Barusan saya terkejut dengan sebuah berita yang bertajuk
demikian: Kejutan Ultah berujung
maut. Kisahnya begini, suatu ketika ada
seorang siswi kelas 3 SMP sedang berulang tahun. Teman-temannya yang
mau memberikan surprise merencanakan rencana usil. Yang ultah diajak salah satu teman kekantin,
sementara yang lain memasukan handphone dan uang sebesar 300rb kedalam tasnya
di kelas. Setelah kembali kekelas salah
seorang temannya melapor ke guru kalau dia kehilangan handphone dan
uangnya. Gurunya yang sudah mengetahui
rencana itu langsung menyuruh beberapa pengurus kelas untuk menggeledah tas
masing-masing. Kemudian didapatilah di
salah satu tas siswi yang berulang tahun tadi.
Langsung satu kelas menyoraki dia: “Maling, maling, maling…” Karena shock dan terkejut, siswi ini kemudian
pingsan tak sadarkan diri. Gurunya
langsung membawa dia keklinik terdekat untuk dirawat. Akhirnya beberapa jam kemudian siswi ini
sadarkan diri. Tapi apa yang terjadi. Karena terlalu shock anak ini seperti
kehilangan gairah hidup. Tatapan matanya
menjadi kosong, Ia jadi tidak bisa
belajar. Dan di rumah selalu
menangis. Ia jadi sering melamun. Hanya dua hari setelah ia sadarkan diri, hari
ketiga, karena tidak lagi kuat menanggung tekanan batin itu (walaupun ia sudah
tau kalau teman-temannya hanya ingin mengerjai dia) akhirnya anak ini kembali
tidak sadarkan diri. Segera dibawa
kerumah sakit terdekat, namun apa daya, ia harus mengakhiri hidupnya di usia 15
tahun.
Sungguh
kisah yang tragis. Ketika seseorang
merasa dihakimi akan terus ada tekanan batin dalam dirinya. Walaupun mungkin seorang yang menghakimi itu
sudah menarik kata-katanya, acapkali luka itu masi membekas dihati orang yang
dihakimi tersebut… Saya kira memang tidak
ada orang yang suka dihakimi. Kita tidak
suka dituduh, dikata-katai yang tidak benar, apa lagi kata-kata itu sudah
menjurus menjadi sebuah fitnahan. Namun
seringkali kitapun suka menghakimi sesama kita bukan? Bahkan tanpa kita sadari, perkataan kita
sudah menyayat dan melukai sesama kita.
Bahkan taukah bahwa penghakiman kita dapat membunuh orang lain?
Tentu
Tuhan tidak suka sikap menghakimi. Itu
sebabnya Yesus pernah dengan tegas memberikan perintah dalam Matius 7:1 “Jangan
kamu menghakimi supaya kamu tidak dihakimi.”
Selanjutnya Ia berkata di ayat 2 dan 3 “Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan
dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan
kepadamu. Mengapakah engkau melihat
selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau
ketahui?” Dari sini Yesus ingin memberitahukan kepada
kita bahwa jika kita menghakimi maka kita juga akan dihakimi. Itu sebabnya di kitab Lukas 6:37 Yesus mengatakan “Janganlah
kamu menghakimi, maka kamupun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu
menghukum, maka kamupun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni.” Penghakiman adalah milik Allah. Betapa angkuhnya dan betapa jahatnya kita
dihadapan Tuhan jika kita suka menghakimi sesama kita.
Itu
sebabnya pagi ini saya ingin memberi tau beberapa tips kecil saja untuk kita
renungkan tentang bagaimana caranya supaya kita tidak jatuh dalam dosa
penghakiman ini. Saya tidak akan banyak
lagi mengupas kisah Ayub ayat per ayat yang begitu sering kita dengarkan. Tapi mari kita belajar apa yang menjadi
kesalahan teman-teman Ayub, secara khususu Elifas, sehingga mereka terjatuh
dalam dosa penghakiman. Hal-hal praktis
apa saja itu:
1. Hati-hati ketika kita ingin memberi masukan
walaupun bagi kita itu niat kita baik
Banyak orang mengira ketika memberi
masukan atau nasehat hanya dengan alasan niat atau maksud baik itu sudah
cukup. Saya kira hal itu tidaklah
cukup. Maksud baik harus diiringi dengan
penyampaian yang baik dan pikiran analisa yang baik sehingga orang yang
menerima masukan itu dapat memahami dan menerima masukan itu tanpa merasa
dihakimi.
