap engkau TUHAN, Allahmu, akan memegang
perjanjian dan kasih setia-Nya yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek
moyangmu. 13 Ia akan mengasihi engkau,
memberkati engkau dan membuat engkau banyak; Ia akan memberkati buah kandunganmu
dan hasil bumimu, gandum dan anggur serta minyakmu, anak lembu sapimu dan anak
kambing dombamu, di tanah yang dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada nenek
moyangmu untuk memberikannya kepadamu. 14 Engkau akan diberkati lebih dari pada segala
bangsa: tidak akan ada laki-laki atau perempuan yang mandul di antaramu,
ataupun di antara hewanmu.” Perhatikan: bagi kalangan umat Tuhan,
berkat Tuhan dicurahkan kepada mereka yang mau melakukan Firman Tuhan, bukan
hanya mendengar.
Sebaliknya
jika saudara tidak mau melakukan Firman Tuhan, jangan mengharapkan akan berkat
Tuhan datang dalam hidup saudara, keluarga anda, dan apa yang anda
harapkan. Jangan mengharapkan ada
sesuatu perubahan yang berarti dalam hidup saudara . Jangan mengharapkan kehidupan yang lebih baik
jika kita tidak mau menjadi pelaku Firman Tuhan. Analoginya sama
seperti orang berlatih. Suatu saat saya
pernah bertemu dengan seorang bapak dirumahnya.
Dirumahnya lengkap alat fitnesnya.
Ada treatmill, banpress, alat untuk bentuk otot kaki, alat bantu situp
dsb. Lengkap. Saya lihat alat fitnes yang lengkap itu,
kemudian saya memandangi bapak itu:
gendut, besar, berlemak-lemak, bukan gendut otot. Terus bapak itu berkata: “Iyaa ini awalnya saja saya beli
semangat. Dulu pengen bentuk body biar
bagus. Tapi lama-lama malas
latihan. Lebih banyak makannya.” Lalu kami tertawa bersama karena pernyataan
bapak itu. Demikian juga dengan hidup kita. Jangan mengharapkan perubahan yang lebih baik
dalam hidup kita jika kita tidak pernah melakukan Firman Tuhan.
Itulah
sebabnya ada pepatah yang mengatakan Practice
make perfect (dengan berlatih membuat sesuatu menjadi semakin sempurna)....tapi
saya mau menambahkan istilah ini. Practice make perfet, no practice there’s no
effect. Jika kita tidak mau
melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan kita sehari-hari, jangan harap ada
perubahan dalam hidupmu. Jangan harap
berkat Tuhan akan melimpah atas hidupmu.
Jangan mengharapkan kehidupan yang lebih sempurna.
Kita
mau keluarga kita dipulihkan? Namun jika
kita tidak mau memulai dengan pengampunan, maka sia-sia. Kita rindu terjalin kasih diantara
orang-orang dekat kita, namun jika kita tidak mau memulai untuk mengasihi
terlebih dahulu, maka jangan berharap anda akan mendapat kasih itu. Tidak akan ada yang berubah jika kita tidak
mau menjadi pelaku-pelaku Firman.
Jangan kira hanya dengan kegereja tiap minggu, menyanyi, dan
duduk diam kita akan beroleh berkat Tuhan.
Tidak! Berkat Tuhan tidak
diberikan kepada mereka yang demikian.
Ingat! Tuhan pernah berkata: Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku
‘Tuhan, Tuhan!’ yang akan masuk ke dalam kerajaan Surga, melakinkan dia yang
melakukan kehendak Bapa-Ku yang di Surga.
Ya….Berkat Tuhan diberikan kepada mereka yang rajin kegereja, sungguh-sungguh
menyembah Tuhan, menghayati firman Tuhan itu, namun yang paling penting…. Ia
mau melakukan kebenaran Firman itu.
Sebab itu saudara, mari menjadi pelaku-pelaku Firman. Siapa disini yang hidupnya mau
diberkati? Saya yakin semua kita disini
mau hidupnya diberkati. Kita ingin usaha
kita diberkati, keluarga kita diberkati, study kita diberkati, relasi kita
diberkati,…. Ya… kita ingin diberkati dalam berbagai hal…. Namun jangan pernah lupa untuk melakukan
Firman Tuhan yang kita dengarkan. Karena
tanpa melakukan Firman Tuhan jangan harap hidup kita akan diberkati.