Dari kisah ini kita dapat
melihatnya. Ini merupakan percakapan
Elifas yang ketiga yang diberikan kepada Ayub.
Elifas merupakan orang pertama dari ketiga teman Ayub yang berbicara
mengomentari masalah Ayub. Niat awalnya
memang baik. Ia ingin memberitahu
caranya kepada Ayub supaya ia bisa keluar dari permasalahan itu. Namun mungkin cara penyampaiannya kurang
tepat. Sehingga niat baik itu bukan lagi
disebut niat baik, tetapi di mata Tuhan niat baik itu sudah menjadi bentuk
sikap menghakimi sesama.
2. Mari perhatikan latar belakang
masalah dan analisalah dengan tepat.
Saya kira tidak cukup hanya dengan
penyampaian yang baik, tetapi sebelum kita memberikan penyampaian kita tentang
sesama kita, mari kita melihat latar belakang seseorang dengan baik. Kalau kita melihat percakapan Elifas di pasal
4 dan 5 sebenarnya ada beberapa kalimat yang baik. Dia mengawali nasehatnya dengan pujian, dan
dengan kata-kata yang bagus. Tetapi
mengapa semua itu masih terasa sangat menghakimi di hati Ayub? Saya kira jelas karena Elifas memberikan
pernyataan-pernyataan yang keliru, yang tidak sesuai dengan kondisi yang
sebenarnya. Elifas salah dalam
memperhatikan latar belakang Ayub. Tanpa
mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, Elifas langsung mengatakan bahwa Ayub
harus bertobat, sebab penderitaan ini semua dikarenakan oleh dosa-dosa Ayub
yang membuat Ayub ditegur oleh Tuhan.
Perhatikan…Walaupun penyampaian sudah baik, namun jika tidak disertai
alasan yang tepat, hal itu bisa menjadi penghakiman bagi orang lain. Seandainya kita
baru-baru mengalami kecelakaan motor. Di
lampu merah kita diam-diam, tiba-tiba ada supir mabuk yang menabrak kita
sehingga kita terjatuh dan terluka.
Sesampainya dirumah, orang yang dekat dengan kita bilang begini (dengan
nada yang lembut): Makanya, kalau naik
motor hati-hati. Ga usah ngebut. Harus perhatikan jalan baik-baik.” Walaupun disampaikan dengan baik tapi
perkataan ini tentu tidak enak didengar.
Karena kita tau kejadiannya tidak seperti itu. Bkan karena kita yang tidak hati-hati, namun
karena ada supir mabuk yang sembarangann. Itu sebabnya sebelum kita memberi nasihat, penting
bagi kita untuk menganalisa masalah dengan baik. Tidak langsung ngomong begitu saja.
3. Senantiasa mengontrol emosi dan
menahan perkataan.
Menghakimi
kadang bisa bermula dari masukan-masukan kecil, kemudian karena ada pembelaan,
masukan itu makin tajam, dan kemudian kalau kita tidak hati-hati menjaga emosi
kita, kita akan jatuh ke dalam penghakiman
Itu
yang terjadi dengan Elifas. Dalam
teguran pertama ia memuji Ayub dimana Ayub telah mengajar banyak orang, tangan
yang lemah telah Ayub kuatkan. Orang
yang jatuh telah dibangunkan. Pada
awalnya Elifas hanya mengatakan: sesungguhnya, berbahgialah manusia yang
ditegur Allah; sebab itu janganlah engkau menolak didikan…. Di pasal 15 Elifas mulai menyalah-nyalahkan
Ayub. Ia mengatakan bahwa Ayub licik,
dan mulutmu yang mempersalahkan. Ia
mulai mengkritiki Ayub dan menganggap Ayub orang yang sombong. Ayub dianggap sombong karena dianggap menentang
Allah dengan keluhan-2annya. Selain itu
di pasal 15 ini juga Ayub mulai disebut dan dikatakan sebagai orang Fasik. Dan kritikan itu terus berkembang. Pasal 22 ini merupakan percakapan ketiga
Elifas kepada Ayub. Dan perkataan yang
ketiga disini adalah perkataan yang paling kasar. Di ayat 5 Elifas mengatakan: bahwa kejahatan
Ayub besar, kesalahanmu tidak berkesudahan.
Dia mengatakan dengan sewenang-wenang kamu menerima gadai dari
saudara-saudaramu, dan merampas pakaian orang-orang yang melarat (ay.6). Perkataan ini sudah bertentangan dengan
pujian awalnya bahwa Ayub telah menguatkan banyak orang lemah. Penghakimannya semakin tajam dan semakin
mengerikan. Mengapa itu bisa
terjadi? Saya kira hal ini bisa terjadi
karena setelah terjadi perdebatan sekian lama dengan Ayub akhirnya Elifa
menjadi emosi. Mereka menganggap Ayub
tidak menghargai masukan mereka, mereka emosi, sehingga mereka melontarkan
perkataan-perkataan yang lebih tajam dan lebih menghakimi,
Itu
sebabnya penting bagi kita sebelum mengeluarkan perkataan-perkataan, mari kita
belajar untuk menguasai emosi kita.
Jangan sampai karena terpancing emosi lantas kita mengeluarkan
ucapan-ucapan yang menyakitkan sesama kita dan menghakimi. Tahukah saudara bahwa banyak orang yang
terluka hanya oleh perkataan-perkataan tajam yang keluar dari hati yang
terlanjur emosi, walaupun maksud hati tidak demikian? Dan tahukah saudara ada banyak orang yang
menyesali apa yang pernah dikatakannya karena terlalu emosi? Mereka menyesal karena perkataan itu telah
menancap tajam di hati orang lain yang mereka kasihi. Seorang ayah pernah menyesal seumur hidup
karena pernah suatu kali dia emosi kepada anaknya yang masih kecil, papanya
melontarkan kata demikian “bodoh kamu, memang kamu tidak berguna, bisanya Cuma
bikin malu papa.” Hal itu membuat hati
anaknya kepahitan. Ia merasa sudah
sebaik mungkin berbuat yang papanya mau.
Tapi ia tidak terima dikatakan demikian sama papanya sendiri. Akhirnya anak itu tumbuh besar menjadi orang
yang kepahitan. Ia selalu berusaha
menentang papanya, dan sengaja hidup rusak agar papanya bener-bener malu.
Sebab
itu hati-hati dengan emosi kita. Jangan
sampai kalau emosi kita mengeluarkan perkataan-perkataan yang tidak seharusnya
kita ucapkan. Selain itu akan menjadi
penghakiman yang sangat jahat, hal itu juga akan melukai sesama kita. Dan semua sikap itu tidak berkenan dihadapan
Tuhan. Mari kita coba untuk melakukan tiga langkah praktis ini. Kiranya kita semakin terhindar dari dosa
menghakimi sesama. GBus
2 comments:
usually are . And also as participant Most valuable player - and [url=http://www.christianlouboutinshoessaleus.com]christian louboutin outlet[/url]
this modifications in a costs several of an a top-notch having and also purchasing that specialize in on the to get louboutin high heels [url=http://www.christianlouboutinshoessaleus.com/christian-louboutin-women-christian-louboutin-pumps-discount-1_3.html]christian louboutin red suede pumps[/url]
They believed it could be an easy method to make great income . It really is an approach to make money, but with something really worth a thing, it really is not often effortless.
Related information:[url=http://www.christianlouboutinshoessaleus.com/christian-louboutin-women-christian-louboutin-pumps-discount-1_3.html]christian louboutin navy pumps[/url]
EysPycKhzGsb [url=http://adidas51.webnode.jp/]ナイキ air[/url]UpbPibGsfOeh [url=http://nikeonline.blog.fc2blog.net/]nike id[/url]WrjHfiGomVjs [url=http://nikeair350.blog.fc2.com/]ナイキシューズ[/url]UkhJglRdaBso [url=http://nikeshose.blog.fc2.com/]スニーカーナイキ[/urlUydRzpHmmNdz [url=http://nikeonlie11.blog.fc2blog.net/]ナイキランニング[/url]DxqWcpKsvPlc [url=http://ナイキシューズ.seesaa.net/]nike free[/url]XpfOgbVkeOrl [url=http://シューズナイキ.seesaa.net/]nike free[/url]ZpcXlkHebVju [url=http://nikeair11.seesaa.net/]ナイキスニーカー[/url]TdoShqMbcKgn [url=http://niker.seesaa.net/]スニーカー nike[/url] AptFzzJctRou [url=http://nikeshose11.blog.fc2.com/]nike free[/url]UljYakXphWut
Post a Comment