Menjadi pendengar dan pelaku Firman itu seumpama dua pulau yang
berbeda. Pulau yang bernama ‘pendengar’
itu tempatnya gersang, tidak ada apa-apa.
Hanya banyak berisi petunjuk-petunjuk dan tulisan-tulisan serta peta
bergambar yang berisi tentang sebuah pulau yang kaya harta karun. Pulau yang penuh dengan harta karun itu
bernama pulau ‘Pelaku Firman’…Hanya diantara kedua pulau itu terbentang lautan
yang memisahkan. Untuk mencapai kepulau
harta karun yang bernama pulau ‘pelaku Firman’ itu harus dibangun sebuah
jembatan untuk menghubungkannya. Itu
penting bagi kita untuk membangun jembatan antara apa yang kita dengar dengan
apa yang mesti kita lakukan.
Bagaimana
caranya? Tentu menjadi pelaku Firman
Tuhan itu tidak mudah. Seringkali
terjadi peperangan dalam roh dan daging kita.
Satu sisi seringkali kita tahu bahwa kita harus melakukan Firman
Tuhan. Roh kita sudah mendorong kita
untuk melakukan Firman itu. Ada
keinginan untuk taat. Namun disatu sisi
kedagingan kita membuat kita merasa malas, buat apa capek-capek, mending
melakukan hal yang kusenangi, mending melakukan yang nikmat untuk dagingku. Dan peperangan antara roh dan daging ini
terus ada dalam kehidupan kita anak-anak Tuhan.
Pertama,
mari kita belajar untuk mengalahkan keinginan daging kita. Jangan memanjakan keinginan daging dengan
terus ‘memberi makan’ apa yang diinginkan daging. Sangkal diri, dan lakukan yang Tuhan
mau: Mengasihi sesama lebih dari diri
sendiri, mengampuni walau orang itu sudah melukai hati kita, memberi pipi kanan
kepada orang yang menampar pipi kirimu, kasihilah musuhmu, jangan menghakimi
sesamamu, dan banyak lagi kerinduan Tuhan untuk kita lakukan sesuai dengan
Firmannya. Mari kita berusaha untuk
menekan keinginan daging kita, dan lebih menuruti keinginan roh yang ada dalam
diri kita.
Selain itu, penting bagi kita untuk mencari spiritual
partner, baik dalam persekutuan, maupun dalam kelompok-kelompok kecil yang
telah dibentuk. Kehadiran partner
spiritual ini sangat penting sebagai pengingat akan apakah kita sudah melakukan
Firman atau belum. Berbahaya sekali jika
tidak ada orang yang mengingatkan kita.
Kita bisa khilaf sewaktu-waktu. Dulu sewaktu kuliah saya memiliki beberapa
spiritual partner. Kami semua dekat, dan
kami tidak malu untuk mengingatkan teman-teman kami kalau ada sikap kami yang
tidak sesuai dengan Firman Tuhan: mungkin ada kesombongan, kemarahan,
kebencian, pikiran kotor dsb yang menguasai diri kami.. Dan itu sangat membangun kami. Sahabat-sahabat itu menjadi pagar untuk kami
supaya bisa berada dalam track yang benar.
Sebab itu mulailah mencari partner-partner demikian. Bukan hanya mencari partner demikian, namun
jadilah partner yang demikian. Yang berani,
dan tidak malu untuk mengingatkan rekan-rekan kita kalau tidak sesuai dengan
kebenaran Firman Tuhan.
Langkah
terakhir yang bisa membangun jembatan untuk dapat melakukan Firman Tuhan ialah
berdoalah dengan segala kerendahan hati.
Berdoalah kepada Tuhan agar Tuhan memampukan kita untuk dapat melakukan
Firman-Nya setiap hari. Renungkan firman
setiap ahri dalam saat teduh, dan berdolah agar Tuhan boleh menolong kita untuk
dapat melakukannya. Memang langkah ini
tampak sederhana. Seakan-akan tidak
cukup bagi kita hanya dengan berdoa.
Namun saya sering mengalami justru dengan berdoa saya akan mengingat
tekad saya sepanjang hari itu untuk melakukan Firman Tuhan. Doa membuat diri kita semakin rendah hati,
dan semakin peka untuk melakukan apa yang Tuhan mau. Sebab itu berdoalah kepada Tuhan untuk hal
ini.
No comments:
Post a Comment